8. Begin

413 38 2
                                    

Author pov~

Varo berjalan turun dari tangga sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Tiba di anak tangga terakhir, langkahnya berubah menjadi pelan dan hati-hati. Raut wajah Varo berubah menjadi kaku saat melihat ke arah meja makan.

Dengan wajah dinginnya sekarang, Varo menatap kaku orang-orang yang duduk menikmati makan malam. Ia menghela nafas, perutnya keroncongan. Dia menimang-nimang untuk bergabung disana.

Tapi dia lebih bisa menahan lapar dibanding emosi. Akhirnya dengan perutnya yang perih Varo kembali berbalik arah. Baru Varo ingin melangkah, tapi seseorang sudah memanggilnya.

"Ray! mau kemana? kamu kan belum makan."

Varo berbalik arah, dan pada saat itu mata elangnya bertemu dengan mata hazel seseorang. Tatapannya dingin dan tajam, membuat yang ditatap menunduk takut.

"Males mi gak nafsu," balasnya cepat tanpa mengalihkan arah pandangnya.

"Jengab keras kepala Ray... gue gak tega liat lo mati kelaparan cuma karena gengsi lo yang ketinggian," ucap Aldrian. Anak sulung di rumah ini, kakak Varo.

"Gak usah banyak bacot Al, sejak kapan lo peduli sama gue lagi," balas Varo sinis.

"Pikiran childish lo yang buat diri lo sendiri ngerasa asing, gak diperhatiin. Padahal kalau lo dewasa sedik...-"

Perkataan Aldrian langsung dipotong Varo. "Ckk... bacott!"

Aldrian yang tidak terima perkataannya dipotong, berdiri dari duduknya. Tapi cewek bermata hazel tadi menahan gerakan Aldrian.

Sarah menghampiri Varo, menuntunya untuk duduk. Tapi Varo menepis lembut tangan Sarah di bahunya.

"Gak usah mi, Varo gak sudi makan sama penghianat." Varo menaiki anak tangga dengan cepat. Sarah menatap nanar anak kesayangannya itu.

*****

Paginya, Jakarta diguyur gerimis. Awan mendung menghiasi langit-langit kota. Menutup matahari yang seharusnya berganti tugas dengan malam. Candy masih setia di depan cermin kamarnya. Melihat dirinya yang sudah terlihat lebih baik walau dengan kantung matanya.

"Cuaca yang buruk untuk permulaan hari yang buruk, kayaknya alam lagi ngasihani gue." Candy terkekeh sendiri dengan perkataannya.

"Candy...! Cepat Kenan uda datang!" Teriakan Bia dari bawah membuat Candy menghembuskan nafas beratnya.

Ia kembali melihat penampilannya di cermin. Memainkan raut wajahnya, suapaya terlihat lebih fresh. Lalu memasang fake smile. Dan bersiap turun menjinjing tas sekolahnya.

Baru saja sampai di anak tangga terakhir, ia sudah mendapat kesialan. Matanya menatap tajam orang di hadapannya. Perutnya terasa mual entah karena belum sarapan atau melihat penampilan orang di hadapannya.

Angel, dengan segala obsesinya dengan biru, sepatunya yang bewarna biru langit. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan tergerai dengan bando biru. Tasnya juga biru, Candy memutar bola matanya.

"Sarapan dulu nak," ajak Bia kepada mereka. Candy hanya menhela nafas. Sepertinya hari ini adalah permulaan untuk hari-hari sial berikutnya. Candy harus kuat.

*****

Suasana di dalam mobil Kenan tidak mengenakan. Setelah aksi rebut bangku antara Candy dan Angel yang saling keras kepala. Candy yang biasanya duduk di jok depan bersama Kenan tidak terima kalau dia duduk di belakang. Tapi Angel juga tidak terima kalau Candy duduk di depan. Alhasil Kenan menyuruh Angel duduk di belakang. Dengan persetujuan jika besok gantian Angel yang di depan.

Jarak dari rumah Kenan dan Candy memang tidak terlalu jauh dari sekolah. Beda dengan jarak rumah Angel yg harus memutar arah jika dari rumah Candy dan Kenan. Sesampainya di parkiran sekolah untungnya hujan sudah reda. Kenan membukakan dua pintu sekaligus, untuk Candy dan Angel. Angel masih dengan wajah murungnya menatap tajam ke arah Candy. Sedangkan Candy memasang wajah menjengkelkannya.

"Ndyyy...." Panggil Kenan membuat Candy menoleh.

"Apaan?!" Cetusnya.

"Gak papa," jawab Kenan sambil tersenyum manis.

Candy mengernyitkan alisnya bingung melihat Kenan. Sebelum Candy bertanya lebih lanjut. Angel sudah lebih dulu menarik Kenan masuk kelas. Alasannya dia ada jadwal piket harian. Candy sempat menatapnya sinis. 'Si centil piket, gak percaya gue'. Omong-omong Kenan dan Candy berbeda kelas. Kenan di kelas IPA 1 sedangkan Candy di kelas IPA 2.

Dengan iseng Candy berkaca di spion mobil Kenan. Lalu mendapatkan kantung matanya yang lebih layak di sebut mata panda. Matanya masih sedikit bengkak, padahal tadi ia sudah mengompresnya. Dan menutupinya dengan krim wajah. Candy merutuki dirinya, untuk apa dia menangis semalaman. Toh, juga itukan hak Kenan bila mau berpacaran dengan siapa aja. Tapi kenapa harus Angel? Bukan yang lain.

Sebenarnya Angel itu anak baik hanya saja dia masuk dalam kumpulan anak hits di sekolahnya. Yang hobinya mencari ketenaran. Kalau dihitung mantan Angel itu banyak dari kakak kelas yang sudah tamat pun ada, apalagi jajaran adik kelas. Itu karena Angel cantik dan badannya bagus. Tapi Candy selalu sensi setiap melihatnya. Karena itu tadi, menurut Candy kecantikan Angel malah buat dirinya jadi barang murah. Yang mau jadian sana-sini memperbanyak mantan.

Belum lagi gosip yang beredar kalau Angel itu sudah pernah diapa-apakan oleh mantan-mantannya. Sebenarnya Candy juga tidak tahu itu benar atau tidak. Dulu dirinya merasa masa bodoh tapi entah kenapa menjadi tidak suka. Dari awal Kenan terpilih menjadi ketua tim basket dan Angel sebagai managernya. Ya karena itu awal permulaan kedekatan keduanya.

Tbccc....

tinggalkan jejak kaliann....^^

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang