Islam

53 11 1
                                    

Bab 27 Islam

"Itu memang benar, papa juga sudah tau kalau soal itu Ma," ucap Willy membenarkan ucapan Maria.

"Baiklah kita lihat saja seberapa besar usaha mereka berdua, Pa."

"Kita pikirkan nanti saja lagi, Ma. Sekarang sebaiknya kita tidur dulu," ucap Willy kepada Maria.

"Iya, Pa."

Maria dan Willy memutuskan menyudahi diskusi mereka dan menuju ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu Alisha di kamar sedang menangis meratapi nasibnya. Ia menangis hingga tanpa sadar tertidur pulas.

Tok tok tok

"Sayang, bangun!" seru Maria dari balik pintu kamar Alisha.

"Iya, Ma." Alisha menyibak selimutnya lalu beranjak turun dari ranjangnya.

Alisha membuka pintu kamarnya, lalu bertanya mengapa sang ibu memanggilnya.

"Ada apa, Ma?" tanya Alisha.

"Loh kamu gak kuliah hari ini? Ini sudah jam tujuh lho, Sayang."

Alisha melirik ke arah jam di dinding. Ia lantas mengangguk. "Alisha mandi dulu ya, Ma?" ucap Alisha berlalu ke kamar mandi.

Hanya beberapa menit saja Alisha sudah keluar dengan wajah segar. Alisha berganti pakaian kemudian mrmoles wajahnya dengan sedikit make up agar tak terlihat pucat.

"Perfecto!" ucap Alisha memeriksa penampilannya di depan cermin.

Alisha berjalan keluar kamar menuruni anak tangga, lalu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Seperti hari - hari sebelum Alisha berubah ceria, atmosfer di meja makan kembali dingin dan hening. Hal itu membuat Maria kembali bersedih. Alisha bahkan tak mengeluarkan sepatah kata pun kepada kedua orang tuanya.

"Sayang, nanti pulang dijemput mama ya?" ucap Maria.

"Iya Ma," jawab Alisha singkat.

"Baiklah, kalau gitu nanti kabari mama ya kalau sudah keluar kelas."

"Iya Ma."

Alisha meninggalkan ruang makan menuju depan rumah. Ia langsung masuk ke dalam mobil yang akan membawanya ke kampus.

"Jalan Pak!" pinta Alisha.

"Baik, Non."

Sesampainya di kampus Alisha hanya duduk diam di bangkunya. Fira yang melihatnya pun merasa terheran.

"Sha, kamu kenapa?" tanya Fira heran.

"Fira," ucap Alisha sembari memeluk Fira.

"Ceritalah Sha, siapa tahu aku bisa meringankan sedikit bebanmu."

Mengalirlah cerita Alisha, ia menceritakan semuanya kepada Fira. Fira pun memgerti apa yang dirasakan Alisha saat ini.

"Aku ngerti Sha, ini pasti sulit banget buat kamu."

Alisha mengangguk membenarkan ucapan Fira. Air matanya teruslah menetes.

"Its ok. Tak apa Sha. Kamu harus sabar. Semua akan baik-baik saja kok," ucap Fira mencoba menenangkan Alisha.

"Usap air matamu, sebentar lagi dosen datang, Sha."

Alisha mengangguk, ia lalu menghapus jejak air matanya hingga kering. Dan bersiap menerima mata kuliah pertamanya.

Usai kelas pertamanya Alisha ijin pulang, karena ia merasa tidak bisa konsentrasi dengan baik. Ia berjalan pelan menyusuri lorong-lorong kelas menuju halaman depan.

As-salamu'alaikum Adamku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang