11. Bingung

1.5K 180 7
                                    

Haechan sudah mulai suka bermain-main dengan mainan balok miliknya. Jadi Johnny membelikan beberapa mainan berbentuk balok,bola,dan macam-macam untuk balita itu. Iya,karena itu ruangan kerja milik Johnny sudah seperti ruangan guru taman kanak-kanak.

Kalau tidak berhati-hati dalam melangkah bisa saja kaki mu luka atau satu balok hancur karena terinjak. Benar-benar berantakan.

"Daddy! Daddy! yet pyay with me!"(Let's play with me!/ ayo main sama aku!) Haechan menarik celana yang Johnny kenakan pelan.

Entah bagaimana bisa balita itu keluar dari area yang sudah Johnny beri pembatas pagar@.@

"Wait a minute, Fullsun. I'll finish my job first and then I'll play with you, okay?" Johnny menggendong Haechan kembali ke area bermain dan melanjutkan pekerjaannya.

Haechan menatap Daddy-nya sedih. Merasa diabaikan gara-gara setumpuk kertas yang Haechan tidak suka.

"HUAAAAA! DADDY!!"

Johnny seketika panik mendengar tangisan Haechan,"What happened?" Johnny menimang-nimang Haechan agar tangisannya berhenti.

"Perlu bantuan,pak?" sekretaris Johnny ikut panik mendengar tangisan Haechan yang cukup kencang.

Johnny menggeleng,"Tidak ada. Kamu kembali ke pekerjaan mu saja."

Siang itu berlalu dengan Johnny menatap layar laptop dan Haechan tertidur di pangkuannya. Susah memang,tapi tak apa. Johnny tidak mau anaknya merasa terabaikan lagi.

-~~~-

"Huh?"

"Engga dong...."

Ten menggeleng heboh. Berita yang ia dapat dari internet dengan apa yang ia tau selama ini berbeda.

"Perceraian. Iya,wait..."

Jari-jari mungil Ten menari-nari di atas keyboard. Mengetik beberapa kata. Mata sipit Ten terfokus dengan layar laptop. Membaca satu persatu judul artikel yang tertera. Mulut kecilnya bergumam menyebutkan kata-kata yang ia baca.

"Tidak ada? Huh... Kenapa tidak ada?"

Ten diam sebentar. Meminum kopi yang ia buat sebelum fokus dengan hal ini.

"Seharusnya ada berita... Saat Lisa menikah ada artikelnya,saat pernikahan ku... Kenapa baru berita pernikahan? Seharusnya artikel perceraian..."

"Papa Huhuhu..." San dan Hendery baru pulang dari sekolah. San datang dengan menangis,sementara Hendery datang dengan tatapan kesal.

"Eh? Kenapa,ada apa? Kemari kemari..." Ten memeluk San erat dan membiarkan bocah itu menangis di pelukannya.

Tak lama setelah Hendery masuk ada Winwin dan Yuta. Yang Ten mintai tolong untuk menjemput si kembar.

"Kenapa San menangis,hm?" Ten mengusap lembut punggung anaknya. Memberikan kenyamanan agar berhenti menangis.

-~~~-

Yuta,Winwin,dan Kun sedang bertemu saat ini. Mereka bertemu secara mendadak karena Kun yang bilang akan memberikan sesuatu yang penting. Dan menyangkut dengan Ten dan Seo Twins.

"Pagi kemarin Ten bilang dia tidak bisa mengantar Hendery dan San ke sekolah. Mereka berangkat dengan Mr. Lee." Kun tidak melanjutkan kalimatnya. Yuta dan Winwin mengangguk seperti sudah hapal dengan kelanjutan kejadian yang ada.

Yuta menghela napas,"Kemarin lusa Jaehyun sudah bertemu dengan Ten. Entah apa yang sudah ia katakan kepada Ten."

"Dan Ten sudah mulai mencari tau..." Winwin yang dari tadi hanya menyimak akhirnya bersuara.

"Huh?" Winwin mengangguk dan menunjukkan layar laptopnya kepada kekasihnya dan Kun.

"Dia udah cari tau artikel atau berita tentang dirinya di enam tahun yang lalu. Dan... Perceraian."

"Ten yang malang,dia pasti kebingungan. Bukannya berita perceraian malah berita pernikahan." Kun berbicara dengan nada miris.

"Dan ini awal yang bagus. Kita bisa mulai susun rencana buat Ten ke Chiang Mai."

-~~~-






















kalimatnya rada bingung ya,bund:))

.hope u like it!:)

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang