🍁 ᴘᴇʀғᴇᴄᴛ ᴡᴏʀʟᴅ #09 🍁

5.3K 585 34
                                    

••[09]••

"Terima kasih, hyung. Aku bahagia malam ini." Jungkook tersenyum mengusap lembut pipi Taehyung.

"Aku pun sama." Taehyung kembali mencium dahi Jungkook lama, dan membuat sosok manis itu memejamkan kedua matanya.

Sepasang mata sepertinya melihat kejadian itu, dia pun tampak meremat kuat tangannya.

"Kau pikir akan semudah itu? Jangan bermimpi!" Dia melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Jungkook. Sementara itu di dalam kamar Jungkook, masih terdengar keduanya tampak berbincang dan bercanda ringan.

Sepertinya mereka bahagia malam ini, malam dimana mereka memulai berpacaran. Dan bisa Taehyung lihat raut bahagia di wajah pemuda manis itu, sikapnya pun jadi sedikit manja. Buktinya sekarang dia meminta Taehyung agar terus bersamanya hingga dia tertidur, dan Taehyung hanya boleh meninggalkannya setelah dia terlelap.

"Kau akan kesiangan kalau tidak cepat tidur, sayang. Bukankah besok harus ke rumah sakit?" ucap Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook. Dia masih duduk di tepian ranjang sosok manis itu.

"Uhm, aku ingin tidur, tapi matanya tidak mau juga terpejam. Sepertinya aku terlalu bahagia malam ini, hyung. Aku jadi takut kalau ini hanya mimpi, makanya aku tidak bisa tidur," cicit Jungkook menyentuh tangan Taehyung yang berada di pipinya.

Taehyung tersenyum melihat Jungkook, ah, bahkan semua tingkah laku dan kepolosannya membuat Taehyung makin jatuh cinta. Taehyung mendekatkan wajahnya ke arah dahi Jungkook lalu mendaratkan kecupannya lama. Setelah itu dia kembali menarik wajahnya sedikit mengambil jarak dari wajah manis yang kini tengah bersemu.

"Aku tidak mau mencubitmu agar kau tahu kalau ini bukan mimpi, sayang. Ini nyata. Jadi, sekarang tidurlah, hm? Aku tidak ingin melihatmu sakit lagi. Kau masih harus banyak istirahat. Besok, pagi-pagi sekali aku akan datang lagi. Dan...uhm, apa mereka masih memintamu untuk meminum obat seperti waktu itu?" tanya Taehyung dan langsung diangguki ribut oleh Jungkook.

"Aku tidak ingin meminumnya lagi, hyung," gumam Jungkook.

"Baiklah, aku tahu. Kau tidak akan lagi meminumnya. Sekarang tidurlah, aku akan pergi setelah kau tertidur," ucap Taehyung lembut.

Taehyung mengusap pucuk kepala Jungkook lembut. Dia bahkan tidak berhenti mengusap pucuk kepala Jungkook, hingga lima menit kemudian yang terdengar hanyalah dengkuran halus dari bibir sosok manis itu. Taehyung tersenyum, menarik pelan sebelah tangannya yang berada dalam genggaman Jungkook.

Menaikkan selimut berwarna abu muda itu sebatas dada sang kekasih lalu kembali mencium singkat dahi Jungkook sebagai ucapan selamat tidur sebelum akhirnya dia mematikan penerangan kamar Jungkook dan menggantinya dengan cahaya redup yang akan menemani tidur Jungkook malam itu. Setelahnya Taehyung meninggalkan kamar Jungkook dengan senyum yang tersungging di wajahnya.

Melangkahkan kakinya meninggalkan rumah utama, dia hendak menuju ruang kontrol namun langkahnya sedikit terhenti saat mendengar suara seseorang sedang berbicara dari telepon. Dia berhenti, menyandarkan punggungnya pada salah satu sisi dinding agar dia bisa mendengar percakapan orang itu. Sebenarnya dia bukan tipikal orang yang suka menguping pembicaraan orang lain, namun itu semua dia lakukan saat orang itu menyebut nama 'Jungkook' hingga dua kali dalam teleponnya.

"Aku tahu, besok jadwalnya ke rumah sakit. Seperti biasa dia akan pergi sekitar pukul 10."

"...."

PERFECT WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang