Jiwa Past
Tw // bullying, abuse, toxic family, death, blood
BRAKKKKKK
"Apa lo bilang?! Nggak mau?!" Toni mendorong Jiwa hingga terjatuh.
"Sadar. Posisi lo apa! Sadar, jing!" kata Toni marah.
"Lo kayaknya makin mirip bokap lo yang napi itu. Makin gila" kata Toni sambil menendang Jiwa yang sudah tersungkur di lantai kantin.
"Gue cuma minta dikit! Pelit banget, bajingan" kata Toni marah
"Di belakang gue makin gila kayak bapaknya, di depan gue begitu gue abisin malah kayak Ibunya yang gak bisa apa-apa. Bedanya elo gak mati, ibu lo mati" kata Toni marah. Jiwa yang mendengar itu marah, tentu saja marah.
"BANGSAT! JANGAN BAWA-BAWA IBU GUA!" Jiwa langsung berdiri dan balas menghantam Toni.
"SI CULUN NGAMUK GESSS" kata Toni yang dibalas tawa teman-temannya.
"GUE BILANG JANGAN BAWA-BAWA IBU GUE!! MAJU LO SINI, ANJING" kata Jiwa sambil berteriak marah layaknya orang kesetanan. Dia memukul Toni tanpa ampun.
"WOI TOLONGIN GUE! TOLONGIN!" Toni berteriak kencang sementara teman-temannya malah mundur ketakutan meninggalkan Toni yang dihabisi Jiwa saking kesalnya.
☆彡
"Lega gak?" tanya Jevon sambil tersenyum lebar sementara Jiwa yang babak belur mengangguk antusias.
"Lega banget, gak pernah kayak gini rasanya" kata Jiwa senang.
"Harusnya dari dulu lo kayak gitu" kata Chendra sambil menekan tuts piano satu per satu memainkan irama yang lembut dan bertempo pelan.
"Bener, tuh. Kenapa sih lo takut" kata Jem sambil ikut menekan satu per satu tuts piano bersama Chendra.
"Jem anjing lo main lagu apaan"
"Lo main lagu apaan?"
"Lagu burung kakak tua" kata Chendra.
"Gue main topi saya bundar?" kata Jem.
"Hah? APAAN SIH LO BERDUA DIEM DULU DAH" kata Rendi.
"Iya ya? Apa yang bikin gue gak kayak gitu dari dulu ya? Kenapa gue diem aja waktu gue digebukin Toni? Toni bahkan gak ada sangkut pautnya sama keluarga gue atau hidup gue, napa gue iya iya aja ya?" tanya Jiwa kebingungan.
"Karena lo cupu" kata Haidar blak blakan.
"Eh bego" Rendi menoyor kepala Haidar pelan.
"Bener, kan? Lo cupu, Jiw. Sekarang udah kagak semenjak kenal kita, ya gak?" tanya Haidar sambil tersenyum menepuk-nepuk dadanya bangga.
"Nggak, Dar. Lo sama Chendra aja kemaren lari waktu Jiwa digebuk Toni..." kata Jem.
"Itu pandai bukan—"
"Bacot, setan" kata Rendi kesal.
"Eh..." Jiwa tiba-tiba mengalihkan fokus remaja laki-laki yang tengah sibuk adu bacot di ruang musik siang itu.
"Oit?"
"Mau gue ceritain soal keluarga gue gak?" tanya Jiwa tiba-tiba.
"Kalo lo gak siap gak papa, ya kita gak mak—"
"Nggak, ini gue emang beneran rasanya perlu cerita aja. Gue nanggung ini sendirian agak berat rasanya" kata Jiwa sambil menggerak-gerakan ujung sepatunya.
"Whenever you ready aja lah, Jiw. Kita siap dengerin" kata Rendi sambil menepuk bahu Jiwa.
☆彡
KAMU SEDANG MEMBACA
homeboy [nct dream]
Fanfiction"kalau gue bangun nanti, kalian harus janji jangan kemana-mana, ya?" "ngomong apa sih lo, cringe banget gila HAHAHAHAHAHAHAHA" ☆彡 kisah ini menceritakan tentang Jiwa, remaja SMA kelas 12 dan teman-temannya yang rusuh abis. ☆彡 warning : harsh words...