12. Day- 4. Hehe, i win.

290 50 6
                                    

Rayyan ngambek, Rayyan pundung, Rayyan kesal.

Loh kenapa?

Bayangkan, hati kalian yang awalnya terasa tenang dan damai habis beribadah pas pulang malah disambut dengan ucapan ucapan manis dari seorang yang kalian cintai pada orang lain.

Itulah yang Rayyan rasakan sekarang. Wajahnya datar tanpa ekspresi, sesekali ia mengecek jam di pergelangan tangannya untuk melihat sudah berapa lama ia menunggu dan sudah berapa lama Sean berceloteh pada pacar pacarnya.

"Asya? Asya dengerin Sean. Asya baik, Asya cantik, segala hal positif Asya borong semuanya. Sejauh ini ga ada Sean liat kekurangan Asya. Asya ga usah khawatirin sesuatu yang Asya sendiri tau hal itu ga ada di diri Asya."

"Al-khabiitsaatu lilkhabiitsiina wal khabiitsuuna lilkhabiitsaati wath-thai-yibaatu li-ththai-yibiina wath-thai-yibuuna li-ththai-yibaati uula-ika mubarrauuna mimmaa yaquuluuna lahum maghfiratun warizqun kariimun."

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
―QS. An Nuur [24]: 26"

"Ngerti maksud Sean? Asya baik, ga perlu khawatir nanti dapet jodoh yang ga baik. Kalaupun nanti kita putus, bukan berarti Asya yang ga baik tapi Sean."

"Asya pantas dicintain. Asya pantas dapet laki laki yang baik karena emang Asya baik. Kalo kamu merasa kamu belum jadi orang baik ayo berusaha jadi orang baik. Ok?"

"Dan lagi, yang dipikiran kamu cuma "Kalo Ayah kamu ga sayang sama kamu yang berarti lelaki manapun juga ga bakal ada yang sayang kamu" Hey? Ga gitu, Sayang. Buktinya? Ini ada aku yang cinta sama kamu. Ya walaupun bukan aku sosok laki-laki yang kamu harepin, setidaknya kamu tau ada satu laki laki yang sayang sama kamu."

"Sekali lagi aku bilang, kamu pantas dicintain. Jangan bilang ga pantes terus! Sekali lagi bilang itu aku cubit ginjal kamu,"

"Serem banget!"

"Canda sayang," Ujar Sean sambil terkekeh.

"Hihi, Makasih Sean. Asya ga tau lagi harus berterimakasih gimana lagi ke Tuhan. Asya bener bener beruntung punya Sean."

"Sean juga beruntung punya Asya. Sean tutup dulu ya? Mamah manggil." Alibi Sean dan bodohnya perempuan itu percaya.

"Iya. Bye Sean."

Tak sempat menyahut, Sean buru buru mematikan panggilan itu. Ia berdecak, dia tak tahu saja Sean sebenarnya.

"Telfon siapa lagi ya?"

Loh? Apa maksud? Sean telponan sama di Asya Asya itu saja sudah hampir memakan waktu 10 menit. Masa Rayyan harus menunggu lagi?

Dan, heh? Ini Sean tak sadar dirinya sudah dirumah? Ia daritadi berdiri dibelakang Sean, masa Sean ga ngeh?

"Halo jingga!"

"Halo Sean!"

"Hili siin," Sahut Rayyan dalam hati.

"Jingga free, gak?"

"Iya nih. Kenapa, Yang?"

"Jalan mau?"

TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang