Kenan keluar dari ruang inap Candy setelah cewek itu tertidur. Sudah ada Bia di sana yang menjaga anaknya. Orang tua Kenan juga tadi datang karena kebetulan mereka masih di Jakarta.
Kejadian itu juga sudah ditangani pihak kepolisian. Tentu saja Papa Candy langsung turun tangan tidak terima anak perempuan satu-satunya diperlakukan seperti itu. Ayah Kenan juga membantu sehingga penangkapan para pelaku langsung cepat.
Doni yang kebal hukum karena keluarganya termasuk orang berpengaruh juga tidak mereka pedulikan. Berapapun harga yang harus dibayar anak-anak nakal itu tetap harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku walaupun mereka masih tergolong di bawah umur.
Ke-enam pelaku sudah ditangkap dan diamankan di kepolisian. Kecuali Doni yang saat ini juga tengah dirawat namun masih mendapat pengawasan.
"Kamu udah mau pulang?" Tanya Kenan begitu dia masih mendapati Angel yang terduduk di kursi depan ruang inap.
Angel mengangguk sambil tersenyum, "gimana Candy?"
"Udah tenang, lagi sama Mamanya."
Angel hanya menganggukkan kepalanya, sudah siap hendak berdiri untuk diantar Kenan pulang.
"Tunggu ya, aku telpon Dimas dulu buat anterin."
"Aku pulangnya sama Dimas?"
"Aku gak bisa tinggalin Candy dulu," jawab Kenan begitu selesai mengetik pesan kepada temannya itu.
Angel hanya mengangguk tersenyum kecut. Memangnya apa yang ia harapkan? Dari awal bersama dengannya pun Kenan tidak pernah menjadikannya prioritas. Nasib kalau punya pacar yang punya sahabat cewek. Boleh tidak sih kalau Angel cemburu? Dia sudah berubah sejauh ini demi Kenan loh.
Dimas sudah sampai karena memang dia tadi sudah berada di dekat rumah sakit habis menjenguk teman SMP nya. Kebetulan tadi berpapasan dengan Kenan sebentar.
"Oyy!! Kaptenn!"
Dimas menepuk bahu Kenan begitu ia sampai. Omong-omong Kenan memang sering dipanggil Kapten oleh teman-teman di tim basketnya. Namun karena kebiasaan kadangpun teman-teman sekelasnya memanggilnya kapten juga.
"Gimana? dah baikan?" Tanya Dimas sambil menunjuk menggunakan dagunya ke arah kamar inap Candy.
"Udah lumayan."
"Perlu bawa pasukan juga ga? Biar gue telpon anak IF"
"Ga usah, udah ada polisi yang nanganin. Nanti aja gue minta yang di dalem ngabisin."
Dimas mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Tentu saja dia paham maksud Kenan. Mereka memang tidak akan mendapat serangan balasan langsung. Tapi nanti di dalam sel tentunya Kenan juga punya orang dalam untuk menyiksa orang-orang itu. Jangan harap hidup di penjara mereka bisa tenang.
Omong-omong IF itu nama tongkrongan Kenan. Infinity sebenarnya tapi biasa mereka sebutnya IF. Isinya Kenan dan teman-temannya dari sekolah lain. Ditambah juga mereka memperluas jaringan dengan berteman kepada preman-preman sekitar dan ormas swadaya lainnya.
Tenang kok tongkrongan mereka bukan buat tawuran atau semacamnya. Tapi ya kalau disenggol jangan harap bisa pulang dengan kepala tenang.
"Yaudah, kamu balik sama Dimas dulu ya."
Angel berdiri mencoba tetap tersenyum walau dia sedang kesal. Kenan menepuk pelan puncak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EASIER
Teen FictionBersahabat dengan Kenan dan semua perasaannya yang mulai berubah ke cowok itu sudah membuat Candy lelah. Ditambah dia dipertemukan dengan Alvaro, cowok bahan gosip satu sekolahan karena tingkahnya yang luar biasa. Candy yang sedang berusaha menyangk...