"Gila" Chendra melempar ponselnya asal."Napa lo?" tanya Jiwa yang baru saja datang ke taman belakang sekolah.
"NIH, DENGER GUE MAU CURHAT!" Chendra memperbaiki posisi duduknya. Sontak semuanya ikut mendengarkan dengan saksama.
"Pertama, gue mau membuka cerita ini dengan menjelaskan seberapa oke gue ini. Gue cakep? Iya, jelas. Gue keren? Jelas, liat style gue. Gue pinter? Iya lah, nilai rapot gue kayak golongan darah" kata Chendra.
"Nilai rapot lo O? Bukannya sistem penilaian cuma ampe D?" Haidar memotong.
"A, bodoh" Rendi menyenggol Haidar.
"Nah. Lanjut ya. Gue juga baik hati, ramah, tidak sombong, tidak pelit—"
"Bagian ini bisa diskip aja gak?" tanya Jiwa.
"Diem lu" Chendra berseru galak.
"Ya udah terus apa poinnya wahai Chendra" Jem sudah gregetan kalau boleh jujur.
"Ringkasnya sih, harga diri gue terinjak-injak" kata Chendra.
"Gimana?" Rendi memperbaiki duduknya.
"Jadi kemaren, eh apa minggu lalu? Lupa lah, intinya belom lama ini, Mami ngajak dinner. Tapi ternyata, itu dinner bareng rekan bisnis keluarga gue yang udah sejak lama. Terus tau tau gue dijodohin, anjeng" Chendra mendengus kesal.
"Lah, nape? Masalah? Lo kan gak punya pacar, gak usah panik lah" kata Jevon.
"Permasalahannya bukan disitu. Gue mah mau dijodohin sama siapa aja gak nolak, emang udah gak kaget lagi kalo gue dijodohin karena udah tau sejak kecil bakal kayak gini" Chendra berujar pelan. Seketika suasana hening.
"Yang sabar ya, sayang. Kamu bisa" Haidar memeluk Chendra tiba-tiba yang otomatis membuat Chendra refleks menjauh dan mendorong Haidar.
"JANGAN PELUK-PELUK!" Chendra menggeleng.
"Nah, terus permasalahannya apa dong?" tanya Jem bingung.
"Sebelumnya gue mau ngasih tau soal cewek ini..." kata Chendra sambil berdeham.
"Oke, dia gimana?" tanya Jiwa penasaran.
"Lo inget cewek yang pernah gue kasih tau ke geng Bianca? Yang gue bilang selingkuhan Haris? Padahal bukan karena wajahnya mirip doang?" tanya Chendra. Jiwa mengangguk paham.
"Itu dia" kata Chendra.
"HAAHHH??" Jiwa kaget.
"Iyaa. Jadi pas baru gue dateng, awalnya gue ga begitu inget ini cewek. Tapi pas diliat-liat lagi, rupanya itu cewek yang pernah nemenin Haris latihan. Nah, gue mikirnya dia sepupunya Haris, kan. Nah, ya udah gitu. Tapi ini bukan permasalahan utamanya" kata Chendra.
"Lama anjing banyak intro" kata Rendi yang sudah mulai kesal.
"Permasalahan utamanya adalah..."
KRINGGGG
"Noh, liat? Hasil ulur-ulur cerita lo itu, tuh. Kelamaan intro gak berbobot" kata Rendi kesal.
"Ye maap. Ya udah ntar gue lanjut kalo inget. Mimi ada di siapa?" tanya Chendra sambil berdiri dan merapikan bagian belakang celana seragam SMAnya.
"Di gue" kata Jevon.
"Oke, ntar pas balik ke rumah lo dulu gitu? Gue mau ajak Mimi beli baju" kata Chendra.
"Baju yang kemaren gue beliin? Kok gak dipake? Padahal bagus motif ikan" kata Haidar.
"Motifnya bagus, sih" kata Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
homeboy [nct dream]
Fanfikce"kalau gue bangun nanti, kalian harus janji jangan kemana-mana, ya?" "ngomong apa sih lo, cringe banget gila HAHAHAHAHAHAHAHA" ☆彡 kisah ini menceritakan tentang Jiwa, remaja SMA kelas 12 dan teman-temannya yang rusuh abis. ☆彡 warning : harsh words...