Pondok Putri
Jum'at pagi, pukul 07:00 WIB
Nara, Hanifah, Cinta, Reva, Asma dan Syifa sudah siap dengan pakaian perginya. Nara, Cinta dan Reva mengenakan baju potongan dengan bawahan rok Levis serta di lengkapi kerudung yang sewarna dengan rok. Sedangkan Hanifah, Asma dan Syifa mengenakan gamis dengan kerudung yang serasi dengan warna gamis.Kini mereka sedang antri untuk izin pergi keluar. Perizinan keluar di lakukan mulai pukul 7 pagi. Izinnya harus jelas. Kemana, berapa jam, dan menggunakan apa untuk pergi ke tempat tujuan tersebut. Di tulis menggunakan kertas. Setelah itu boleh untuk keluar.
Sedangkan untuk yang tidak keluar biasanya melakukan kegiatan mandiri. Seperti mencuci baju, masak makanan yang jarang dibuat di pondok, atau membuat setoran dan lain sebagainya.
~Nara Farzana~
Pusat Perbelanjaan
Jum'at pagi, pukul 08:15 WIB
Nara dan kawan-kawan sudah berada di halte bis. Mereka sedang menunggu bis sesuai dengan jurusan tempat mereka. Sekitar 20 menit mereka tiba di tempat tujuan."Aku dan Nara ingin membeli kerudung dan rok. Kalian mau ikut kami atau berpisah?" Hanifah bertanya ketika mereka telah sampai di halte tempat tujuan.
"Kalau saran aku kita berpisah saja. Lalu bertemu di masjid. Untuk sholat Dzuhur. Terus kita makan deh," Asma memberi saran. Mereka kini tengah berkerumun membentuk setengah lingkaran.
"Ya sudah begitu saja. Nara dengan Hanifah. Aku dengan Asma. Kalian berdua mau ikut kita atau berpisah?" Syifa bertanya pada Cinta dan Reva.
"Aku dan Reva ingin ke Timezone. Kalau kamu dan Asma mau belanja bulanan kan? Kamu dan Hanifah mau beli kerudung dan rok kan Ra?" Tanya Cinta. Yang di balas anggukan oleh Syifa dan Nara. "Ya sudah kalau begitu kita pisah, Fii Amanillah kalian," Cinta mengakhiri.
"Bye-bye, see you. Jangan lupa adzan Dzuhur sudah ada di masjid itu ya," Nara berujar seraya menunjuk masjid yang tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Dan mereka pun mulai berpencar menuju tempat tujuan mereka masing-masing
Nara dan Hanifah berjalan menuju tempat tujuan mereka. Sebelum menuju tempat, mereka mampir ke ATM terlebih dahulu. Karena uang mereka tidak cukup. Sebenarnya Hanifah tidak ingin membeli tapi jaga-jaga siapa tau dia khilaf.
Berbeda dengan Nara yang notabenenya baru mengenakan pakaian tertutup setelah di pondok. Jadi, rok dan kerudungnya pun masih sedikit. Nara akan membeli kerudung langsungan dengan merk "R" di sebelah kanan.
"Ukuran XL sekalian saja Ra," Hanifah menyarankan.
"Ukuran L saja aku kebesaran fah," Nara keberatan.
"Tapi nanggung Ra. Mending sekalian yang XL," Hanifah masih berusaha meyakinkan Nara.
"Yang L sajalah. Kalau yang XL nanti terlalu kebesaran," Nara tetap ngeyel dan Hanifah pun menyerah.
"Ya sudah. Mau beli warna apa saja?" Tanya Hanifah.
"Ehm, apa ya?" Ujar Nara seraya meletakkan jari jempol dan telunjuknya di dagu. "Putih, biru dongker, coklat, merah sama hitam saja fah," Nara akhirnya memutuskan.
"Yakin ukuran L? Tidak XL saja?" Ternyata Hanifah belum menyerah.
"Iyaaaa Hanifah," Nara gemas dengan Hanifah.
"Ya sudah. Pilih-pilih saja. Setelah ini kita cari rok," Hanifah berujar seraya kembali melihat-lihat kerudung.
"Kamu tidak beli fah?" Tanya Nara masih fokus dengan kegiatannya memilih kerudung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nara Farzana
SpiritualNara Farzana Aditama, anak bapak Aditama dan ibu Ayudia. Anak kedua dari tiga bersaudara. Tomboy karena adik kakaknya laki-laki sebenarnya tidak ada sangkut pautnya. Memang Nara saja yang tomboy. Bertekad masuk pesantren setelah lulus SD. Tanpa tau...