6. bersamamu ternyata se menyenangkan ini

317 59 7
                                    

Rayyan dan Sean sampai ketempat tujuan. Baru saja Rayyan menurunkan Standar motornya, Sean langsung melepas helm punya Rayyan lalu turun dari jok motor itu. Tanpa mengucap sepatah katapun, Sean langsung menjauh, meninggalkan Rayyan yang terdiam bingung.

Diperjalanan hendak masuk ke kamar, Sean berpapasan dengan ibunya. Ibu Sean yang terkejut melihat pemandangan tak biasa ini langsung mengeluarkan pekikan kagetnya.

"Ya Allah! Kenapa basah kuyup gini? Abis ngapain kamu? Nyebur Empang?" Tanya Ibu Sean terkejut melihat anaknya datang datang basah sekujur tubuh.

Sean berhenti dari lari lari kecilnya. "Mamah! Mah suruh temen Farrel masuk! Tadi keburu Farrel tinggalin soalnya ga tahan lagi. Dingin banget!" Ujarnya.

"Lah? Lah?"

Sean melanjutkan lari lari menuju kamarnya. Ibu Sean berkacak pinggang. Dasar anak tidak tahu sopan santun! Bisa bisanya meninggalkan temannya sendiri begitu saja. Apa Sean tidak berfikir temannya itu mungkin kedinginan juga?

"Haduh anak siapa sih, itu?" Gumam ibu sean tak habis pikir.

Tanpa berlama-lama, ibu Sean juga pergi dari sana, mendatangi teman yang kata Sean ditinggalkannya tadi.

Tanpa berlama-lama, ibu Sean juga pergi dari sana, mendatangi teman yang kata Sean ditinggalkannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibu Sean membuka pintu. Penglihatannya langsung disambut oleh seorang lelaki seumuran anaknya yang sedang duduk di motornya. Lelaki itu duduk diam sambil menatap keluar, helm masih dipakai, dan pakaian yang kelihatan belum kering sepenuhnya.

Ibu Sean berteriak sambil melambaikan tangan."Nak! Ngapain masih disitu? Ayo, sini!"

Rayyan hampir terjungkal karena kaget. Ya tuhan, teriakan ibu Sean tak main main.

Rayyan mengangguk dari jauh. Ia melepaskan helm yang dipakainya lalu mengusak usak rambutnya yang sedikit mengering. Ia mengambil tas dari jok nya lalu berjalan mendekati ibu Sean.

Ibu Sean menyipitkan matanya, menatap selidik Rayyan dari jauh. Bukannya meleyot karena ketampanan Rayyan atau bagaimana, tapi merasa familiar dengan perawakan Rayyan.

Mungkin karena faktor U dan lupa memakai kacamata, wajah Rayyan masih kurang jelas dimatanya. Kecuali saat Rayyan sudah benar benar dihadapannya baru ia dapat melihat dengan jelas.

Rayyan sudah berada dihadapan ibu Sean. Rayyan membungkukkan badannya lalu mengucapkan salam. "Halo, Tante." Ucapnya sopan.

Wajah penasaran ibu Sean seketika berubah tak menyangka. Ibu Sean menutup mulutnya menahan pekikan.

"OMAIGAT!"

Senyum Rayyan mengembang sempurna. Pasti ibu Sean terkejut bahagia karena ingat ini dirinya. Tuh kan, ibu Sean saja ingat ini dirinya masa Sean tidak ingat.

Ibu Sean mencubit cubit pipi Rayyan lalu beralih menepuk kedua bahu Rayyan. "Zayyan, kamu apa kabar?!" Tanyanya semangat.

Rahang Rayyan merosot kebawah. Baru saja ia senang melihat wajah sumringah ibu Sean, sekarang spontan berubah muram. Ia merasa seakan diajak terbang tinggi lalu dihempaskan dengan kerasnya. Ya tidak salah sih, tapi salah! Aduh bagaimana Rayyan menjelaskannya. Sudahlah. Ibu Sean tak salah, yang salah ekspektasinya.

TENTANG SEAN, RAYYAN, DAN ZAYYAN - [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang