1. Pertama berjumpa denganmu.

2K 138 25
                                    

Sean menghembuskan nafasnya dalam. Jujur ia tak terima mendengar keputusan orangtuanya yang mengharuskannya pindah dari kota kelahirannya ini. Banyak kenangan indah ditempat ini dan Sean tak ingin meninggalkannya begitu saja.

Dari teman temannya, warung bakso kesukaannya, kedai es krim mint choco favoritnya, dan lain lain.

Disinilah Sean. Di dalam sebuah mobil yang membawanya beserta orangtuanya menuju kota tujuan.

Bandung.

Kota yang dipilih ayah Sean untuk ditinggali mulai sekarang. Meskipun terdengar tempat yang bagus dan nyaman tetap saja Sean masih tidak terima. Setidaknya untuk saat ini.

"Abisean farrel bimantara." Panggil ayah Sean halus.

Sean tak menoleh maupun menjawab. Fokusnya hanya pada jalanan yang mereka lalui. Sekalipun mendengar Sean sedang tak ingin menjawabnya.

Ayah Sean mengintip lewat spion. "Sean marah banget ya sama ayah? Maafin ayah ya?" Ujar ayah Sean merasa bersalah.

Ibu Sean tak mendengar jawaban sang anak. Ia ikut melihat spion untuk melihat keadaan Sean. "Ngambek banget kayaknya dia, yah."

Ayah Sean memasang raut julit. "Emang apa sih yang ga mau banget Sean tinggalin disana? Mantan Sean ya?" Tanya ayah Sean bercanda yang langsung dihadiahi lemparan bantal kecil oleh Sean.

"Ayah ngeselin banget! fokus aja sana nyetir!" Ujar Sean ketus.

Ayah Sean tertawa nyaring. Sangat menyenangkan menjahili Sean si anak ambekan. Ibu Sean menggeleng geleng kan kepalanya. Sudah tahu anak suka ngambek malah dijahilin.

"Kamu anak lagi kesel malah di isengin. Makin kesel kan dia." Tegur ibu Sean tak habis pikir.

Ayah Sean tersenyum canggung. "Hehe. Yaudah deh gak lagi."

Acara mengisengi anak semata wayangnya diakhiri oleh tuan bimantara. Kedua orangtua Sean mengganti topik pembicaraan untuk menghindari bosan di perjalanan. Sean yang dalam mode merajuk hanya diam mempertahankan egonya. Lama berdiam membuatnya mengantuk. Sean menguap lebar lalu memejamkan matanya yang ternyata keterusan sampai tempat tujuan.

 Sean menguap lebar lalu memejamkan matanya yang ternyata keterusan sampai tempat tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menginjakkan kakinya di sebuah mansion. Itu tempat yang akan ditinggalinya mulai sekarang. Tidak buruk. Apa ia mulai menyukainya?

"Ayo masuk, sean." Ajak ayah Sean.

Sean melihat lihat sekeliling. Indah, sangat indah. Sean menatap kagum seluruh inci mansion itu. Saking excited nya Sean sampai berlari lari sambil berucap ' wah' setiap melihat apa yang menurutnya bagus.

Ayah Sean tersenyum sambil merangkul istrinya. Puas melihat anaknya senang. Bahkan anak itu lupa siapa yang beberapa jam yang lalu merajuk tak ingin pindah.

TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang