Chapter 19.

2K 258 45
                                    

DWELLING

.

.

.

Akashi, Gakushuu dan Karma melihat semuanya. Awalnya begitu Gakushuu dan Karma menghadangnya, Akashi memilih mengajak mereka berdua untuk menemui Tetsuya. Namun ternyata, Tetsuya tidak ada dirumah.

Gakushuu langsung mengeluarkan ponsel untuk melacak keberadaan sang ibu. Untung saja, dia dan Karma selalu menempatkan pelacak pada ponsel ibunya.

Akashi yang melihatnya merasa bangga bahwa kedua anaknya menuruni kecerdasannya.

"Ibu menuju sebuah.. restoran?" Gakushu memulai navigasi, "Tapi aku belum pernah melihat ibu kesana sebelumnya."

"Aku curiga ibu dalam keadaan tidak baik." Perkataan Karma membuat dia dan Gakushuu melihat ayahnya, seakan mengatakan 'ini pasti karena ayah!'

Akashi tidak menunggu lama, dia memutar balik dan segera menuju rumah makan yang dimaksud dalam alat pelacak tersebut. Dan butuh waktu sekurangnya 20 menit untuk sampai.

Ketika sampai, dia dan anak-anaknya hendak keluar dan menyusul, namun tidak jadi karena melihat sebuah mobil yang dia kenal masuk, dan melihat Naoka beserta dua wanita keluar dari sana.

"Kenapa si monyet disini?" Tanya Karma.

Akashi semakin curiga, namun dia belum beranjak dari mobilnya. Dan saat Naoka sepenuhnya masuk, baru Akashi keluar dan melihat dari balik jendela.

Dan mereka melihat semuanya.

---

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi

An Akakuro Fanfiction

Family & Romance; Male pregnant; Out of character

---

Bagaimana tangan-tangan itu melukai Tetsuya, bagaimana suara-suara penuh hinaan juga menerpanya. Gakushuu sudah siap maju, begitupun Karma, namun Akashi menghentikan mereka berdua, dan membuat keduanya hampir memukul sang ayah.

"Apa ayah terlalu pengecut sekarang?"

Tapi Akashi bergeming, "Rekam."

Meski keluarga Akashi berkuasa, namun tidak serta merta bisa melanggar hukum begitu saja. Perlu bukti kuat sebelum bertindak, juga Akashi tidak ingin tangan anaknya kotor. Karena Tetsuya tidak akan ingin melihatnya.

Segera mengerti maksud sang ayah, keduanya mengeluarkan ponsel dan merekam sambil menahan agar ponsel itu tak remuk ditangan.

Keduanya menatap wajah ayahnya yang tetap tenang melihat bagaimana ibunya kembali dihina. Mereka hampir merasa bahwa sang ayah tidak bisa diandalkan sebelum melihat ponsel sang ayah sudah hancur dalam genggaman.

"Sudah selesai?"

Gakushuu dan Karma merinding mendengar sang ayah kembali bersuara, seumur-umur, baru ini mereka merasakan hawa yang begitu dingin dan menakutkan dari sang ayah. Senakal-nakalnya mereka, mereka belum pernah menghadapi sisi ayahnya yang ini.

DWELLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang