14. Mall lagi

244 25 6
                                    

Candy mengunyah cookiesnya dengan kesal melihat mamanya memberikan Varo dessert box hasil olahan sang Mama.

"Gimana Varo? Enakkan?"

Varo menganggukkan kepalanya, memang benar enak kok. Pas pula dengan seleranya yang tidak terlalu manis. Candy yang melihatnya juga mau, sudah siap-siap ingin menyomot kue itu juga dari tempat Varo tapi Bia langsung memukul tangan anaknya yang lancang itu.

"Aduhh... mama!" Ringisnya sambil memanyunkan bibirnya. Varo yang melihat itu hanya berdehem singkat untuk menahan tawanya.

"Itu punya tamu, mau main asal comot aja, di kulkas kan masih banyak, kebiasaan!"

Notifikasi dari ponsel Varo berbunyi membuat keributan kecil itu terhenti. Varo mengecek ponselnya yang ternyata ada pesan dari sang Mami menanyakan di mana dirinya. Varo sampai melupakan janjinya untuk mengantar Maminya ke rumah Cindy di hari minggu ini karena rindu dengan anak gadisnya itu.

"Maaf tante, saya permisi dulu. Lupa udah ada janji," ucap Varo sopan sambil berdiri dari kursi makan yang didudukinya.

"Ya gapapa, bagus pulang aja sana husshh husshh," ucap Candy sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang mendapat delikan dari Bia. Sedangkan Varo hanya mendengus melihat cewek di hadapannya yang tidak ada sopan santunnya ini.

"Ehhh... tunggu nak, ini dibawa aja lagi untuk orang rumah," ucap Bia sambil mengemasi 3 kotak dessert box dari kulkas dan menaruhnya dalam paper bag yang Varo bawa tadi.

"Mama! Kok banyak banget, nanti kurang buat aku!"

"Gak usah maruk, masih banyak di kulkas." Bia mencubit pelan lengan anak perempuannya itu. Entah siapa yang ditirunya, Bia jadi malu melihatnya.

"Ini Varo, maafin Candy ya, dia memang suka begitu rada aneh anaknya. Maklumin aja ya, jangan bosen-bosen main ke sini."

Bia menyerahkan paper bag tersebut dan diterima dengan canggung oleh Varo. Varo tersenyum sopan dan menganggukkan kepalanya. Sejujurnya Varo ingin mengatakan kalau dia tidak mau berteman lama-lama dengan singa betina di hadapannya itu. Lihat wajahnya sekarang sedang ditekuk menyebalkan, pikir Varo.

*****

Senin pagi Candy berjalan malas memasuki sekolahan. Ada upacara di pagi yang sangat terik hari ini. Sejujurnya Candy bukannya tidak mau menghargai jasa para pahlawan dengan mengikuti upacara. Tapi dia hanya tidak suka sesi pidato panjang dari pembina upacara yang isinya kadang itu-itu saja.

"CANDYYY!!" Teriak Salsa ke arahnya saat dia sudah memasuki kelas.

Candy berdehem menyautinya, omong-omong Candy berangkat bersama supirnya. Kenan baru akan pulang hari ini dari rumah sakit. Mamanya tadi yang bilang diberitahu sama Bundanya Kenan. Candy belum berbaikan dengan Kenan. Semua chat dari cowok itu ia abaikan, toh juga Kenan tidak ada menghubunginya lagi.

"Eh Kenan gimana Can? Dah baikan dia?" Tanya Ana begitu ia duduk di bangkunya. Candy hanya mengangguk malas menjawabnya.

Salsa dan Ana saling saling pandang melihat respon dari Candy. Hafal betul kalau begini pasti Candy dan Kenan bertengkar lagi.

"Woyyy!! Ayok baris semua ke lapangan! Yang gak baris gue catat biar jadi partnernya Kang Asep!" Teriakan dari Viona, anggota OSIS bagian kedisiplinan membuat murid IPA 2 balas menyoraki kesal.

Pasalnya cewek itu teman sekelas mereka yang merangkap menjadi bendahara kelas dan anggota osis mulutnya lames sekali kalau kata Salsa. Suka mengadu-ngadu ke guru perihal kenakalan mereka.

"Iye... Mami Pionn... Buset dah itu mulut masih pagi udah macem toa aje teriak-teriak," sahut Raka, ketua Kelas mereka. Omong-omong Raka ini ketua kelas paling santuy. Dia senang bersekongkol dengan mereka kalau soal bolos-membolos. Bahkan pernah membohongi satu kelas kalau gurunya tidak datang karena kecelakaan dan berakhir semua murid IPA 2 membolos dan di hukum bersamaan.

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang