12. Rumah Sakit

241 21 3
                                    

Paginya Candy masih berada di rumah sakit untuk menjaga Kenan yang kalau sakit banyak sekali tingkahnya menurutnya. Seperti sekarang dia tengah merajuk tidak mau makan lantaran rumah sakit menyajikan bubur untuk sarapan paginya. Kenan itu paling anti dengan segala makanan yang bertestur lembek seperti bubur. Dia tidak suka saat sensasi makanan itu masuk mulutnya. Kalau Kenan bilang itu seperti memakan muntahan.

"Kenan lo ribet banget sih, ini bubur udah bagus rumah sakit ngasih biar lo ga capek-capek ngunyah," ucap Candy gemas sendiri melihat Kenan yang sedang menggerutu sambil memajukan bibirnya. Sumpah mati Candy benar-benar ingin menendang sahabatnya yang satu itu dari lantai 10 rumah sakit.

Tangannya sedari tadi menyodorkan satu suapan bubur dari mangkuk agar si keras kepala Kenan mau makan. Tapi dengan tidak tahu dirinya dia tetap merapatkan mulutnya dan menggeleng. Awalnya dia tidak mau makan kalau tidak disuapi tapi setelah Candy mau melakukannya dia juga tidak membuka mulutnya akibat melihat bubur itu. Percis seperti anak kecil yang menjengkelkan kalau lagi sakit.

"Jangan bubur, jijik gue makannya Ndyy... beliin gue nasi gurih aja apa lontong sayur," ucapnya sambil menjauhkan tangan Candy yang hendak menyuapkan bubur itu saat mulutnya terbuka.

"Gila ya lo, udah sakit banyak maunya, makan cepetan kalau enggak gue tinggal!" Ancam Candy namun lagi-lagi Kenan tetap menggeleng sambil memajukan bibirnya.

Candy menghela nafas kasar, "Kenan buka mulut lo sekarang mumpung gue masih nyuapin lo pakai sendok makan bukan sekop pasir," ucap Candy penuh penekanan disertai dengan pelototan. Omong-omong mata Candy itu sipit tapi kalau sudah melotot seram juga.

Kenan bergidik mendengarnya, melihat wajah Candy seperti singa betina PMS yang ingin menerkam. Dengan terpaksa dia membuka mulutnya menerima suapan bubur dari Candy dan menelannya dengan susah payah.

Candy menahan tawanya melihat wajah merah Kenan yang bersusah payah menelan bubur itu. Sebenarnya Candy juga kasihan tapi Kenan kan sedang sakit. Akan tidak baik kalau dia beli makanan sembarangan dari luar untuk Kenan.

"Langsung telen aja, gausah dirasain," ucap Candy dan lucunya Kenan hanya mengangguk lemah sambil memegang segelas air. Untuk jaga-jaga kalau mual dia langsung meminum airnya.

Disuapan kelima Kenan benar-benar hampir memuntahkannya. Candy menghentikan suapannya, sudah lumayan lima suap mengisi perut Kenan walaupun lebih banyak air dibanding makanan yang masuk karena Kenan terus minum setiap suapan. Kemudian membantu Kenan meminum obatnya yang sudah disiapkan perawat tadi pagi.

"Ndyy...," panggil Kenan saat Candy tengah membersihkan tempat makannya.

"Apa?"

"Mau pipis," ucap Kenan sambil memegangi pusakanya.

Candy memutarkan bola matanya melihat Kenan yang memasang wajah sok imut.

"Ayo," ucapnya sambil membantu Kenan mendorong tiang infusnya. Kenan perlahan turun dari ranjangnya lalu berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi.

"Gue suruh suster pasang kateter aja kali ya buat lo kencing," ucap Candy setelah menutup pintu agar Kenan dapat menuntaskan urusannya itu.

"Gamau!" teriak Kenan dari toilet. Padahal tanpa teriak pun Candy dengar. Candy yang mendengarnya terkekeh.

"Kalau pakai pispot gapapa deh tapi lo ya yang bantuin," sambung Kenan sambil terkekeh.

Candy yang mendengarnya menendang pintu kamar mandi, "Gue suntik mati nanti otak mesum lo itu!" Balas Candy yang dibalas tawa dari Kenan.

Kenan keluar setelah urusannya selesai masih terkekeh melihat wajah Candy yang memerah.

"Jangan gitu dong, lagian nanti lo kan jadi istri gue," godanya mencolek dagu Candy dengan tangan sebelah kirinya yang tidak diinfus.

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang