"Nghh.. Markhh.. so-sorry"
Haechan meracau merasa sedikit tidak nyaman karena Mark sedari tadi mengerjai lehernya, mungkin sekarang lehernya sudah penuh dengan kissmark.
"Akh! Pe-lanhh sshh"
Dua kancing teratas seragamnya sudah terbuka membuat Mark semakin leluasa untuk bermain disana.
Sudah sekitar 10 menit dan Mark terus-terusan memberi tanda pada leher dan tulang selangkanya.
Mark menyudahi kegiatannya dan melihat Haechan yang berada diatas pangkuannya dengan nafas memburu dan mata yang sedikit sayu.
Tangan Mark terangkat untuk menyentuh pipi gempil itu dan mengelusnya perlahan. Awalnya Mark ingin memarahi istrinya ini tapi entah kenapa hatinya tidak sanggup untuk melakukannya.
"Itu masih hukuman kecil untukmu, lain kali jangan mencoba menguji kesabaranku" ujar Mark dengan mata yang menatap lurus Haechan yang sudah mulai bisa bernafas dengan normal.
Haechan hanya mengangguk kaku. Saat belum menikah Haechan pernah membuat Mark marah besar karena melawan namja camar itu. Satu hal yang Haechan tahu adalah Mark tidak suka dibantah, semua yang namja itu katakan harus di lakukan apapun itu.
Tidak heran cara namja camar itu menghukumkunya adalah dengan membersihkan toilet, perpustakaan, laboratorium, atau bahkan halaman sekolah yang sangat luas tapi walaupun dengan hukuman semacam itu Haechan tidak pernah jerah.
Apakah sesusah itu mengurus Haechan?! Tanyakan saja pada Mark maka kau akan dapat jawabannya.
"Sebagai hukuman tambahan, tetap disini sampai aku menyelesaikan pekerjaanku" Mark memutar kursinya menjadi kearah laptop.
Haechan hanya menuruti semua yang Mark katakan, ia tidak ingin Mark kembali marah dan membuat kissmark lagi pada lehernya. Yang tadi saja tidak bisa dibayangkan bagaimana leher dan tulang selangkanya yang dipenuhi dengan kissmark.
Sedikit lelah karena sedari tadi ikut membaca apa yang tertera di laptop, membuat kantuk melandanya. Haechan mencari kenyamanan diatas pangkuan Mark lalu menyandar kepalanya pada dada bidang namja camar itu, tidak lama setelah itu Haechan sudah tertidur pulas tanpa Mark sadari.
Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan, mata Mark melirik kearah jam yang berada di dinding yang menunjukkan pukul 15.00 KST. Seluruh siswa pasti sudah banyak yang pulang sedari tadi, lagi pula setelah jam istirahat tadi seluruh guru tidak ada yang masuk mengajar karena rapat.
Mark yang sedari tadi tidak merasakan pergerakan apapun dari seseorang yang berada dipangkuannya membuatnya melirik kebawah dan yang didapatinya hanyalah Haechan yang sudah tertidur pulas.
Mark tersenyum saat melihat Haechan tertidur dengan nyenyak. Mark memutuskan untuk pulang karena kasihan dengan istrinya yang sepertinya sudah sangat lelah.
Setelah membereskan semua Mark menyalipkan tanganya pada bahu dan kaki Haechan, menggendong tubuh gempil itu dengan mudah.
Ceklek
Saat Mark keluar ia melihat Jeno yang tidak jauh beda dengannya. Jeno yang sedang menggendong Jaemin yang juga tertidur pulas sama seperti Haechan.
Keduanya berjalan beriringan menuju bastment sekolah, setelah meletakkan para namja manis itu di dalam mobil keduanya kembali lagi keruang masing-masing untuk mengambil tas sekolah.
"Ungkapkan saja perasaanmu jika kau menyukainya" ucap Mark tiba-tiba
Jeno hanya menghela nafas. "Akan kulakukan tapi tidak sekarang"
"Sampai dia diambil oleh orang lain baru kau akan sadar?! Cepatlah bertindak jika kau tidak ingin menyesal. Aku deluan" setelah mengatakan itu Mark masuk kedalam mobil lalu meninggalkan area sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future [Markhyuck] ✓
FanfictionMark dan Haechan adalah musuh dari awal saat Haechan masuk SHS. Secara tidak disengaja keduanya terlibat perjodohan yang kedua orangtuanya buat. Mark yang merupakan ketua OSIS di Neo High School dan Haechan sang pembuat onar yang selalu menjadi lang...