21. Album

1.3K 186 5
                                    

"Akhir tahun. Ku mohon,bisa aku bertemu dengan Johnny akhir tahun?"

Kun dan Taeyong saling melempar pandangan.

"Tidak. Johnny tidak bisa datang ke Thailand akhir tahun. Dia ada jadwal penting." Jaehyun menjawab

Ten langsung menatap Jaehyun, "fine. Give me Johnny's contact. I'll call him." ucap Ten mutlak.

Dia sudah lelah! Dia akan mendapatkan ingatannya sendiri dari mulut Johnny, suaminya. Walau Ten tidak seratus persen ingat dan yakin, tapi Ten akan mencoba hal ini. Setidaknya ini akan membantu bukan? Iya, bahkan Ten berharap menatap mata Johnny bisa mengembalikan ingatannya secara utuh.

"No."

"But?! Whyyy?!" protes Ten.

Sungguh Ten tidak paham sekarang. Kun, Jaehyun, dan Taeyong mencoba mengembalikan ingatannya. Tapi kenapa tidak secara langsung memberikan kontak Johnny dan membuat mereka bertemu?!

"Karena Johnny tidak bisa keluar masuk Thailand dengan mudah. Dan kamu, tidak bisa dengan mudah menghubungi Johnny. Apalagi menggunakan ponsel mu, anak-anakmu dalam bahaya, Ten." Jaehyun mencoba menjelaskan.

"Aiisshh! Ya sudah! Aku tidak akan menghubungi Johnny. Sekarang aku ingin melihat Haechan..."  tatapan wajah Ten pasrah sekarang. Dia bukan ingin segera mengingat Johnny, iya ada tetapi bukan itu alasan utamanya.

Ten ingin tahu bagaimana kondisi putra bungsunya. Bagaimana bayinya. Sungguhan! Ten masih merasa bersalah sekarang. Ten ingin Haechan! Kalau perlu Ten akan terbang sekarang juga ke Korea. Tapi sahabat-sahabatnya ini melarang.

-~~~-

"Kakak! Dad! Kak!" Haechan datang ke kamar Johnny, dengan sebuah album foto di tangan mungilnya.

Johnny bingung. Bagaimana balita ini menemukan album foto yang ia simpan? Bahkan Johnny sendiri tidak bisa menemukan ini jika tidak teliti memperhatikan tumpukan buku cerita di dinding kamar anak-anak.

"Come here~" Haechan tersenyum mendengar jawaban ayahnya. Dia berjalan pelan-pelan ke kasur Johnny.

*hap!

Johnny menangkap badan mungil Haechan sebelum si balita terjatuh dan mencium lantai kamar, "hihihi, aci daddy!"(makasih Daddy!) ucap si balita dan memberikan ciuman di pipi ayahnya sebagai tanda terimakasih.

"What did you bring, Fullsun?" tanya Johnny dan melihat ke sebuah benda yang Haechan pegang erat. Seperti sangat berharga dan akan sedih jika benda itu hilang.

"Kak! Ni, kak!"(Kakak! Ini,Kakak!)

Sebuah foto yang menunjukkan tiga bayi. Dua bayi kembar berusia dua tahun, dan satu bayi gembul yang baru berusia tiga bulan. Menggunakan baju kembar berwarna ungu. Warna baju kesukaan Ten untuk anak-anaknya.

Ten adalah orang yang suka melihat anak-anaknya mengenakan pakaian kembar. Bahkan jika membuka lemari pakaian anak-anak pasti ada banyak baju berwarna sama, tiga pasang. Dan paling banyak Ten membelikan warna ungu soft.

"Warna ungu ini cocok untuk anak-anakku, Babe! Kamu tau kenapa?"

"Kenapa?"

"Karena mereka anakku! Mereka akan memiliki sifat sama dengan ku, lembut seperti warna ini!" katanya semangat dan semakin menunjukkan pakaian warna ungu yang sudah ia pilih.

Itulah alasan Ten selalu memberikan warna soft untuk pakaian anak-anaknya. Dan Johnny setuju dengan alasan suaminya sekarang.

Haechan tumbuh menjadi anak yang lembut, penyayang, dan ramah. Mirip seperti yang Ten bayangkan dulu saat hamil dan memilih barang-barang. Untuk Seo Twins juga sama, sifat yang Ten perkirakan dulu saat hamil tidak meleset sedikitpun. Sama persis. Johnny sampai heran,apa itu insting alami dari seorang 'ibu'??

"Dad! Look! Papaaa!"

-~~~-

"Fullsun... Senyum kamu sangat cerah ya, sayang..." Ten mengusap lembut layar ponsel Jaehyun yang menampilkan foto Haechan.

Haechan sedang tersenyum ceria dengan sebuah balon dia genggam erat di dalam foto itu. Lebih tepatnya saat Haechan mendapatkan balon dari Johnny karena sudah membuat mood staff kantornya meningkat.

"Can i get this pict, Jae?"

"Sure, i'll send to you."

"Thanks..."

Beberapa jam kemudian Taeyong mengajak Ten untuk istirahat. Waktu sudah larut dan Ten harus pulang ke Bangkok besok.

Taeyong, Kun, dan Jaehyun hanya berharap Seo Twins tidak membicarakan soal penculikan mereka kepada Ten.

Setidaknya sampai Yuta dan Winwin berhasil temukan bukti bahwa Nyonya Lee bersalah. Dalam tragedi kecelakaan Ten setahun silam...

-~~~-


















.hope u like it!!!

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang