4. Dan ku harap menjadi bagian mu

345 56 3
                                    

Semua berjalan seperti biasa. Hari hari berlalu, entah sudah hari keberapa Sean tinggal di kota ini. Ia tak ingat jelas tapi yang pasti sudah lama.

Pagi pagi isi kelas sudah dibuat geleng geleng kepala karena mendengar suara nyanyian yang menggelegar ke seisi kelas. Ulah siapa lagi kalau bukan duo dadakan Sean dan Rayyan. Sejak sebulan yang lalu, setiap pagi pendengaran mereka pasti disuguhi oleh nyanyian Sean dan Rayyan. Lagunya tak lain dan tak bukan adalah lagu lagu dari Yoasobi. Untung saja suara mereka tak jelek ataupun sumbang jadi rasa ingin menimpuk keduanya sedikit terkurangi.

Kalaupun ingin menimpuk rasanya percuma saja. Mereka bebal.

"Lagu Ballad ya tema hari ini?" Celetuk seseorang.

Keduanya mengangguk. "Sean lagi galau, ditinggal pacarnya nikah," Ujar Rayyan menyahut.

Orang tadi terkejut. "Yang katanya MBA kemaren? Lah? Kan lu pacarnya? Anak lu, se?" Ujarnya menunjuk Sean.

Sean langsung menyambar. "Minta disambit, lu? Bukan gua lah! Gini gini gua masih takut tuhan," Ujar Sean marah karena dituduh.

Orang tadi mengangguk, benar juga pikirnya.

"Jadi anak siapa dong?" Tanyanya penasaran.

Sean yang tahu siapa orangnya memberi tahu teman sekelasnya ini. "Langit 12 ipa 3, katanya. Gila vin kesel banget gua!" Ujar Sean dengan tangan mengepal.

Alvin yang sejak tadi berdiri beralih duduk disamping sean. Iya sih, kalaupun itu terjadi padanya ia juga akan kesal.

Sean kembali berucap. "Bisa bisanya cowok seganteng gua diselingkuhin! Mana langsung hamidun lagi! Oasu," Umpatnya membuat Rayyan menoleh.

Rayyan merangkul bahu sean sebagai bro. Seolah memberi energi positif untuk Sean agar dia sedikit tenang.

"Yaudah si. Daripada dia ngaku ngaku lu bapak anaknya,"

Sean mendelik. "Bukannya gimana gimana ray, ini soal harga diri! Bisa bisanya cowok se aesthetic, se tampan, se good looking gua diselingkuhin! Apa kata orang?" Ujar Sean dramatis.

Rayyan menarik pelan kepala sean lalu mengapit ke ketiaknya gemas. "Nih! Mamam good looking!" Ujar Sayyan diatas Sean yang heboh dibawah sana.

"Anjing, Rayyan! Ketek lu bau jahanam!" Berontak Sean.

"Hoax! Gua udah pake rexona!" Balas Rayyan tak terima.

Alvin memasang wajah masam. Selain terbiasa mendengar nyanyian Sean dan Rayyan, sekelas juga dibuat terbiasa dengan pemandangan yang bisa dibilang 'romantis' dari dua adam ini.

Apa itu terlihat aneh? Tidak. Mereka biasa saja karena menurut mereka keduanya itu sesama laki laki, tak mungkin perasaan cinta akan timbul diantara mereka. Dan lagi, pengetahuan tentang LGBT disana sangat kurang dan tabu. Jadi tak ada yang berpikir perilaku mereka menunjukkan sebuah ungkapan cinta.

Sean dan Rayyan sendiri juga merasa biasa saja. Mereka berpikir kedekatan yang katanya romantis ini salah satu bentuk kedekatan sebagai best friend. Sean tak merasa masuk dalam lingkaran LGBT. Sejauh ini ia merasa biasa saja dengan Rayyan. Bukan merasa seperti jatuh cinta atau sebagainya.

Sean tahu LGBT? Iya, tentu saja dia tahu.

Kalau Rayyan? Bagaimana perasaan Rayyan pada Sean?

Kalau Rayyan? Bagaimana perasaan Rayyan pada Sean?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang