••[03]••
Setelah meninggalkan rumah kaca, perlahan Jungkook melangkahkan kakinya dan membuka sebelah telapak tangannya untuk merasakan benda apa yang ada di dekatnya. Pasalnya, saat meninggalkan rumah utamanya dia melupakan tingkatnya dan dia pun tak mengijinkan Taehyung menyentuhnya.
Taehyung berjalan di samping Jungkook, entah berapa kali tangannya ingin sekali membantu Jungkook namun lagi dan lagi, pria manis itu dengan tegas menolaknya.
"Cukup katakan saja apa rintangan di depanku, tuan. Aku memang buta, tapi tidak tuli! Aku cukup bisa mendengar jika kau mengatakan ada halangan di depanku!" ucap Jungkook datar saat menepis pelan tangan Taehyung.
"Arah jam 12 sudah ada mobil disana, dan pintunya berada di sebelah kirimu," balas Taehyung saat sudah berada di area tempat sederetan mobil terparkir.
Mendengar ucapan Taehyung, dia pun hanya berdehem. Kembali menggerakkan tumitnya sesuai ucapan Taehyung. Hingga setelah beberapa saat tangannya sudah menyentuh gagang pintu mobil. Tanpa berbicara, pria manis itu pun membuka pintu lalu Taehyung tampak meletakkan tangannya di udara di atas kepala Jungkook agar tuannya itu tidak terbentur saat masuk dan duduk di kursi depan.
"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali," ucap Taehyung saat mengencangkan seatbelt pada Jungkook dan menutup pintunya.
Dia berlari menuju rumah utama, menuju kamar Jungkook. Setelah sampai di kamar, dia pun segera meraih sebuah benda yang ada di atas nakas kamar itu. Keluar dari kamar Jungkook, dia tampak bertanya pada seorang maid hingga setelahnya dia menuju ke sebuah rak yang berada di sudut pantri rumah itu, membuka kotak P3K dan mengambil sebuah plester. Lalu kembali berlari menuju mobil dimana Jungkoook telah menunggu di sana.
Klek
Terdengar sebelah pintu mobil dibuka dan Jungkook merasakan seseorang duduk di sampingnya hingga tak berapa lama dia kembali mendengar suara pintu ditutup dan helaan napas seseorang.
Blug
"Apa maksudmu membuatku menunggu seperti ini, tuan?" Jungkook menoleh ke arah datangnya suara dimana helaan napas yang tampak terengah, bunyi seatbelt dan juga suara gesekan dari tubuh seseorang dengan fabric kursi yang dia duduki.
"Ini! Maaf, membuatmu menunggu," ucap Taehyung saat meraih tangan Jungkook dan meletakkan sebuah tongkat yang biasa Jungkook bawa.
"Ah, benar. Aku melupakannya," ucapnya saat mengalihkan pandangannya ke depan dan dia pun memegang erat benda yang berada di tangannya itu.
"Baiklah, kita berangkat!"
Setelahnya, Taehyung melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Jeon. Taehyung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia pun sengaja membuka bagian atas mobil yang Taehyung kendarai. Sepertinya sungguh tepat, mengajak pria manis itu keluar rumahnya barang sejenak menikmati hembusan angin saat itu.
Jungkook pun tampak memejamkan kedua matanya, menikmati sapuan angin yang menyapa wajahnya. Hingga dia bisa merasakan wangi bunga menyapa penciumannya.
"Pasti jalan disini sangat indah. Bunganya sedang mekar, 'kan?" ucapnya.
"Uhm, tepat di sebelah kananmu, ada dua pohon yang kini tengah dipenuhi dengan kelopak bunganya, bahkan daunnya pun kini tidak terlihat," jelas Taehyung. "Dan sekarang di sepanjang jalan ini penuh dengan bunga," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WORLD
أدب الهواة[END] "Apa yang bisa diharapkan dari seorang pewaris namun tidak bisa melihat sepertiku?" ••• Seseorang datang seolah memberi setitik cahaya. Hari yang semula hanya ada satu warna dengan sekejap menjadi lebih berwarna. Aku memang tak sempurna...Nam...