Chapter 08.

1.7K 268 47
                                    

DWELLING

.

.

.

Besoknya, dipencarian hari keempat, mata Tetsuya sedikit bengkak karena menangis semalam. Dia sedikit malu saat bertemu dengan tatapan Akashi mengingat apa yang dia lakukan. Juga, dengan Midorima yang tahu sisi lemah Tetsuya.

Namun, Tetsuya berusaha menepis itu semua. Bersamaan dengan yang lain, dia membereskan perlengkapan dan membantu melipat tenda. Sampai sebuah tubuh menyenggolnya.

Itu Naoka.

Wanita itu menatap Tetsuya dengan tatapan yang terlihat benci. Ingatannya kembali melayang, dan Tetsuya merasa bersalah pada Naoka. Bagaimanapun, Akashi adalah kekasih Naoka. Jelas wanita itu marah pada Tetsuya.

Siapa yang mau melihat kekasihnya begitu peduli pada orang lain, apalagi itu adalah mantannya?

Dia berusaha mengucap maaf, namun wanita itu berlalu begitu saja mengabaikan Tetsuya yang membuat dia sedikit meringis; apa yang telah dia lakukan dengan bergantung pada kekasih orang?

---

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi

 

An Akakuro Fanfiction

Family & Romance; Male pregnant; Out of character

---


Setelahnya, Tetsuya berusaha menjaga jarak dengan Akashi. Biasanya dia memang menjaga jarak, namun kali ini, jaraknya lebih jauh lagi.

Sebisa mungkin, tidak ada komunikasi selain koordinasi pencarian anak-anak mereka. Pun, saat berjalan, Tetsuya lebih memilih berada dibelakang Midorima, seperti awal perjalanan mereka. Dia pun lebih dan lebih fokus dalam mencari Gakushuu dan Karma.

“Aomine-kun, apa masih belum ada kabar dari tim yang lain?” Tanya Tetsuya saat mereka masih belum menemukan petunjuk lagi.

“Belum. Namun, ditengah hutan yang begini luasnya, jelas kita butuh waktu, Tetsu.”

“Apa- apa anak-anakku akan bertahan? Tidak bisakah kita lebih cepat? Aku tahu ada resiko seperti yang kau katakan. Tapi- tapi anak-anakku butuh aku.” Tanyanya kembali dengan nada khawatir yang jelas tidak bisa dia sembunyikan.

Aomine, “…”

“Maaf, tapi aku merasa ini terlalu lama. Aomine-kun bilang bahwa dihutan begini apapun bisa kita temui. Jadi bagaimana jika Gakushuu dan Karma butuh pertolongan- tapi- tapi tak ada yang menolong mereka?”

“Sudah aku bilang, jangan meremehkan anak-anak kita, Tetsuya.” Suara baritone menjawab dari belakang tubuhnya.

Tetsuya sempat terdiam, “Aku tahu, maaf.” Lalu Tetsuya berjalan menjauh dari Akashi mencari tempat duduk untuk kembali menenangkan pikirannya.

“Kau menghindariku.” Suara yang sama kembali menyapa telinga Tetsuya, “Kau menghindariku, Tetsuya.”

“Aku tidak.”

DWELLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang