14. Chiang Mai

1.4K 174 2
                                    

"No! No! Daddy Noo!" Haechan memeluk kaki ayahnya kuat sambil menggeleng heboh.

"Daddy engga kemana-mana." sementara Johnny heran dan mencoba untuk menahan gelak tawanya. Haechan yang seperti ini membuat Johnny gemas!

Haechan mendongak dan menatap ayahnya dari bawah. Masih dengan memeluk kaki Johnny,"tapi tenapa Daddy bawa itu kopel becal?!" Haechan menunjuk koper besar yang berada di samping pintu kamar.

Johnny terkekeh,mengangkat Haechan ke gendongannya.

"Echannie engga mau ketemu teman-teman panti?"

Yap,hari ini jadwalnya Johnny untuk berkunjung ke panti asuhan. Dulu dia selalu melakukan ini secara rutin bersama Ten. Dan selalu mengajak anak-anaknya agar belajar berbagi. Tapi tahun ini dan tahun kemarin hanya berdua,dengan Haechan saja.

Mata Haechan berbinar mendengar kalimat Johnny. Ia akan bertemu banyak orang,dan ia bisa bermain bersama mereka. Berarti kabar gembira bukan?

"mauu!" jawab balita itu semangat. Seketika berubah seperti tidak ada rengekan tadi:)

-~~~-

Ini hari kedua Ten photoshoot di Chiang Mai. Sedikit was-was karena tidak bisa mengajak Hendery dan San bersamanya kali ini. Apalagi dengan jangka waktu cukup lama,sungguh Ten khawatir.

"Lihat,mereka sedang makan." Kun menunjukkan gambar yang dikirim oleh Yangyang beberapa menit yang lalu.

"Jangan khawatir,setelah itu kau bisa menghubungi mereka." Kun menepuk pundak Ten untuk memberi semangat.

Setelah istirahat beberapa menit Ten kembali ke depan kamera. Berpose kesekian kali dalam hari ini. Dan tentu entah sudah berapa banyak kostum yang Ten kenakan.

"Ten,nanti mau ikut dengan ku?"

-~~~-

"I'm so excited!" pekik Taeyong. Dan memeluk leher kekasihnya.

"See? Dia seperti bayi yang akan bertemu dengan ibunya setelah bertahun-tahun berpisah." Jaehyun mengusap lembut rambut Taeyong.

Sementara Yuta dan Winwin yang melihat keimutan Taeyong hanya menggeleng kepala. Tidak menyangka Taeyong bisa se-menggemaskan ini jika bersemangat.

Ah,Yuta dan Winwin sudah berada di rumah Taeyong. Menunggu kabar dari Kun,dan mengawasi lokasi yang sudah direncanakan. Memastikan tidak ada yang akan merusak rencana secara tiba-tiba.

"Ten mau,dan mereka sudah diperjalanan."

"Berapa jarak dari lokasi ke sini?"

"Sepuluh menit. Lebih baik kita segera ke posisi masing-masing."

"Taeyong,kita percaya sama kamu. Cuma kamu kuncinya di sini."

-~~~-

Ten dan Kun baru saja turun dari taxi. Ten heran melihat bangunan di hadapannya. Mewah,asri,dan tenang. Banyak tanaman-tanaman yang tumbuh sehat. Ten suka.

"Ayo masuk."

Mereka melewati sebuah taman yang luas. Ada beberapa gazebo,kursi lipat,dan ada kolam ikan? Wow. Jangan lupakan tumbuhan yang melilit kayu gazebo dan tumbuh menutupi atap-atapnya. Sungguh Ten membayangkan istirahat di sana,pasti menenangkan.

"Waah,akhirnya kalian datang~"

Suara lembut menyapa mereka. Laki-laki ini manis,Ten merasa tenang melihat wajahnya. Sungguh,seperti penat yang Ten rasakan hari ini pergi begitu saja.

Mereka saling menyapa dan memperkenalkan diri. Mereka berpelukan. Ten terdiam ketika laki-laki manis itu memeluknya erat. Seperti terdapat rasa rindu yang sangat amat. Jujur pelukan ini terasa nyaman dan tidak asing untuk Ten. Ten tidak mau melepaskan pelukan ini kalau bisa.

-~~~-

Hendery duduk manis dan hanya memperhatikan kembarannya. Sementara yang diperhatikan tidak peduli,sibuk bermain lego bersama teman sekolahnya.

"Why are you ignoring me ?! "

San hanya menoleh sekilas dan bermain lagi. Hendery manyun karena diabaikan. Dia tidak suka diabaikan oleh San! Anak kembar harus selalu bermain bersama,tidak boleh bermain sendiri-sendiri!

"Daripada Hendery marah-marah,mending ikut main sama kita." tangan Hendery ditarik oleh Xiaojun hingga ia duduk di antara San dan Xiaojun.

"Thank you Xiaojun." San melempar senyum manis kepada bayi seusianya. Dia berterima kasih karena sudah memberi tau Hendery,sehingga dia tidak harus mengeluarkan lebih banyak tenaga dan suara:3

Akhirnya tiga anak berusia lima tahun itu sibuk dengan mainan masing-masing. Bahkan mengabaikan suara hujan yang mulai turun.

-~~~-

Ten dan Kun menginap di tempat Taeyong hari ini. Penyebab utama mereka menginap adalah badai hujan yang tidak kunjung reda sejak sore tadi. Karena badai sudah pasti tidak ada taxi yang bisa membawa mereka kembali ke penginapan.

Saat ini Ten sedang menatap area luar bangunan. Memperhatikan badai dari balik jendela. Mengingat anak-anaknya yang tidak bisa ia mintai kabar karena sinyal yang jelek. Ten rindu dengan si kembar:(

"Ten?"

"Jung Jaehyun?"

"Syukurlah masih ingat. Kapan datang?"

"Siang tadi. Kau? Kenapa ada disini?"

"Aku? Ini rumah ku,kenapa aku tidak boleh disini?"

Ten terdiam. Tunggu sebentar. Kalau ini rumah Jaehyun,berarti Taeyong dan Jaehyun memiliki hubungan,bukan? Dan kalau Jaehyun mengetahui cerita masa lalunya,berarti..

"Iya,Taeyong tau banyak hal." singkat,padat,dan memberikan semua jawaban.

"Kenapa ini? Kenapa kamu di dekat jendela,Ten. Duduklah di sofa,apa kamu engga kedinginan." Taeyong datang dengan handuk dan secangkir teh hangat.

"Ah,kalian sudah saling bertemu?" Taeyong berkata seakan tidak tau bahwa Jaehyun pernah bertemu dengan Ten sebelumnya.

"Aku tau kamu tau banyak hal tentang ku,Taeyong."

"Eh?"

"Katakan padaku semuanya,aku mohon."

-~~~-















:3

.hope u like it!!

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang