Mulai Jatuh Cinta

44 13 6
                                    

Bab 20 Mulai Jatuh Cinta

“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

"Oh ya mungkin beberapa hari ke depan aku tidak bisa sesering ini bertemu denganmu," jelas Adam yang membuat air wajah Alisha berubah sendu.

"K-kenapa?" tanya Alisha sedih.

"Beberapa hari ke depan mungkin aku akan sibuk mengurus skripsi kurang satu bab lagi selesai, dan aku targetin bulan ini selesai," ucap Adam bahagia.

"Oh begitu," ucap Alisha sembari menganggukkan kepalanya.

Alisha terdiam sejenak pikirannya melanlang jauh. Ada rasa takut dan cemas menyerbu hatinya.

"Kalau Adam lulus kuliah, aku bagaimana? Siapa yang akan aku ajak diskusi lagi? Huhh aku pasti gak bisa ketemu dia lagi setelah itu," ucap Alisha dalam hati cemas.

Alisha terdiam sejenak membuat Adam yang berada di depannya heran. Adam melambaikan tangan tepat di depan wajah Alisha yang membuat Alisha tersadar dari lamunannya.

"Alisha," panggil Adam.

"Alisha, kamu kenapa?" tanyanya.

"Helo... Alisha." kali ini Adam membesarkan volume suaranya sembari melambaikan tangan di depan wajah Alisha.

"Ah iya, apa?" tanya Alisha gelapan.

"Ma-maaf aku tadi sedang mikirin tugas," elak Alisha.

"Oh pantesan, sampai melamun gitu," ucap Adam mengangguk anggukkan kepala.

"Tadi kamu tanya apa?" ucap Alisha kepada Adam.

"Enggak kok, aku balik duluan ya kalau gitu?" pamit Adam kepada Alisha.

"Oh iya Dam, silakan. Aku juga mau pulang kok setelah ini," ucap Alisha.

"Ya sudah, aku duluan. Assalamu'alaikum," ucap Adam berlalu pergi.

"Waalaikum salam," jawab Alisha.

Alisha merenung sejenak, ia masih kepikiran bagaimana jika Adam lulus nanti hingga sebuah dering telepon kembali menyadarkannya dari lamunan.

Drrrrt drrrt drrrrt

"Ya Ma," sapa Alisha.

"Kamu dimana?" tanya sang ibu dari seberang sana.

"Ini masih di kampus Ma," jawab Alisha.

"Segera pulang ya, hari ini ada jadwal pergi ketemu dokter Fahri," ucap sang mama mengingatkan.

"Oke ma." Alisha mematikan ponselnya lalu berjalan keluar dari kampus.

Hari hari berlalu begitu cepat. Tiba waktu yang ditunggu-tunggu oleh Adam dan keluarganya yaitu hari wisuda Adam.

Adam mengenakan toga dan berjalan menaiki panggung ketika pembawa acara  memanggil namanya, tepuk riuh dan tawa bahagia dari seluruh teman-teman serta ibu  Adam mengiringi langkah Adam menuju panggung.

As-salamu'alaikum Adamku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang