Bagian 8

20 5 6
                                    

Pondok pesantren Putri Ar-raudhah

Halaman belakang

Jum'at Pukul 07:10 WIB

Sudah satu bulan lamanya semenjak Nara ikut lomba. Hari Jum'at biasanya Nara dan kawan-kawan akan pergi untuk liburan tapi saat ini tidak dulu.

Untuk lomba nasional masih 3 bulan lagi, tempatnya di luar pulau Jawa. Doa Hanifah pun terkabul, akhirnya Hanifah mendapatkan juara 2 putri. Karena Hanifah sudah jauh-jauh hari ingin mengikuti seminar melukis ini. Pelukis yang Hanifah idolakan yang mengadakan seminar.

Saat ini Nara tengah mencuci bajunya di kran kamar mandi. Nara tidak sendiri. Ada Cinta, Reva dan Umi. Yang Nara kenal saja yang lain masih banyak lagi. Untuk Hanifah jadwal mencuci bajunya itu kemarin. Mereka tidak bisa berbarengan mencuci baju. Karena gantungan baju Nara dan Hanifah itu 12 gantungan untuk berdua.

"Hahhh... Panas banget mataharinya," keluh Nara seraya membenarkan letak kerudungnya.

"Sekalian berjemur Nara,"  Cinta menghibur Nara.

"Iya, ini kan masih jam 7 pagi," Reva menimpali ucapan Cinta.

"Aku sudah selesai. Aku duluan ya," pamit Umi.

Tidak ada pewangi. Pewanginya nanti ketika akan melipat bajunya. Jadi pewanginya di masukkan kedalam botol kispra* atau botok bekas parfum. Kemudian di tambahkan air. Jadi lah pewangi pakaian ala santri. Terkadang ada yang memakai parfum laundry. Nara dan Hanifah salah satunya. Mereka beli satu botol besar untuk berdua.

"Aku juga sudah selesai. Aku duluan ya gaiz..." Nara berpamitan dahulu.

Di perjalanan menuju tempat menjemur pakaian Nara menyahuti sapaan orang yang menyapanya. Karena hari Jum'at adalah hari libur. Banyak santri yang sedang menjemur kasur, bantal, bantal guling masing-masing. Ada juga yang sedang menghafal Al-Qur'an. Mencuci baju seperti Nara. Bersih-bersih kamar. Karena hari Jum'at adalah jadwalnya gotong royong. Nara tadi sudah piket sebelum mencuci baju.

"Kak jemuran sebelah sini sudah ada yang pakai belum ya?" Nara bertanya kepada kakak yang sedang menjemur pakaian di sebelah Nara.

"Belum ada dek. Pakai saja," jawab kakak tersebut. Nara tidak tahu namanya. Hanya sekedar kenal wajahnya saja.

"Baik kak, terimakasih," Setelah mengucapkan terimakasih. Nara langsung menjemur pakaiannya.

Pakaian Nara tidak banyak. Hanya 6 baju, 3 rok, 2 celana panjang, (maaf) beberapa dalaman, dan 3 kerudung. Usai menjemur pakaian, Nara berencana untuk kembali ke kamar. Tapi urung ketika kak Amira, kakak sepupu Hanifah mencegat Nara.

"Ra, setelah ini kamu ingin melakukan apa?" Tanya kak Amira.

"Mau beres-beres lemari kak. Kenapa memangnya?" Sepertinya Nara tahu maksud kak Amira.

"Seperti biasa Ra. Di belakang kantin MA," ucap kak Amira tersenyum misterius.

"Lagi kak? Bukannya kemarin sudah ketemu di MA ya?" Nara syok.

"Tadi malam dia habis dari luar kota. Kata dia, dia membelikan aku oleh-oleh jadi sekarang dia mau memberikan oleh-olehnya. Mau ya Ra, please," wajah memelas nya pun mencetak wajah kak Amira. Sepertinya kak Amira tahu kalau Nara itu orangnya tidak tegaan.

"Tapi nanti kalau ketahuan Hanifah kak Amira yang bilang ke dia ya," harus ada perjanjian dulu. Karena sebenarnya Nara sudah di beritahu Hanifah untuk jangan mau jika di ajak kak Amira ketemuan dengan someone nya.

Someone= pacar

"Oke," ujar kak Amira.

Nara menitipkan ember cuciannya di kamar Umi. Dengan alasan dia akan membeli chicken krispi di depan. Sebelah kanan MA. Kak Amira berjanji akan mentraktir chicken krispi. Setelah bertemu "someone" kak Amira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nara FarzanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang