What Should We Do

35.8K 2.6K 141
                                    

Jangan lupa vote dan comment
.
.
.
Fyi di chapter ini full Guanren dulu biar gak pada neror nanyain kelanjutan hubungan keduanya gimana.
.
.
.

Akhirnya hari yang telah di tunggu-tunggu datang juga. Hari dimana mereka akan pergi berlibur ke kampung halaman Guanlin.

Mereka kini tengah asik duduk di kursi jet pribadi milik Mark. Berbincang memikirkan destinasi apa yang akan mereka kunjungi, serta apa-apa saja yang akan di lakukan selama di Taiwan.

Berbeda dengan kelimanya yang sibuk memikirkan rencana saat tiba nanti, Renjun malah seperti terkena jet lag.

"Kurasa kau tidak ada riwayat mabuk udara" ucap Haechan saat melihat keadaan Renjun yang mengkhawatirkan.

"Kau lupa?! Diakan sedang hamil, wajar saja jika dia mabuk" ucap Jaemin

Renjun tidak menghiraukan perkataan keduanya, sungguh saat ini dirinya ingin muntah. Dan sedari tadi ia tidak bisa lepas dari Guanlin, menempeli namja tiang itu dengan duduk di atas pangkuannya selama perjalan ini.

Sungguh Renjun sendiri bingung ada apa dengan dirinya, rasa mual dan perutnya yang bergejolaknya akan hilang jika mencium aroma tubuh Guanlin. Mungkin semua di sebabkan janin yang ada di dalam perutnya.

Akhirnya setelah menempuh jarak kurang lebih 1.689 km yang memakan waktu kurang lebih 1 jam 40 menit akhir mereka tiba di Taiwan.

Semua telah di siapkan mulai dari mobil Limousine yang akan membawa mereka ke masion milik mendiang ibu Guanlin.

Renjun dan Haechan tertidur di dalam gendongan pasangan masing-masing sedangkan Jaemin hanya butuh di papah oleh Jeno akibat tadi pesawat itu sempat terguncang cukup kuat.

"Ugh~" lirih Haechan saat merasakan kepalanya yang sedikit berkunang-kunang.

Mark yang menyadari lirihan itu lantas menunduk. Haechan yang masih melamun dan juga terdiam di atas pangkuannya, terlihat sangat cantik di matanya.

"Are you okay?" Tanya Mark sambil mengelus pipi itu.

Haechan hanya mengangguk lalu berusaha untuk berpindah tempat tapi di tahan oleh Mark. "Begini saja" ucap Mark pelan.

Haechan hanya bisa pasrah saat mendengar perkataan itu. Haechan mengedarkan pandangannya ke arah depan yang terdapat Renjun yang masih tertidur di atas pangkuan Guanlin dan di sampingnya yang terdapat Jaemin yang berbicara pada Jeno.

Haechan mendongak menatap Mark. "Masih jauh?" Tanyanya

"Sedikit lagi" jawab Mark

"Aku lelah" lirih Haechan seolah memberi tahu Mark bahwa dirinya ingin turun dari pangkuan namja camar itu.

"Tidur" perkataan Mark sungguh membuat Haechan kesal.

Tidak ingin membuat keributan akhirnya Haechan memilih untuk melanjutkan tidurnya kembali. Ia cukup lelah bercampur bersama dengan kantuk yang melanda akibat hari yang semakin malam.

****

Pagi ini sungguh pagi yang berat bagi Renjun dikarenakan ia yang harus bangun pagi sekali karena merasakan mual pada perutnya.

Hoek uhuk uhuk

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Guanlin yang senantiasa mengelus punggung Renjun.

Renjun hanya membalasnya dengan anggukan lemah. Guanlin memapah Renjun untuk keluar dari kamar mandi.

Di dibaringkannya tubuh lemas itu di atas kasur tidak lupa untuk menyelimutinya. Guanlin sedikit khawatir di karenakan wajah itu yang hampir pucat.

Future [Markhyuck] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang