DWELLING
.
.
.
Dada Tetsuya nyaris meledak saat dia terus memacu langkah. Ucapan Naoka bergelimangan diotak. Sungguh, demi Tuhan, tidak peduli apapun perasaannya tentang Akashi saat ini, berharap pun Tetsuya tidak berani.
Tetsuya hanya ingin anak-anaknya kembali.Karena.. jika kedua buah hatinya pergi, maka Tetsuya memilih mati. Tidak ada alasan lagi untuknya tetap berada disini.
Anak-anaknya lebih berharga daripada nyawa Tetsuya.
Jad, apa guna Tetsuya jika kedua buah hati tidak bersamanya?
Tuhan boleh mengambil segalanya. Harta, benda, cita-cita.. bahkan cintanya.
Tapi tolong, jangan kedua buah hatinya.
Tolong jangan Gakushuu dan Karma.
Tetsuya tidak bisa, dia tidak akan rela.
Atau, jika Tetsuya bisa, dia ingin menggantikan posisi Gakushuu dan Karma asal kedua anaknya selamat dan bahagia. Sungguh, hanya itu yang diminta Tetsuya.
Tuhan, tolong.. tolong pertemukan mereka.
Tetsuya meminta, meminta dan meminta pada setiap doanya. Hanya Tuhan yang menjadi akhir harapannya.
“.. Gakushuu, Karma..”
Hanya dua nama itu yang disebut-sebut Tetsuya sepanjang langkahnya. Jika rombongan itu memilih berhenti, maka Tetsuya lah yang akan mencari kedua buah hatinya sendiri. Membawa mereka berdua pulang.
Tetsuya sungguh tidak mampu menunggu lebih dari ini. Dia tidak mampu untuk berdiam diri lagi.“Tetsuya!”
Samar-samar, dia mendengar panggilan yang semakin terasa dekat, namun siapa?
“Tetsuya, berhenti!”
“…” Siapa yang memanggilnya? Tapi Tetsuya tidak mendengarkan dan terus mengambil langkah. Tak peduli dengan kakinya yang kadang tersandung akar, atau tangannya yang tergores ranting-ranting, juga duri yang melilit pepohonan.
“Tetsuya!”
Namun, panggilan itu tidak juga hilang, malah terasa semakin dekat dibelakang.
Sampai akhirnya, lengannya tercekal sebuah tangan yang cukup kokoh, “Tetsuya, berhenti!” Dan seketika, badan Tetsuya berputar menatap sosok yang mengejarnya sedari tadi.
Sang mantan suami.
---
Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Original Story by Gigi
An Akakuro Fanfiction
Family & Romance; Male pregnant; Out of character
---
Begitu juga, kini Akashi melihat wajah Tetsuya yang basah karena sudah penuh dengan keringat dan air mata.
“Tetsuya!” Panggilnya lagi yang tidak tahan melihat Tetsuya menangis tanpa suara dengan air mata yang deras mengalir disana.
“Akashi-san,” Suara Tetsuya terdengar begitu kecil dan serak, mereka terdiam hingga tangis Tetsuya benar-benar pecah.
Akashi menatap dengan khawatir, “Hei-“
KAMU SEDANG MEMBACA
DWELLING
FanfictionKarena sejauh apapun pergi, rumah adalah tempat untuk kembali. Mampukah semuanya berkumpul lagi? atau malah Akashi dan Tetsuya ditakdirkan memiliki tujuan sendiri-sendiri? Lalu bagaimana dengan Karma dan Gakushuu yang masih tidak mau ini terjadi? S...