8. Kejanggalan

1.7K 205 5
                                    

"Kamu yakin itu beneran Daddy?"

"Ung! Aku yakin! Aku engga mungkin lupain Daddy!"

San menjawab yakin. Dia percaya kalau dia masih ingat betul dengan sosok 'Daddy'-nya.

"Tapi,apa Daddy engga berubah? Kita aja dari terakhir ketemu sama Daddy sama sekarang berubah." Hendery dengan pikiran logisnya yang mampu membuat San putus asa dan goyah dengan kepercayaannya.

"Engga engga! Aku engga mungkin salah."

"Hmmm,okey. Kalau itu beneran Daddy,apa dia masih ingat kita?"

Pertanyaan yang lagi-lagi membuat kepercayaan San menciut. Dia kesal dengan sifat realistis dan logis kembarannya. Memang kata Papa harus realistis tidak boleh banyak berkhayal,tapi ini menyebalkan.

"Sorry,twinnie...."

Hendery pun ikut putus asa akibat dari pemikirannya sendiri.

*Tok!

*Tok!

"Hendery,San ayo makan dulu,mainnya dilanjut nanti." suara Ten membuat Hendery dan San menghela napas berat dan bangkit untuk keluar kamar.

-~~~-

Johnny sore ini masih menginap di hotel yang sama seperti malam sebelumnya. Iyap,hotel dekat pantai tempat dia bertemu dengan Yuta dan Winwin. Serta si kembar yang sudah lama Johnny tidak lihat.

Hari ini h-1 Johnny pulang ke Korea. Tapi tujuan utamanya masih belum terwujud. Sama seperti tahun kemarin,nihil. Hanya kemajuan Johnny bertemu dengan San dan Hendery saja.

Karena bosan diam di dalam kamar hotel Johnny memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai itu. Tidak berharap banyak atau sama sekali untuk bertemu dengan si kembar ataupun Papa mereka. Tapi jika bertemu Johnny akan sangat bersyukur.

"San! Jangan lari! Tungguin gege!"

Suara nyaring dan asing masuk ke gendang telinga Johnny. Suaranya asing,tapi nama yang disebut sangat amat tidak asing untuk Johnny.

Tak lama ada seorang pemuda mengejar anak-anak yang hendak mendekati bibir pantai.

Johnny melihat ombak cukup besar akan datang.

*Hap!

"Why are you running so fast,baby?" Johnny bertanya kepada anak yang sudah ia gendong. Sementara anak itu hanya tertawa.

"San! Huh,astagaa kau membuat gege panik!" Yangyang datang dengan napas tak beraturan setelah berlari.

"Hehehe! Maaf gege~" San tertawa polos. Setelah napas Yangyang teratur ia mengambil San dari gendongan Johnny.

"Say thank you to uncle." Yangyang kasih perintah.

Sementara si bayi menatap Johnny seperti tidak asing,"Daddy!"

-~~~-

Setelah memastikan si kembar tidur dengan lelap Ten keluar kamar dan duduk di sofa. Mengobrol dengan Kun dan Yangyang yang menjaga anak-anaknya hari ini. Tidak,lebih tepatnya hanya Yangyang yang berlari-lari mengikuti tingkah si kembar.

"Okay. Aku bakal ceritain semuanya. Ini ada yang janggal dengan anak-anakku dan mimpi-mimpiku selama beberapa minggu terakhir."

Kun dan Yangyang menyimak cerita Ten dengan baik. Sambil ikut memikirkan sesuatu yang hanya mereka dan tuhan yang tau.

"...setelah mimpiku,dan San mengigau malam itu aku mendengar San dan Hendery membahas tentang 'Daddy'. Yang kata Mama aku bercerai dengan mantan suamiku sebelum kembar berusia satu tahun. Dan Mama bilang kalau selama ini mereka berdua tidak mengenal siapa Daddy mereka."

Ten menceritakan apa yang ia dengar pagi tadi sebelum memanggil anak-anaknya untuk makan.

"Lalu?"

"Lalu... Aku ingin tau sebenarnya ada apa dengan masa laluku. Apakah Mama menyembunyikan sesuatu. Aku hanya merasa apa yang aku tau selama ini bohong,tidak ada kebenaran disana."

-~~~-

"Benarkah?!"

"Iya,ge. Aku harap kalian melindungi Hendery dan San semakin ketat. Aku hanya takut tuan Lee nekat dan menyakiti mereka berdua."

Winwin menoleh ke Yuta dan diangguki oleh kekasihnya,"Pasti. Aku dan Yuta akan melindungi mereka semua. Aku harap bantuan kalian juga dalam hal ini. Kalian tau semuanya,tapi ku mohon jangan langsung memberi tau Ten."

"Ung. Omong-omong,ge. Tadi saat di pantai San berteriak Daddy kepada laki-laki asing."

"Lalu?"

"Aku tidak mengenal siapa laki-laki itu. Aku meminta maaf dan membawa San kembali ke lokasi shooting."

"Ah,baiklah. Terimakasih banyak,Yangyang. Aku akan menghubungi mu lagi nanti." Panggilan berakhir. Winwin meletakkan ponselnya di meja dan segera membuka laptopnya. Menyimpan beberapa data dari berita yang ia dapat hari ini.

Sementara itu Yuta ke balkon. Menghubungi seseorang untuk memperketat perlindungan Seo Twins dan Ten.

Yuta hanya tidak menyangka akan segampang ini Ten memahami kejanggalan yang ada. Sejujurnya Yuta bersyukur Seo Twins masih mengingat jelas akan hal ini dan membantu masalah ini. Setidaknya Yuta dan Winwin tidak perlu susah-susah membuat beberapa drama agar Ten memahami kejadian disini.

-~~~-












Sejauh apapun mereka dipisahkan,Anak-anak tidak akan lupa dengan orang tuanya.

.hope u like it!!:3

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang