25. Rumah

1.2K 169 6
                                    

Si kembar sangat bersemangat, mereka berlari kesana kemari, mengelilingi penginapan, sepertinya kata lelah sudah hilang dari kamus anak-anak itu. Yuta dan Jaehyun yang mengejar mereka berdua sampai kewalahan. Sementara Ten dan Taeyong hanya duduk manis di gazebo.

Kamera digital di tangan Ten sesekali bekerja. Mengambil potret menggemaskan si kembar yang jarang terlihat seaktif dan sebahagia hari ini. Tentu saja bibir Ten tersenyum manis ketika melihat hasil potretnya.

"Babe, aku mau punya rumah di pedesaan. Dengan halaman yang luas dan taman bunga di sisi kanan, taman bermain di sisi lain."

"Kenapa?"

"Supaya aku bisa main sama Seo Twins, sama Fullsun. Terus, kamu merawat bunga kesukaan kamu di taman kamu."

Air mata Ten seketika mengalir. Entah mengalir darimana, yang Ten rasakan sekarang adalah rindu. Kepada siapa, Ten tidak tahu pasti suara siapa yang datang ke pikirannya barusan.

"Papa! Ada sungai!" panggil Hendery dan diikuti Jaehyun di belakang, sementara San sudah berhasil Yuta gendong beberapa saat lalu.

-~~~-

Entah sudah hari ke berapa Johnny dan Haechan berada di Jeju, yang pasti Haechan masih belum bosan dengan jeruk khas Jeju itu. Johnny yang mengupas kulit jeruk itu saja sampai bosan dengan teksturnya, seperti tidak adakah buah lain selain jeruk disini?!

Siang ini Johnny akan mengajak Haechan ke suatu tempat. Sebuah tempat yang dulu sering Ten dan Johnny kunjungi setiap ke Jeju. Ini pertama kali Haechan berkunjung setelah ia bisa berjalan. Sebelumnya, Haechan pernah datang, tapi masih berusia kurang dari satu tahun.

"Can I have a new fwends, daddy???" tanya Haechan saat mereka tengah bersiap. Lebih tepatnya saat Haechan menunggu Johnny yang sedang bersiap.

Tidak terlalu mewah, hanya kaos dan celana jeans, sepatu putih polos dan tas selempang berisi ponsel dan dompet Johnny saja.

Untuk Haechan sendiri, hanya setelan baju balita dengan warna cokelat muda. Dan topi lucu yang memiliki telinga beruang.

Balita itu bosan, ia hanya mengayunkan kakinya sambil mengoceh. Segala hal yang ia ingin katakan terucap dengan mudahnya. Segala pertanyaan acak juga. Seperti bertanya, "Renjun sedang apa, ya?" benar, tak jauh-jauh dari Renjun pastinya.

"Your big bro has a bestie there. Maybe you can be close if you become a good boy." Johnny berbalik dan menggendong si bungsu di tangan kanannya. Menata sedikit topi yang melorot karena si bocah banyak bergerak.

Wajah Haechan seketika berubah. Terlihat lebih bersemangat dan lebih berbinar dari sebelumnya. Tangan kecilnya ia gunakan untuk menutup mulutnya, seakan menunjukkan reaksi terkejut dan tak percaya.

"really? Yeayy! Leggoow, dad!"

-~~~-

Hendery duduk manis di taman bermain. Menunggu San yang entah sedang apa di dalam sana. Hendery melihat jalanan yang sepi, tidak ada mobil sama sekali, hampir sama dengan kediaman keluarga Lee di Thailand. Bedanya sekarang Hendery bahagia dan bebas.

Suasana sore hari di penginapan mereka sangat tenang. Hanya terdengar hembusan angin, serta beberapa daun yang jatuh. Membuat Hendery merasa nyaman dan tenang, bahkan Hendery hampir tertidur.

"Twinnie! Look what i brought for you!" suara San yang bersemangat. Terlihat menggemaskan jika dilihat dari sisi orang dewasa.

Ekspresi San yang bersemangat dan sesekali berhati-hati, sangat lucu. San berhati-hati karena ia membawa nampan berisi minuman manis dan cookies buatan Kun.

Hendery yang melihat saudara kembarnya kesulitan, akhirnya bangun. Mendekati San dan membantu membawa nampannya. Bayangkan saja seberapa lucu dua makhluk semampai memegang satu nampan bersamaan, dengan ekspresi wajah yang sangat berhati-hati.

"Gomawo, twinnie." anak Ten, sudah pasti tak jauh dari mencampur-campur bahasa.

Si kembar duduk manis bersama. Menikmati waktu sore berdua, dengan makanan dan minuman yang hanya sesekali bisa mereka nikmati.

"Twinnie, kalau Uyong ketemu sama aku... dia masih ingat aku?"

-~~~-










engga secepat itu buat ketemu, yya:>

Hope you like it!!

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang