Chapter 02.

2K 273 22
                                    

DWELLING

Jika sudah ditakdirkan, mau berlari sejauh apapun, kau akan pulang.

.

.

.

“Aku.. tidak mau punya ibu tiri.”

“Ayah berencana menikah lagi.”

Tetsuya terduduk di kasurnya. Dia memikirkan ucapan Gakushuu jika Akashi akan menikah lagi.

Menikah lagi.

Sedikit pahit memang jika didengar.

Lalu kenapa? Mereka sudah lama berpisah, jika dihitung, sudah 7 tahun perpisahan terjadi. Jika salah satu dari mereka menikah lagi, tentu sudah jadi hal yang wajar. Itu bukan sebuah kesalahan.

Sebenarnya jujur saja, Tetsuya sedikit merasa menyesal pernah melepaskan Akashi dalam hidupnya.

Mereka menikah di usia yang begitu muda. Belum berpikir tentang bagaimana kedepan. Dan pada akhirnya keduanya terjebak di rasa egois yang tinggi dan tidak ada mengalah apalagi sebuah pengertian.

Tetsuya dengan cita-citanya, dan Akashi dengan mimpi-mimpinya.

Saat itu, mereka sudah dikaruniai dua putra, namun keegoisan tidak mau diturunkan. Akashi menginginkan Tetsuya fokus dalam keluarga mengurusnya dan kedua putranya, namun Akashi sendiri tetap sibuk dalam bisnisnya.

Pihak keluarga tentu saja sudah ikut andil menengahi, karena terlalu sayang jika ikatan putus, apalagi dengan adanya anak.

Tidak ada orang ketiga diantara mereka. Namun, keegoisan yang tinggi, juga pandangan yang tak lagi sama, membuat pertengkaran demi pertengkaran membesar. Dan akhirnya membawa mereka pada akhir rumah tangga.

Sebuah perceraian.

Dan saat itulah, Tetsuya merasakan perasaan bersalah yang begitu besar, terutama kepada kedua putranya yang saat itu baru saja sekolah dasar.
Dia bertekad, bahwa untuk menebus kesalahannya, dia mencurahkan perhatiannya kepada Gakushuu dan Karma, baru kemudian cita-citanya.

Tentu saja itu berat, menjadi single parent, juga seorang novelis yang belum terkenal. Dia tidak khawatir masalah uang, karena Akashi jelas sudah men-covernya lebih dari cukup untuk sebuah kebutuhan.

Namun, kedua anaknya saat itu benar-benar butuh perhatian.

Tetsuya sekuat tenaga memberi pengertian, bahwa meski orangtua mereka tidak lagi bersama, namun limpahan kasih sayang dan cinta tidak akan berbeda. Mereka tetap memiliki Tetsuya sebagai ibu, dan Akashi sebagai ayah. Semua itu tidak akan berubah.

Dan sekarang, tidak terasa 7 tahun berlalu. Akashi.. sudah menemukan penggantinya.

Tentu saja, sekali lagi, itu bukan kabar menyenangkan. Bagaimanapun, Akashi sudah mengisi relung hatinya yang paling dalam. Dimana mereka sudah berjanji dihadapan Tuhan.

Namun, lebih dari itu semua, Tetsuya khawatir akan anak-anaknya.

Akankah pasangan baru Akashi akan menerima anaknya?

Akankah nanti anak-anaknya juga menerima?

Lalu bagaimana dengan kedepannya?

Beragam pertanyaan memenuhi dada. Sungguh, dia tidak menuntut agar calon istri Akashi menyayangi anak-anaknya seperti anak sendiri, karena itu mungkin hal sulit, namun dia hanya ingin agar anaknya diperlakukan dengan baik. Dengan itu, Tetsuya sudah berterimakasih.

DWELLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang