27. Bermain

1.4K 173 7
                                    

tengah malem masih ada yang baca engga sie?:)








-~~~-

Jaehyun dan Yuta saling melempar tatapan. Tatapan seperti saling bertanya, apakah mereka mendapatkan atau mengalami hal yang sama. Anggukan dari keduanya semakin membuat mereka merinding.

Yuta memberi kode, mengajak Jaehyun keluar dari ruang makan. Karena ada Ten dan yang lain, juga ada si kembar yang sudah bangun.

"Si bangsat gimana dia bisa tahu?!" panik Yuta ketika mereka berdua sudah di teras rumah.

Jaehyun juga terlihat gelisah, "mana gue tahu anjir! Gue engga ada bilang ke Johnny kalau kita nginep di deket panti."

Dua laki-laki dewasa itu mengusap wajah mereka kasar. Bingung, panik, cemas, bercampur aduk.

Alasan pagi-pagi mereka sudah panik adalah Johnny yang tahu jika mereka menginap di dekat panti asuhan, tempat sahabat kecil Seo Twins tinggal. Mereka berdua hanya takut jika Johnny nekat menemui Ten. Bukan, bukan Yuta dan Jaehyun mencoba memisahkan mereka lebih lama, tapi proteksi milik mereka terlalu kurang.

Mata-mata nyonya Lee bukan main. Jika tidak menyiapkan persiapan yang matang, wanita tua itu tidak segan untuk menyakiti siapa saja. Anak tak bersalah pun bisa ia jadikan tahanan jika sudah gila.

"Terus ini gimana? Johnny nginep di panti," tanya Jaehyun dan menunjukkan lokasi Johnny.

"Temuin aja apa?"

"Gila lo! Paling engga Ten harus ke panti doang, ketemu Wooyoung. Bukan langsung ketemu Johnny."

"Ya udah, temuin sama Haechan aja."

"Kok nawar?!"

"Ya terus gimana, anjing!"

-~~~-

Setelah sarapan, Johnny membantu ibu panti. Ke kebun, merawat hewan peliharaan mereka, membenarkan atap, membenarkan apapun yang rusak di panti tersebut. Sementara Haechan, pagi-pagi sekali balita itu sudah jalan-jalan dengan Wooyoung dan salah satu anak remaja, Lia namanya.

Kedua tangan Haechan digandeng lembut oleh yang lebih tua. Balita itu terlihat senang dan sangat menikmati udara pagi ini. Karena memang udara pagi Jeju tiada lawan, kalau dibanding dengan kota kelahiran Haechan, Seoul.

Lia mengajak dua adik kecil itu ke sebuah taman bermain. Taman yang terdapat ayunan, perosotan, terowongan kecil dengan bentuk binatang, dan banyak lagi mainan yang aman untuk anak-anak.

"Noona!" Haechan memanggil Lia dengan posisinya di depan sebuah ayunan.

Lia tersenyum gemas, ia mendekati Haechan. Sedikit merendahkan tinggi badannya agar sesuai dengan yang lebih kecil, "Nee? Echan perlu bantuan?"

Haechan mengangguk semangat, "Mau main ini! Tapi, kaki Echan kecil. Nda bisa naik!" tangan kecilnya memukul pelan bangku ayunan.

Tidak terlalu tinggi sebenarnya, hanya saja jika dibandingkan dengan tinggi Haechan sudah pasti akan susah untuk digapai. Dan itulah kenapa ada Lia untuk membantunya.

Sementara Lia sibuk dengan Haechan, Wooyoung berdiri di pintu pagar taman bermain. Memperhatikan beberapa orang dewasa dengan dua anak kecil yang semangat. Matanya memicing, ia seperti mengenal orang-orang tersebut. Dan, dua anak itu sepertinya seusianya.

Menambah teman? Tidak, Wooyoung berharap dan berpikir jika itu adalah dua sahabat lamanya. Putra kembar paman Johnny yang sudah lama tidak berkunjung.

"San, Hendery!"

-~~~-

Di rumah panti, sudah ada Jaehyun dan Yuta. Menemui si bongsor Johnny yang tengah memanjat atap.

Kalau berita menyorot, bayangkan saja sendiri. Seorang CEO agensi besar memanjat atap, hanya menggunakan celana pendek dan kaos rumahan. Hilang sudah image yang Johnny bangun kalau sampai benar-benar ada media.

"Turun woy anjir! Betah banget lo di atas sana!" teriak Jaehyun setelah setengah jam Johnny belum turun.

"Sabar!" jawab Johnny dari atas. Masih sibuk dengan beberapa genting yang pecah, tanggung kalau harus turun lagi.

Kurang lebih lima belas menit kemudian baru Johnny turun. Tentu dengan muka kucel, baju kotor, penuh keringat.

"Untung gue kagak ajak Ten. Bayangin, gimana kagetnya Ten kalau lihat bentukan suaminya yang katanya CEO macem ini." Yuta mengoceh dengan mulut mengunyah jajanan yang dibuatkan oleh ibu panti.

Johnny mendengus, "berisik lo berdua. Ngomong doang sama Ten, mana anaknya."

"Di taman, ketemu sama Wooyoung."

Kaget, itu yang Johnny rasakan sekarang. Ada Haechan bersama Wooyoung, ada si kembar, ada Ten, tapi tidak ada dia. Sialan Yuta dan Jaehyun.

"Terus sama siapa mereka, heh?! Kok kalian berdua enak-enakan nyemil di sini?!" bentak Johnny dan membuat Yuta tersedak.

Jaehyun masih tetap santai, "Banyak. Ada Taeyong, Kun, Yangyang, Winwin juga ada. Kalem, John."

"O-oh... Ya udah sih, gue kan khawatir suami sama anak-anak gue kenapa-napa."

"Kalau khawatir tuh jagain sendiri. Jangan diem-diem kayak gini. Kagak gentle amat."

"Berisik, ah. Ntar kalau gue udah turun tangan juga lo kaget."

"10 tahun lagi? Lama banget, buset. Keburu Hendery sama San nikah."

"Heh!"

-~~~-











chapter depan siapin tisu!

hope u like it!!^^

Memories || JohntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang