24. Sedikit tentang dirimu

182 32 3
                                    

Usai sudah latihan terakhir mereka. Semuanya berpamitan dan berpencar menuju tempat tinggal mereka masing masing, begitu juga dengan Rayyan dan Sean yang kini hampir sampai di kediaman Rayyan.

Tak ada sepatah katapun keluar karena keduanya sudah lelah dan mengantuk. Saat membuka pintu, Rayyan menatap bingung kearah Zayyan karena tiba tiba saja dia sudah berdiri di depan pintu dengan raut gelisah.

Bagaikan lupa dengan apa yang sudah disampaikan Sean tadi, Rayyan dengan polosnya bertanya mengapa kakaknya disini.

"Kenapa Bang? Nungguin gua ama Sean? Sorry baru sampe, hari ini terakhir latihan jadi agak lama."

Bukannya menanggapi penjelasan Rayyan, Zayyan malah mendorong kecil Rayyan kesamping lalu meraih pergelangan tangan Sean.

Sean yang sedari tadi sengaja berlindung dibalik punggung Rayyan seketika panik. Bayangan akan bagaimana Zayyan mencoba melecehkannya tadi mulai berputar putar dikepalanya.

Dengan tegas Sean menghempaskan tangan Zayyan yang sudah melingkar sempurna tangannya. Wajah Sean merah padam menahan geram. Bodohnya Zayyan, ia seakan tak perduli dengan kode kecil dari Sean. Ia terus menerus mencoba meraih tangan Sean dan berucap maaf.

"Stop Zayyan Abinaya. I beg you,"

"I'm so sorry, but Sean, tolong denger gua dulu."

Melihat pemandangan aneh didepan nya membuat Rayyan heran. Sebenarnya ada apa? apa yang terjadi tanpa ia ketahui?

Sebentar, Rayyan ingat sesuatu. Tadi kata Sean Zayyan habis confess padanya kan? tapi apa yang salah dengan itu?

"Kalian kenapa? Lepas Zay, Sean ga nyaman." Ucap Rayyan sembari menarik Sean kebelakangnya.

Mata Zayyan berkedip cepat. Ia menghela nafas berat lalu berlalu meninggalkan Rayyan dan Sean dengan raut putus asa.

Terdengar helaan nafas lega ditelinga Rayyan yang bersumber dari Sean. Rayyan berbalik, dapat Rayyan rasakan tubuh Sean bergetar. Tak salah lagi, Sean ketakutan.

"Ini sebenernya ada apa sih? Sean jujur sama gua, Zayyan ga cuma confess kan?"

"Ray, mau balik aja,"

"Jelasin dulu,"

"Gapapa. Mau pulang aja." Sean masih kukuh akan pendirian nya.

"Ini udah jam berapa, hah? Tadi rencana mau nginep disini kan?"

"Ga jadi Ray, mau balik. Kalo gamau nganterin gua pesen ojol aja," Ucap Sean sambil bergegas keluar.

Tentu saja tak Rayyan bolehkan. Yasudah, mau bagaimana lagi? walau sedikit tak rela Rayyan tetap mengikuti Sean menuju bagasi.

 Yasudah, mau bagaimana lagi? walau sedikit tak rela Rayyan tetap mengikuti Sean menuju bagasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean mengenakan jaket tebalnya dibantu dengan Rayyan yang memasangkan helm di kepalanya. Tampak jelas gurat khawatir dari wajah Rayyan. Namun Sean bebal dan tetap ingin pulang.

TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang