Chapter 2

7.4K 518 16
                                    


5 Tahun Kemudian.

Seorang pria sedang menemani seorang wanita yang duduk dengan gugup seraya memainkan jarinya. Pria itu melihat kecemasan di dalam wajah cantik istrinya itu dan ia mencoba menangkan nya dan mengatakan bahwa semua akan baik baik saja. Wanita itu menatap suaminya lalu menganggukkan kepala nya dan bersandar memeluk tubuh hangat yang selalu membuatnya merasa tenang dan tak berapa lama suster memanggil mereka untuk segera masuk ke dalam ruangan.

Mereka berdua segera masuk dan mereka pun duduk dan Dokter pun memeriksa wanita itu. Setelah selesai memeriksa Dokter pun duduk dan mulai menjelaskan kondisi wanita tersebut."Kondisi Nona Bella sangat tidak sehat dan janin yang Nona kandung juga sangat lemah seperti sebelum sebelum nya."

Bella yang mendengar itu memeluk janin yang baru saja ia kandung, Bella tidak rela kalau sampai janin yang sekarang ia kandung berakhir sama seperti calon bayi nya dulu. Sudah 3 kali Bella keguguran karena kandungan nya lemah dan ia tak mau sampai hal itu terjadi dengan janin nya yang sekarang ia kandung. William suami Bella memegang tangan Bella yang terlihat terpukul dengan semua ini, ia tahu seberapa ingin Bella memiliki anak begitu dirinya sendiri.

"Apa sekarang janin Bella bisa kuat? Saya mohon kepada Dokter untuk melakukan apa saja yang bisa membuat calon anak saya lahir." William bersuara menatap memohon. Dokter hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan William dan berkata bahwa ia tidak bisa menjanjikan hal itu sebab kondisi ini sama halnya dengan kondisi saat dulu.

Bella menitikkan air matanya karena tahu janin yang ia kandung tidak akan bertahan lama dan lebih menyakitkan lagi saat Dokter berkata mungkin rahim Bella akan rusak karena beberapa keguguran dan Bella hanya bisa terisak di pelukan suaminya William. Di perjalanan menuju ke rumah mereka, Bella hanya diam tidak mengatakan apapun bahkan saat William mengatakan akan mampir makan Bella hanya diam dengan wajah sedihnya seraya memeluk perutnya.

William menarik nafasnya karena ia juga bersedih dengan keadaan seperti ini. William mencoba menghibur Bella dan mengajaknya menonton film kesukaan Bella tetapi wanita itu menolak dan ingin segera pulang beristirahat. Willian menurut keinginan istrinya itu dengan perasaan campur aduk.

Sesampainya di rumah Bella langsung masuk kedalam kamarnya dan mengurung diri. William yang melihat itu membiarkan Bella sendiri karena hal seperti ini selalu terjadi saat Bella tahu janin nya lemah dan mungkin tidak bisa bertahan lama. William melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya lalu ia mengambil gelas dan meneguknya sampai habis. Tak berapa lama ponselnya berdering dan William mengangkatnya.

"Bagaimana hasilnya Wil? Apakah Janin yang Bella kandung bisa bertahan? Mama ingin tahu sekarang." Adelia memberondong Willian karena Adelia sendiri tidak bisa tenang di rumah menunggu hasilnya. William akhirnya menjelaskan semuanya membuat Adelia lesu karena ia sudah berharap berlebihan.

Setelah itu mereka memutuskan sambungan nya dan Willian menaiki tangga menuju kamar Bella. Saat membuka pintu Willian melihat Bella sedang terisak membuat hati William mencelos lalu ia mendekati istrinya dan memeluk nya. Tangisan Bella semakin deras karena ia tidak bisa melahirkan anak dan penerus keluarga Willian membuat Bella hancur.

"Aku tidak bisa melahirkan anakmu Wil, aku tidak bisa.." Bella terisak membuat William membisikkan kata kata penyemangat untuk Bella. Willian mengatakan mungkin Dokter salah dan anak mereka di dalam kandungan Bella bisa bertahan sampai dia lahir ke dunia. Bella melepaskan pelukan Willian lalu menatap wajah tampan suaminya yang semakin hari semakin tampah dan gagah.

Bella mengusap wajah suaminya dengan pandangan penuh cinta. Bella bersyukur memiliki suami seperti Willian karena dia suami yang sangat bertanggung jawab dan memperlakukan nya sangat istimewa membuat cinta nya kepada William semakin besar.

Serpihan Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang