9. Day-2. Aku, kamu, dan malam

383 64 1
                                    

Waktu yang paling ditunggu-tunggu semua murid. Apalagi kalau bukan waktu pulang. Semua murid yang asalnya dikelas berhamburan keluar dengan wajah berseri-seri.

Berbanding terbalik dengan temannya yang lain, Sean memasukkan bukunya malas. Untuk apa cepat cepat pulang kalau tidak ada siapa siapa dirumah. Padahal kalau bisa ia ingin waktu belajar sedikit diperpanjang agar dirinya tak  berlama lama dirumah.

Wajah cemberut Sean membuat Rayyan tersenyum kecil. Ternyata anak ini masih merajuk. Mungkin Sean lupa kalau dia tak benar benar sendirian.

Rayyan menghadap kearah Sean. Ia berpikir, apa rencananya hari ini? Ahh Rayyan baru ingat! Ia kan semalam menulis rencana yang akan dilakukannya nanti bersama Sean di note handphone. Sebentar ya Rayyan mencek dulu.

°Day 2: Keliling kota sambil jajanin Sean.

Jalan jalan ya? Rayyan melihat jam di pergelangan tangannya, sudah sangat sore. melihat tampang Sean, sepertinya dia tak akan puas diajak pergi sejam dua jam saja. Apalagi, ia sedang ditinggalkan sendiri dirumah pasti ingin diluar berlama lama.

Bagaimana kalau malam saja? Sore tanggung, pemandangan kota juga tak seindah malam. Benar, nanti malam saja ia mengajak Sean jalan jalan.

"Se? Malam keluar yo?"

Dengan cepat Sean menoleh. "Keluar?"

"Iya,"

"Ngapain?"

"Jalan,"

"Jalan?"

"Iya, jalan! Ga ngerti bahasa manusia, lu?"

Sean mendelik. "Santai gubluk! Sensian amat. Btw, AYO WEH! PAHAM AE LU! OKE FIX YA ENTAR KELUAR? JAN LUPA LU!"

Rayyan mundur karena kaget. Tak sekali dua kali Sean berteriak tiba tiba tapi dirinya masih tak terbiasa. Rayyan membalas dengan senyuman untuk menutupi keterkejutannya.

Sean merangkul bahu Rayyan lalu mulai mengoceh panjang. Rayyan ya seperti Rayyan, mendengarkan ocehan itu dengan seksama dan sesekali menanggapi agar Sean tak marah.

.
.

"Rayyan nginep di rumah Sean, bang. Malem ini mereka mau jalan katanya. Apa perlu gua ikutin?"

"Sial! Makin lama makin ngelunjak ya tu orang! Boleh tapi seperti biasa, main cantik,"

"Oh siap."

Tanpa ia sadari, ada sosok lelaki yang menguping pembicaraan keduanya. Lelaki itu menutup rapat mulutnya, dadanya bergemuruh. Takut akan ketahuan, perlahan ia menjauh dari sana.

Lelaki itu berhenti di toilet pria. Nafasnya tak beraturan. Dengan tergesa-gesa ia merogoh hp yang berada di saku celananya.

"Ra? Ra? Denger gua!"

"Apa?"

"Rayyan bakal nginep di rumah Sean dan malam ini mereka mau jalan,"

"Jalan ya? Hm oke,"

"Ada satu lagi, Ra,"

"Apa?"

Lelaki itu menggigit kukunya. "Bukan cuma gua yang mantau Sean."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang