03 . An Envy Feeling

297 42 4
                                    

"Who does this to my princess, come here and face your hell"

***

SUDAH genap satu minggu Akira Hwa menjalani kehidupannya sebagai siswi SMA. Sudah banyak teman pula ia dapatkan. Saat ini, dia sedang fokus dengan kegiatan ekskulnya. Yah, dia memang merupakan atlit taekwondo sedari sekolah dasar dan sudah sering menjuarai lomba taekwondo di berbagai tingkatan.

“BRAK”

Gadis yang menguncir rambutnya yang panjang itu dengan pony tail berhasil menjatuhkan lawan yang tak lain adalah kakak kelasnya. Yah, kakak kelasnya laki-laki. Tepukan tangan dan sorakan datang dari teman-teman seangkatannya dan beberapa kakak kelasnya, namun beberapa lagi terlihat tak senang dengan apa yang dilakukan Akira.

Akira kembali ke bangkunya dan mendapat beberapa tepukan bahu pertanda “kerja bagus” dari teman-temannya. Akira hanya terkekeh pelan.

“Jadi, setelah bapak perhatikan seminggu ini, anak kelas satu sudah banyak yang memiliki prestasi baik dalam bidang taekwondo, bahkan ada yang mampu mengalahkan kakak kelas. Bapak harap, kedepannya ekskul taekwondo bisa lebih banyak menjuarai kompetisi dan meraih banyak medali-”

***

“Wah, Akira-san, kami tak searah denganmu yah pulangnya”

“Gomen yah, kita pisah disini”

“Hati-hati dijalan Akira-san”

“Heh, aku malah khawatir sama premannya loh”

“HAHAHAHA”
Akira terpaksa berpisah dengan teman-temannya dan berjalan pulang sendirian. Ia tak bisa pulang bersama Hina dikarenakan ia mengikuti ekskul yang berbeda dengan jadwal yang berbeda pula dengan temannya tersebut.

“na na na na~”

Akira melewati sebuah gang dan melihat beberapa siswa dan siswi sedang berkumpul disana dan mereka adalah senpai-senpai Akira yang ikut taekwondo juga. Akira pun otomatis mendekat untuk menyapa mereka.

“Wah, konnichiwa senpai~” Ujar Akira kepada tujuh orang senpai.

Hening.

“Ah, konnichiwa Akira-san” Ujar salah satu senpai memecah keheningan.

Entah hanya perasaan Akira saja atau dia sedang ditatap dengan tatapan yang mengerikan dari para senpainya. Seperti terlihat sangat marah tapi juga kesal.

“E-em, eto gomen kalau aku malah mengganggu waktu kalian, a-aku akan-“

“Akira-san, tidak mengganggu kok” Ujar salah satu senpai.

“Malah kita memang sedang menunggu kamu loh” Ujar senpai lainnya.

“Menunggu?” Akira sedang berusaha mengolah data yang ada di otaknya. Kenapa dirinya sampai ditunggu oleh para senpainya.

Seorang senpai laki-laki yang hari ini dikalahkan oleh Akira mendekatinya dan mempersempit jarak mereka hingga Akira terpojok ditembok gang. Lalu, lelaki itu tersenyum.

“BRAK” Senpai tersebut meng-kabedon Akira.

“Akira-san itu tau tidak kesalahannya apa?” Bisik senpai itu didekat telinga Akira.

Akira yang akhirnya langsung paham atas semua yang terjadi hari ini pun lantas membelakkan matanya kaget. Dia sedang dikepung. Dikarenakan mengalahkan senpainya hari ini.

“G-gomenasai Nakamura-senpai” Ujar Akira sambil menunduk kepada senpai dihadapannya.

“Hm? Kenapa minta maaf bukannya kamu senang dengan pujian dari sensei kami?” Ujar Nakamura senpai sambil memegang rahang Akira dan mengangkatnya keatas untuk bertemu dengan maniknya.

A Broken PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang