••[16]••
"Jika kami mengoperasi matanya, apakah kalian akan menyetujuinya? Dan ini juga pesan dari dokter Song. Untuk segera mengoperasinya. Di mana ayah...."
"Lakukan saja, Dokter!" sahut Taehyung.
"Tae!" ucap Namjoon dan Jimin bersamaan.
"Lakukan yang terbaik untuknya, aku mohon dokter!"
"Baiklah, kalau begitu. Saya butuh seseorang untuk menandatangangi surat persetujuan, siapa diantara kalian yang bersedia?"
"Saya, Dokter!" sahut Taehyung. "Jims, tolong antar, aku harus menandatanganinya."
Jimin pun menuruti ucapan Taehyung, mereka mengikuti sang dokter. Tak lama, Taehyung pun menandatangani surat itu. Setelahnya sang dokter menuju ruang operasi. Mereka masih menemani Taehyung menunggu Jungkook, dan entah apa yang terjadi, tak ada satu pun keluarga Jungkook yang datang. Nayeon ataupun sang appa.
Operasi itu berlangsung lama, saat melihat Taehyung tampak lelah dan butuh istirahat, Namjoon menghampiri pria Kim itu. "Tae, kau istirahat saja, biar kami yang menjaganya," ucap Namjoon dan langsung diangguki Jimin.
"Tidak, hyung... aku telah berjanji saat ia membuka matanya setelah operasi, aku akan berada di sampingnya, ia ingin melihatku saat pertama kali ia membuka matanya. Aku akan menunggunya," ucap Taehyung.
Satu jam, dua jam, tiga jam berlalu hingga akhirnya sang dokter pun keluar dari ruang bertuliskan 'Operation Room', Taehyung yang menyadarinya pun langsung menghampiri sang dokter masih berada di atas kursi roda didorong oleh Yoongi. Jimin tampak tertidur di salah satu kursi tunggu. Hingga kekasihnya itu pun tak tega membangunkannya.
"Bagaimana, Dokter? Ia baik-baik saja, bukan? Dan matanya, ia bisa melihat lagi, 'kan?" tanya Taehyung.
"Operasinya berhasil, Tuan. Dan seharusnya ia pun bisa melihat kembali, kita harus menunggu sampai ia sadar. Untuk perban di matanya, kami baru bisa membukanya sekitar tiga hari lagi. Saya harap anda bersedia menunggu," ucap sang dokter.
"Pasti, Dokter. Selama apapun pasti aku akan menunggunya. Uhm, kapan ia bisa dipindahkan?"
"Setelah kondisinya stabil, dalam satu atau dua jam, jika kondisinya stabil kami akan segera memindahkannya ke ruang perawatan. Apa ada lagi pertanyaan?"
Taehyung menggeleng, "Tidak, dokter. Terima kasih, terima kasih sudah mengoperasinya. Terima kasih. Ia pasti sangat bahagia..."
Setelahnya, sang dokter pun meninggalkan mereka. Taehyung menatap Jimin yang masih belum terusik dari tidurnya. Bagaimana pun ia tidak tega melihat sahabatnya tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. Ia pun menatap Yoongi lalu Jimin.
"Hyung, kalian pulang saja dan istirahatlah. Ia pasti kelelahan. Ah, dan satu lagi hyung... apa kau tahu, mengapa Jungkook bisa sampai terluka? Karena wanita itu menginginkan kunci ruang rahasia dimana ia menyembunyikan semua bukti kejahatannya. Ini!" Taehyung menyodorkan sebuah kotak berisi kunci.
"Di belakang kediaman Jeon, ada sebuah rumah kaca. Sepertinya itu peninggalan ibu kandung Jungkook. Di sana pula ia menyembunyikan semua bukti kejahatan Jeon Jagyeong. Aku tidak pernah menyangka ia melakukan semua itu diam-diam dan seorang diri. Ia bahkan rela dianggap lemah agar mereka tak mencurigainya. Polisi pasti sedang menjaga kediaman Jeon sekarang, tapi itu tidak masalah bukan kalau kalian kesana? Segera bawa bukti itu ke polisi, agar wanita itu segera membusuk di penjara. Aku, aku tidak ingin meninggalkannya, hyung. Aku berjanji akan selalu berada di sampingnya, aku mohon..."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WORLD
Fanfiction[END] "Apa yang bisa diharapkan dari seorang pewaris namun tidak bisa melihat sepertiku?" ••• Seseorang datang seolah memberi setitik cahaya. Hari yang semula hanya ada satu warna dengan sekejap menjadi lebih berwarna. Aku memang tak sempurna...Nam...