🍁 ᴘᴇʀғᴇᴄᴛ ᴡᴏʀʟᴅ #04 🍁

5.3K 643 78
                                    

••[04]••

Dengan segudang pertanyaan dan rasa penasaran, Taehyung pun akhirnya meninggalkan sosok itu dan menuju kamar Jungkook. Dia sudah berada di depan pintu kamar Jungkook. Entah mengapa setelah sampai tepat di depan kamar tuannya itu dia menjadi ragu. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Taehyung mengangkat tangannya mengetuk pintu kamar bercat putih itu.

Namun belum sempat dia mengetuk pintu itu, pemiliknya tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Dan saat hendak melangkahkan kakinya keluar kamar, sosok pria manis itu menghentikan langkahnya. Seolah sudah hafal aroma yang menyapa inderanya, dia pun mundur dua langkah.

"Sepertinya aku tidak memanggilmu, tuan!" ucapnya datar.

"Aku tidak perlu menunggu panggilanmu untuk menemuimu, tuan keras kepala!"

"Iish! Katakan ada perlu apa?"

"Maaf, aku akan masuk!" ucap Taehyung saat memasuki kamar Jungkook dan menarik pelan tangan pemuda manis yang tampak kesal itu dan mendudukkannya di pinggir ranjangnya.

"A-apa yang kau lakukan?!" ucap Jungkook saat Taehyung melipat lengan kemeja Jungkook.

"Jangan berpikir macam-macam. Aku hanya tidak ingin lukamu menjadi infeksi. Apa kau tak merasa sakit?" Taehyung menempelkan plester pada lengan Jungkook yang tergores. Jungkook menggeleng sebagai jawabannya.

Sejenak, Taehyung tersenyum saat menatap pria manis di hadapannya. Pipi yang tampak gembil dan kenyal, bibir merah mirip cherry yang sangat mengundang seseorang untuk menciumnya. Ditambah lagi mole di bawah bibirnya membuat sosok pria manis itu semakin membuat orang tergoda.

"Uhm, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Katakan!"

"Apa kau sedang sakit? Apa benar setiap pagi kau meminum obat?"

"Aku tidak sakit, tuan. Dan ya... eomma bilang itu obat untuk kesembuhan mataku. Dan aku tidak boleh melewatkannya sehari pun," terang Jungkook.

"A~ah, begitu rupanya. Apa kau sudah lama meminumnya?"

"Sudah hampir satu tahun ini. Tapiㅡ" Jungkook tidak meneruskan ucapannya.

"Lanjutkan saja, kau bisa mempercayaiku," ucap Taehyung menggenggam tangan Jungkook akan tetapi Jungkook segera melepaskannya dan Taehyung hanya melihat bagaimana pemuda manis itu melepaskan genggamannya.

"Aku merasa semakin hari bukan bertambah baik, tapi semakin memburuk. Sebenarnya dulu aku masih bisa melihat setitik cahaya, meskipun itu samar. Tapi sekarang yang kulihat hanyalah cahaya hitam yang makin menghitam," lirihnya.

Mendengarnya, Taehyung pun menyadari ada yang tidak beres dengan obat yang Jungkook minum. "Bisakah besok pagi kau memberikan obat itu padaku? Kau bisa berpura-pura meminumnya dan setelahnya kau bisa memberikannya padaku," ucap Taehyung pelan.

Jungkook mengangguk, "Uhm...akan aku coba dan tidak janji, pasalnya mereka akan mengawasiku, sampai aku menelannya."

"Baiklah, serahkan padaku! Besok pagi, aku akan menemuimu. Sekarang, sudah waktunya aku akan kembali ke ruang kontrol. Apa kau perlu sesuatu sebelum aku kembali?"

PERFECT WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang