Orang yang Tepat

57 9 1
                                    

Bab 28 Orang yang Tepat

 “Jika seorang hamba masuk Islam, lalu Islamnya baik, Allah menulis semua kebaikan yang pernah dia lakukan, dan dihapus darinya semua keburukan yang pernah dia lakukan. Kemudian setelah itu ada qishash (balasan yang adil), yaitu satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat sampai 700 kali lipat. Adapun satu keburukan dibalas dengan sama, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla mengampuninya.”

"Itu karena...." ucap Lia menggantung. Memory Lia mundur jauh kebelakang.

"Dulu agama kami sama Sha, tapi Bibi memilih muslim dan menikah dengan almarhum om mu," jelas Lia.

"Apakah Bibi mendapat penolakan dari kakek dan nenek?" tanya Alisha penasaran.

Alisha mengangguk lemah. "Iya benar, bahkan Bibi sampai harus pergi dari rumah. Saat itu nenek dan kakekmu menentang keras keinginan tante menjadi  muslim dan mereka memberikan pilihan tetap tinggal di rumah dan jauhi om mu atau pergi dari rumah," beber Lia.

"Lalu Bibi memilih pergi?" tebak Alisha.

Lia menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban. "Kalau boleh tahu kenapa kamu sampai dititipkan ibumu di sini?" tanya Lia kepada Alisha.

"Sama seperti yang Bibi Alami," jelas Alisha yang membuat Lia membelalakkan mata.

"Maksudnya kamu ingin berpindah agama juga?" tanya Lia hati hati.

Alisha mengangguk mantap. "Iya Bi, jadi selama di sini bolehkah Alisha meminta pertolongan Bibi?"

"Apa itu?" tanya Lia penasaran.

"Bawa Alisha menemui kiayi atau ustad atau orang yang ahli agama islam. Alisha ingin masuk islam dan Alisha ingin menjalankan segala perintah Allah Bi," jelas Alisha.

"Jika itu demi kebaikan tentu saja Bibi  dengan senang hati membantunya," jawab Lia bahagia.

"Terima kasih ya Bi," ucap Alisha sembari memeluk sang bibi dengan sayang.

Sejak hari itu Alisha didampingi Lia bertemu dengan ustad yang biasa mengajar ngaji Lia. Alisha mulai belajar tentang islam sebelum akhirnya ia melafalkan dua kalimat sahadat.

"Kamu sekarang adalah seorang muslim Sha, seorang muslim harus menutup aurotnya," ucap Lia menasehati sang keponakan.

"Iya Bi. Alisha akan belajar pakai jilbab," jawab Alisha mantap.

"Bagus, tapi pelan pelan saja Sha, biasain diri dulu saja gak apa-apa kok," jelas Lia.

"Nanti kalau sudah terbiasa saja kamu baru berhijab terus." lanjut Lia.

Alisha mulai mengenakan pakaian pakaian muslim dan berhijab. Ia sedikit demi sedikit juga mengerjakan sholat. Meski belum sepenuhnya tapi ia melatih dirinya sendiri untuk melaksanakan sholat luma waktu.

"Bibi, Alisha ingin ikut ke pengajian."

"Boleh, lusa Bibi akan pengajian. Kalau Alisha mau ikut besok bareng Bibi saja."

"Iya Bi," ucap Alisha antusias.

Lia melihat semangat Alisha yang luar biasa, Alisha sangat cepat belajar dan mengahafal beberapa doa.

"Sha kamu cantik sekali memakai jilbab," puji Lia kepada Alisha.

"Terima kasih Bibi," jawab Alisha tersenyum tipis.

"Kamu juga cepat sekali menghafal bacaan sholat," puji Lia lagi.

"Itu karena Alisha ingin sekali bisa Bi," ucap Alisha sembari terkekeh.

As-salamu'alaikum Adamku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang