12 . A Broken Promise

200 31 2
                                    

"The main problem is me, so, if i want everyone that i love can keep living, i've to leave everything that can make me smile. F*ck off with my own painfull. I didn't deserve all good things"

***

MEMBUKA perlahan kedua matanya dan berusaha memahami situasi disekitarnya. Seorang lelaki yang ia kenali sedang tertidur dengan posisi duduk disebelah bed yang ia gunakan. Lelaki itu mengenggam tangan Akira.

Merasa pergerakan dari Akira, lelaki tersebut segera bangun dari tidurnya dan melihat gadis yang ia tunggu sudah terbangun dan menatapnya. Gadis itu tersenyum tipis.

“Ohayou, Mikey” Ujar Akira lirih.

“Harusnya aku yang bilang begitu, Putri Tidur” Ujar Mikey sambil memperbaiki posisi duduknya dan mendekati Akira.

“Apakah aku tidur terlalu lama?” Ujar Akira.

“Yah, begitulah, membuatku kelaparan”

“Eh, jangan bilang kau belum makan?”

“Bercanda kok, tadi Kechin sudah membawakanku makanan” Ujar Mikey sambil terkekeh kecil.

Akira mencoba bangkit dari tidurnya dan mencoba untuk duduk. Tapi, luka tembakan di perutnya masih terasa sedikit sakit, ia pun sedikit meringis menahan rasa sakit tersebut.

“Kau baru bangun, tidurlah lagi” Ujar Mikey khawatir.

“Hmph, tak mau, aku mau duduk disana” Ujar Akira sambil menunjuk sebuah sofa yang disediakan dikamar tersebut.

“Heh, keras kepala, memangnya kau kuat jalan sampai sana?”

“Mari kita coba~” Ujar Akira sambil berusaha turun dari kasurnya.

“Ah~”

Dengan cepat Mikey mendekati Akira dan memegangi kedua tangannya.

“Bercanda” Ujar Akira.

Mikey yang kesal hanya mengacak-acak surai Akira dan tetap membantunya sampai duduk disofa tersebut.

“Hei, Mikey, sini, duduklah disebelahku” Ujar Akira.

Mikey pun segera duduk disebelah Akira. Dengan santainya Akira menyandarkan kepalanya di bahu lelaki tersebut dan memeluk lengan lelaki tersebut dengan erat.

“Mikey, aku mendengarmu saat kau mengatakan ‘jangan tinggalkan aku’ tapi aku tak bisa membuka kedua mataku dan menyentuh pipimu saat itu, jadi kulakukan sekarang”

“Jadi, kau mendengarnya”

Akira mengangguk kecil.

“Hei, terimakasih, sudah datang saat itu, kalau kau tak datang, mungkin aku-

“Itu sudah tugasku, jangan hiraukan”

“Mikey, sebelum aku kehilangan kesadaranku kemarin, Hina mengatakan padaku bahwa Emma telah tiada. Apakah itu benar?”

“Ya”

Tubuhnya sedikit bergetar karena ingin menangis, tapi ia berusaha menahannya, namun Akira tak bisa menahan air matanya, bulir demi bulir jatuh dan membasahi lengan Mikey.

“Maafkan aku, aku aku tak ada disana bersama Emma”

“Itu bukan salahmu, itu salah Kisaki dia yang telah membunuhnya”

“Mikey, bagaimana dengan saudaramu, Izana?”

“Dia juga telah mati”

Akira semakin mempererat pelukannya, dia tak habis pikir, kekasihnya sudah banyak sekali kehilangan, dari kehilangan seluruh saudaranya, kehilangan sahabatnya, beban seorang pemimpin.

Tapi, sedari tadi, Akira merasa Mikey hanya menjawabnya dengan singkat dan biasa saja. Seolah hanya sebuah kekosongan yang berada ditubuh kekasihnya.

Akira segera melepas pelukannya dan memegang kedua bahu Mikey, membuat ia dan kekasihnya berhadapan.

“Mikey, lihat kedua mataku, hei lihat aku” Ujar Akira.

Akira tersenyum tipis saat Mikey melihatnya dengan tatapan lembut tapi seolah-olah ada sesuatu yang kosong disana.

“Aku ada disini, okay? Aku masih hidup, aku tidak akan pergi meninggalkanmu, maka kau juga harus berjanji untuk tidak meninggalkanku”

Mikey hanya terdiam sambil terus menatap netra kekasihnya.

“Akira” Mikey memanggil nama kekasihnya lirih.

Akira kaget, habisnya Mikey tak pernah memanggilnya dengan nama aslinya.

Lelaki itu mempersempit jarak antara mereka dan sebuah ciuman tepat dibibir diberikan dengan lembut. Akira pun membalasnya dengan kasih sayang. Makin lama ciuman lembut tersebut menjadi semakin dalam dan perih.

Akira sedikit mengerang, namun kekasihnya tak kunjung melepaskan ciuman itu. Bulir-bulir air mata jatuh dari mata sang kekasih, Akira yang mengetahui hal tersebut akhirnya hanya membiarkan kekasihnya dan membalas ciumannya dengan lembut.

***

Hari berikutnya, Mikey tak lagi mengunjunginya. Ia hanya menerima sebuah surat yang ia yakini dari kekasihnya.

[Suatu hari nanti, jadilah dokter yang hebat dan berbahagialah. Lalu, jangan cari aku, aku sedang dalam perjalananku sendiri. Jangan khawatirkan aku.]

Akira hanya menhembuskan nafasnya perlahan. Sebuah surat yang singkat namun jelas.

“Setelah pembubaran Toman malam ini, Mikey pergi entah kemana” Ujar Draken.

“Ini tak boleh terjadi” Ujar Takemichi.

“Ehh, Toman dibubarkan?” Ujar Akira kaget.

“Yah, begitulah” Ujar Hina.

“Walau dia bilang jangan mengkhawatirkannya, aku malah tak bisa berhenti memikirkannya” Ujar Akira.

“Dasar Mikey, kalau aku bertemu dengannya aku akan menampar wajahnya lagi” Ujar Hina.

Sementara itu, yang lain hanya terkekeh kecil.

***

TBC.

Mikey pergi ngga tau kemana, kira2 gimana yah kedepannya, apa bakal good ending buat semuanya?

A Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang