16. Trauma

13 3 0
                                    

WARNING!!
ADA ADEGAN KEKERASAN DAN PELECEHAN

******

"VAROOO AWASSS!"

Teriakan Candy membuat Varo kaget di sisa tenaganya dia mencoba menangkis benda tersebut. Cowok tadi yang ingin menikam Varo melihat ke arah Candy. Kemudian tersenyum miring melihat Candy yang masih berdiri kaku.

"Cantik juga ceweknya," ucapnya mendekati Candy yang semakin mundur.

Varo sudah terduduk di aspal, tubuhnya sakit semua dan pasrah saat ditendang. Mulutnya mengeluarkan darah, wajahnya babak belur dia terus melindungi dada dan kepalanya dari serangan orang-orang itu.

Candy terus mundur dengan sedikit terpincang melihat cowok itu yang menatapnya sambil tersenyum miring. Kakinya masih sakit jadi dia tidak mungkin bisa lari dari sini. Dan kembali merutuki kenapa jalanan perkebunan dekat kompleknya selalu sesepi ini padahal masih sore.

"Bisa juga nih," sambungnya melihat tubuh Candy dari atas ke bawah.

"Berani nyentuh dia gue pastiin mati lo semua!" ucap Varo sambil terbatuk memegangi dadanya.

Satu cowok bertubuh paling besar di antara mereka kembali menendangnya dengan keras sampai ia terbatuk mengeluarkan banyak darah lagi.

"Udah mau mati juga, masih sok jadi pahlawan."

Cowok itu berdecih melihat Varo kemudian kembali ke arah Candy. Dengan senyuman miring yang sumpah mati kalau tidak dalam kondisi begini sudah Candy tonjok. Juga ia sumpahi agar bibirnya tetap miring sebelah ga usah balik-balik.

Di sisa keberaniannya Candy melihat ada batu di bawahnya. Ketika cowok itu makin mendekat Candy menganbil batu itu dan melemparkannya tepat ke dahi cowok itu hingga berdarah. Dia juga kaget tidak menyangka kalau lemparannya sekeras itu.

"ARGHH!"

Cowok dengan name tag Doni tersebut terhuyung sambil memegangi dahinya yang berdarah. Dia menatap Candy marah membuat Candy semakin kelimpungan.

"Mau gue halusin malah ngelunjak lo!" Makinya sebelum menarik Candy dan menjambak rambutnya.

Candy meringis dan menangis, dia jatuh berlutut membuat lututnya yang masih sakit tambah berdarah. Varo yang melihatnya mencoba bangkit ke arah Candy tapi lagi-lagi dia ditendang membuatnya terjatuh.

Aldo menjambak rambutnya sampai ia mendongak. Kemudian tersenyum miring melihat leher Candy. Saat cowok itu mengendus lehernya membuat Candy semakin keras menangis. Sedangkan keenam cowok lainnya tertawa.

"Wanginya enak anjirr..." ucapnya setelah mengecup dan mengisap sekilas leher Candy membuat tawa di sana semakin keras. Candy sudah lemah dia tidak bisa apa-apa selain menangis. Tubuhnya tiba-tiba kaku dan bergetar, trauma masa lalunya terulang lagi.

"L-llepasinn hikss..." mohon Candy masih memegangi rambutnya.

"Mumpung sepi Don, habisin di sini boleh juga," ucap salah satu di antara mereka.

Doni sudah siap-siap menjalankan tangannya ke arah kemeja sekolah Candy. Varo dengan sisa tenaganya menggeram marah. Ia bangkit membawa balok di tangannya dan memukuli orang-orang tersebut dengan brutal karena mereka yang tengah lengah. Kemudian memukul Doni keras sampai cowok itu melepaskan jambakannya.

Candy memundurkan tubuhnya yang masih bergetar. Menangis keras akibat tubuhnya yang disentuh tadi. Varo terlihat kesetanan menghajar orang di depannya.

"Gue. Bilang. Kalau. Lo. Sentuh. Dia. Lo. Mati. Di. Tangan. Gue," ucapnya masih memukuli Doni di bawahnya yang mencoba melawan.

Teman-temannya tidak tinggal diam mereka memukul dan menendang kuat Varo membuat Varo terjatuh dari atas tubuh Doni. Namun Candy dengan sisa keberaniannya mengambil pisau di dekatnya. Menggoreskan kaki orang-orang yang mencoba menendang Varo.

Doni yang marah bangkit kemudian menarik pisau dari tangan Candy dengan paksa. Candy menggigit tangan Doni yang lain agar cowok itu melepaskan genggamannya. Candy merasakan amis dimulutnya saat semakin kuat menggigit tangan cowok itu hingga berdarah.

"ARGHHHH!"

Doni menjerit tangannya yang memegang pisau terangkat hendak menikam Candy yang kini menggigit tangannya kuat. Varo berusaha bangkit menolong Candy yang sudah memejamkan matanya erat melihat pisau itu melayang ke arahnya.

"ANJING LO! BANGSAT!" Teriak seseorang yang tiba-tiba datang menendang kuat Doni. Membuat pisau di tangannya terlempar.

Sebagian dari mereka kakinya sudah terluka sehingga sulit bergerak akibat tusukan Candy. Orang itu memukuli Doni yang sudah babak belur menendang perutnya berulang kali sampai Doni terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya.

Kemudian dia menghajar keenam orang tadi yang berusaha balik menyerangnya. Sebelum suara sirine polisi terdengar membuat mereka menghentikan serangan ke arahnya dan juga membantu Doni untuk bangkit lalu pergi meninggalkan mereka. Candy masih sesenggukan meremas kuat roknya.

Orang tersebut langsung menghampiri Candy. Saat mendongakkan wajahnya Candy menangis semakin keras kemudian memeluk Kenan erat. Iya orang tersebut Kenan, yang kini tengah membalas pelukannya tidak kalah erat.

"T-takut K-kenann hiksss.... T-takut," adunya sesenggukan.

"Syutttt... Iyaa, ini udah aman, ada gue," balas Kenan sambil mengusap rambut Candy.

Polisi datang bersama Angel yang tengah berjalan ke arah mereka. Kemudian dia meringis melihat Varo yang sudah tidak sadarkan diri dengan wajah babak belur. Lalu ambulance datang untuk mengangkatnya. Sedangkan Candy masih tidak melepaskan pelukannya dari Kenan.

*****

Di ranjang rumah sakit Candy masih memeluk Kenan erat. Sumpah Candy takut sekali, ini kedua kalinya dia hampir dilecehkan. Namun yang tadi benar-benar membekas. Nafasnya menjadi sesak karena banyak menangis. Kenan berulang kali menenangkannya tapi Candy tetap tidak bisa menghilangkan kejadian tadi dari pikirannya.

"D-dia s-sentuh g-gue hiksss....."

"D-disini hiksss... d-disini hiksss..."

Candy menunjuk lehernya yang memerah dan juga bahunya. Sontak Kenan yang melihatnya mengepalkan kuat kedua tangannya. Wajahnya memerah dia marah dan sumpah mati ia akan membunuh orang-orang itu dan juga Varo.

Ini semua salah Varo karena dia Candy begini. Tidak mempedulikan Varo yang masih mendapat pertolongan di IGD. Sumpah mati ia akan membunuh Varo. Candy mendapat semua perlakuan ini darinya.

Ini kenapa Kenan benar-benar tidak menyukai Candy yang dekat dengan Varo. Kenan cukup kenal dengan kehidupan Varo, dia banyak mendapat informasi mengenai Varo dari teman-temannya. Siapa musuhnya? Bahkan semua yang berurusan dengan Varo, Kenan tahu.

Ditambah ia juga tahu latar belakang kehidupan Varo karena Ayahnya yang bekerja sama dengan Papi Varo. Kenan masih mempunyai prinsip buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kenan tau benar betapa brengseknya Varo. Dan Kenan tidak akan sudi jika Candy berdekatan dengannya.

Candy masih terus memeluk Kenan tanpa membiarkan cowok itu menjauh darinya sebentar saja. Sedangkan yang mengurus segalanya ada Angel. Dia yang memanggil polisi juga ambulance dan mengurus adminitrasi rumah sakit.

Dia juga yang sedari tadi memerhatikan pacarnya yang tengah dipeluk sahabatnya. Angel sebenarnya cemburu tapi di situasi seperti ini sepertinya dia harus mengalah. Gimanapun dia juga perempuan pasti tau bagaimana rasanya ketika dilecehkan.

TBCC....

EASIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang