Chapter 07.

1.7K 264 59
                                    

DWELLING

.

.

.

Unknown place.

Disaat Tetsuya dan tim pencari mati-matian mencari Gakushuu dan Karma di pencarian hari ketiga, kedua anak yang dicari kini justru asyik membangun gubuk diatas pohon. Keduanya sibuk mencari dan memotong kayu menggunakan pisau serba guna yang suka dibawa Karma kemana saja.

Bentuknya seperti pisau mainan karet, namun begitu tajam ternyata hingga lolos pemeriksaan di bandara. Entah karena memang bentuknya yang aneh atau pintarnya Karma menyembunyikan pisaunya.

“Ibu akan membunuhmu kalau kau bawa-bawa pisau seperti itu.” Omel Gakushuu kepada adiknya, namun tetap menggunakannya untuk memotong beberapa dahan yang mengganggu.

Karma, “Oh ya? Yang ada dia akan memelukku karena punya anak sejenius aku!”

Gakushuu, “Oh, kau jenius?”

Karma, “Orang kaku sepertimu tidak akan tahu,”

“Dan orang kaku ini yang membuat kita bertahan sampai sekarang.” Gakushuu tidak mau kalah, “Karma, bagaimana jika ibu mencari kita?”
Karma, “Ibu jelas akan mencariku.”

Gakushuu, “Ibu akan mencariku!”

Karma, “Kau kan dengan ayah, aku dengan ibu.”

Gakushuu, “Enak saja!”

Dan setelahnya kedua anak tersebut kembali bergelut tidak mau disebut anak ayah dan membuat gubuk yang mereka bangun rubuh seketika yang membuat mereka berhenti saling memukul muka.

Gakushuu, “Kau terlalu banyak bergerak!”

Karma, “Lemakmu yang terlalu banyak!”

Gakushuu, “Mana mungkin! Masakan ayah tidak enak.”

Karma, “Wah, lalu calon ibu tirimu?”

Gakushuu, “Itu juga calon ibu tirimu!”

Karma, “Aku tidak mau memanggilnya ibu.”

Gakushuu, “Kau pikir aku mau.”

Karma, “Apa ayah benar-benar mencari kita?”

Gakushuu, “Aku yakin. Ayah tidak mungkin membiarkan ibu mencari kita sendiri. Kita sendiri yang merencanakan ini, kan?”

Karma, “Aku tahu ayah masih mencintai ibu. Dia hanya tidak paham dengan pikirannya sendiri. Dasar orangtua jaman sekarang. Mereka masih belum tahu arti hidup.”

Gakushuu memandang datar adiknya yang bahkan belum cukup umur berbicara tentang arti hidup, Bahkan, Gakushuu yakin jika arti hidup bagi Karma adalah mencari berandalan-berandalan dan menghukumnya sebanyak yang Karma bisa, “Aku mendengar si monyet mengatai ibu tadi malam.”

Karma, “Oh, kenapa kau tidak memanggilku untuk melempar wasabi ke mulutnya menggunakan ketapel?”

Gakushuu, “Bodoh, kita bisa ketahuan!”

DWELLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang