Kedatangan Alisha

44 10 1
                                    

Bab 15 Kedatangan Alisha.

"Thaahaa. Kami tidak menurunkan kepadamu Alquran supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. Yaitu (Alquran) yang diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Tuhan Yang Maha pemurah, yang bersemayam di atas arsy. Milik-Nya semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta semua yang di bawah tanah."

(QS. Thaha : 1-6)

Sejak dua hari lalu Alisha menginap di ruangan bercat putih dan berbau obat ini. Ia sudah merasa lebih baik, ia pun meminta kepada sang ibu untuk segera membawanya pulang.

"Ma, Alisha bosen. Alisha ingin pulang ke rumah," rengek Alisha kepada sang ibu.

"Sabar sayang, kita tunggu dokter dulu ya," ucap Maria menenangkan hati Alisha.

Tak lama setelahnya seorang dokter datang dan memeriksa kondisi Alisha, sang dokter pun telah mengijinkan Alisha untuk pulang.

"Keadaan putri ibu sudah stabil ya bu, jadi nona Alisha sudah boleh pulang hari ini," ucap sang dokter kepada Maria.

"Baik dok, terima kasih." Selepas kepergian dokter, Maria pun bergegas merapikan barang-barang yang hendak ia bawa pulang.

"Ma, bolehkah Alisha bertanya sesuatu hal?" tanya Alisha sembari menunggu sang ibu merapikan barang bawaannya.

"Tanya aja, Sha."

"Ma, apakah Alisha boleh mengenal Tuhan? Alisha ingin menjadi pribadi yang lebih baik," ucap Alisha yang membuat Maria menghentikan aktivitasnya.

Maria mengamati mimik wajah sang putri, ia menatap dalam mata hazel milik Alisha mencoba mencari sesuatu. Namun ia tak mendapatkan apapun kecuali ketulusan. Maria duduk tepat di samping Alisha, meraih sebelah tangan Alisha dan mengusapnya lembut.

"Apa Alisha sungguh-sungguh ingin mengenal Tuhan?" tanya Maria lembut.

Alisha mengangguk pelan sembari tersenyum tipis. "Iya, Ma. Apakah boleh?" tanya Alisha memastikan.

"Tentu saja boleh Sha, dengan senang hati mama akan membantu Alisha mengenal Tuhan."

"Terima kasih ma," ucap Alisha sembari memeluk sang ibu.

"Baiklah, ayo kita pulang," ajak Maria sembari membantu Alisha bangkit dari duduknya.

Maria dan Alisha menaiki sebuah taxi yang telah Maria pesan dari tiga puluh menit lalu. Di dalam perjalan pulang ke Vila Maria meminta Alisha untuk tidak mendengarkan perkataan sang ayah nanti, jika ia  mendengar suara yang kurang mengenakkan hati.

"Kalau papamu marah atau apa kamu diem aja ya Sha, jangan terlalu difikirkan."

"Iya, Ma."

"Kita berhenti di gereja dulu, Pak." pinta Maria.

Maria menuntun Alisha berjalan keluar mobil begitu mobil terparkir di parkiran sebuah gereja.

"Aneh," batin Alisha.

Alisha merasa masih tidak tenang meski dia dibawa ke gereja dan berdoa di sana. Ia merasa suara bacaan Al-Quran. Batinnya bergejolak ingin mendengarkan ayat suci Al-Quran.

Alisha mengambil ponselnya lalu memutar mp3 murotal Qur'an yang dulu ia rekam. Ia sengaja mengecilkan suaranya agar tidak ada yang bisa mendengarkan suara itu selain dirinya. Hal itu membuat Maria bertanya tanya apa yang sedang putrinya dengar.

As-salamu'alaikum Adamku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang