9. Ndy

329 36 4
                                    

Varo menghembuskan nafas panjang. Tubuhnya bersandar pada tembok retak dengan cat mengelupas di sisi paling sudut. Matanya lurus menatap ke depan. Sesekali tangan kanannya bergerak dengan gerakan teratur ke arah bibirnya.

Dan kemudian hidung dan bibirnya mengeluarkan kepulan asap bersamaan dengan hembusan nafas beratnya. Senyum pahitnya terukir dengan sempurna menandakan bagian di dalam sana sedang terluka.

Padahal di depan sana pohon-pohon rindang berjajar rapi dengan rerumputan hijau. Ditambah dengan pantulan cahaya dari sinar matahari yang masih mengintip untuk terbit. Pagi yang cerah tapi tidak bisa mewakili hati Varo sekarang. Tangan kanannya kembali bergerak ke arah bibir tipisnya hendak kembali menghisap rokok yang tersisa seperempat bagian.

Drrrtt....
Drrrttt....

Gerakan Varo terhenti akibat getaran ponsel di saku celananya. Varo menyentil sisa rokok ditangannya lalu merogoh saku celananya yang sudah sedikit sempit. Matanya menyipit mengetahui siapa yang menelfonnya.

'Haloo... Ray kemana aja? Kenapa gak kesini lagi? Ndy kangen Ray.'

"Hai Ndy... Iya nanti pulang sekolah Ray kesana, oke."

'Janji?'

"Iya, janji."

'Oke, Ndy tunggu ya....'

Suara di seberang sana sangat bersemangat membuatnya terkekeh kecil.

"Iya."

'Yaudah kalau gitu bye Ray....'

"Bye Ndyy...."

Varo melihat layar ponselnya. Matanya beralih ke arah jam yang tertera di ponselnya. Bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya yang tergeletak di tanah.

*****

Suasana ruangan kelas IPA 2 terlihat sangat ricuh. Bahkan suara mereka terdengar sampai ke ruang guru yang jaraknya dari ujung ke ujung. Hal yang paling disukai para murid adalah saat jam kosong. Dan sekarang itulah yang membuat kericuhan di sana terjadi.

"Candy kok followers ig lo makin hari makin banyak. Malah lebih banyak dari gue, promotin ig gue dong," ucap Salsa sambil menarik-narik lengan seragam Candy.

"Yauda promot aja," balas Candy yang masih sibuk dengan game di ponselnya.

"Yeayyy..." teriak Salsa sambil sibuk mengambil pose yang bagus untuk di upload.

"Sal!" panggil Candy yang sudah mengalihkan fokusnya.

"Hm..."

"Tadi gue liat... kok lo agak aneh pas gue masuk kelas," ucap Candy membuat Salsa menghentikan aktifitasnya.

"Oh itu, gapapa."

Candy menyipitkan matanya. "Lo bohong sama gue, ya?"

"Eng--gak kok," jawab Salsa gelagapan.

"Hm... lo juga, mata lo kenapa tadi pagi?" tanya balik Salsa membuat Candy sekarang yang merasa terpojokkan.

Ana yang sedari tadi sibuk dengan ponsel ditangannya mengalihkan fokusnya ke arah Candy.

"Iya Can, lo kenapa?" timpal Ana.

"Emang keliatan banget ya?" tanya Candy balik.

"Gak keliatan banget sih, cuman ya keliatan aja," jawab Salsa.

"Hufffttt...."

Salsa dan Ana saling pandang dengan respon Candy yang hanya menggembungkan kedua pipinya.

"Kenapa?" tanya Candy heran dengan tatapan kedua sahabatnya.

"Lah lo yang ditanya malah nanya balik," ucap Salsa jengkel. Candy hanya memasang cengiran bodohnya.

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang