19 || Panah Cinta Di Pesantren

686 45 0
                                    

Assalamualaikum guyss
Happy Reading !!

_____________________
_____________________

"Ra bawa gue masuk dong, gue capek berdiri disini mulu" mohon Nara

"Gak mau ah kan kamu dihukum"

"Ish Ra ayolah. Nanti aku pura pura nganterin kamu kemana aja deh tapi ini srius" Mohon Nara

"Okee, tapi kamu traktir kita makan dikantin nanti selesai lomba" ucap Andira

"Wahh gak bisa pemerasan ini namanya" tolak Nara

"Gak mau masuk ya yasudah" ucap Andira

"Yahh kok gitu" ucap Nara sambil melihatkan wajah sedihnya

*****

"Yaudah deh tapi janji bawa gue masuk, pegel nih kaki"

"Janji?" Ucap Andira sambil menunjukan kelingkingnya

"Iyaa" jawab Nara pasrah dan menyatukan kelingking mereka

Tak lama dari situ, ustadz Budi dan ustadzah Diana menghampiri mereka

"Gus ini name tag peserta lombanya" ucap Ustadzah Budi

Lalu mereka pun mengambil name tag tersebut

Dan mereka semuapun masuk menuju ruang lomba mereka. Saat menuju ruang lomba Nara bertanya pada Andira

"Ikut lomba apa lo Dir?" tanya Nara

"Lct olimpiade sains ra" jawab Andira

"Ohh,gak diraguin lagi si skill kimia lo"

"Semangat yaa, salam buat Riski haha" ucap Nara

"Nanti kalo udah selesai langsung ke kantin aja ya gue tunggu dikantin" ucap Nara

"Oke, aku lomba dulu ya doain"

"Okee semoga menang" ucap Nara

Setelah pembukaan acara mereka langsung menuju ruang lomba mereka masing masing.

2 jam berlalu tim Andira sudah selesai  lomba pada babak penyisihan, sekarang mereka istirahat untuk ke babak seperempat final

"Bagaimana lombanya?" tanya ustadz Budi

"Alhamdulillah kita masuk seperempat final ustadz. Doain kami bisa masuk final ya" jawab Riski

"Alhamdulillah. Semangat ya, nih diminum dulu minumannya" ucap ustadz Budi

Lalu mereka pun mengambil minuman yang sudah dibeli Farhan tadi

"PENGUMUMAN BAGI PESERTA YANG MEMASUKI BABAK SEPEREMPAT FINAL DIHARAPKAN MENUJU RUANG LCT KEMBALI"

"Yasudah kalian sudah dipanggil tuh, semangat ya semoga berhasil" ucap ustadzah Diana

"Aamiin, doain kami ya ustadz, ustadzah, gus" ucap Andira

Gus pun tersenyum ke arah Andira

Panah Cinta Di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang