" 'Aaisya." Panggil Zaen yang mendengar isakan istrinya. Dari balik pintu kamar.
'Aaisya segera mengusap air matanya dan membuka pintu kamar, menatap wajah suaminya dengan senyuman yang begitu bersinar. Bertolak belakang dengan keadaanya saat ini.
"Kamu mendengar semuanya?" Tanya Zaen. Ia takut melukai hati istrinya.
"Entah, sepertinya, maaf mas" 'Aaisya menunduk takuk.
Zaen mendekat mendekap tubuh kecil istrinya yang tidak tahu apa-apa. Ia hanya perempuan dengan segala keunggulannya yang terperangkap dalam kehidupan laki-laki payah sepertinya.
"Maafin aku sya." Pinta Zaen. 'Aaisya berusaha tenang. Ia mengangguk dalam pelukan Zaen yang akhir-akhir ini membuatnya nyaman.
Ia mengendurkan pelukannya. Menatap manik mata Zaen yang kini menjadi candu baginya.
"Aku yang minta maaf mas, harusnya aku-" kalimat 'Aaisya terputus saat Zaen menutup mulut 'Aaisya dengan jari telunjuknya.
"Lebih baik kita istirahat ya, udah selesaikan bersih-bersihnya?" Ajak Zaen yang di angguki 'Aaisya.
_o0o_
Rumah sakit terasa sepi. Aku harus menahan rasa bosanku. Ayah bahkan belum sempat menjengukku. Sepertinya ayah benar-benar sudah tak ingin melihatku lagi.
"Bu Mei." Panggilku. Bu Mei yang sendari tadi duduk di sofa entah sedang apa mendekat.
"Ada apa sayang?"
"Tolong nyalakan ponsel Bintang, sandinya syukur" pintaku.
Bu Mei membantuku menyalakan ponsel.
"Tolong nyalakan murottal" pintaku lagi.
Aku merasakan pergerakan Bu Mei sejenak berhenti. Lalu beberapa saat kemudian kembali melakukan apa yang aku pinta.
Suara murottal memenuhi kamarku.
Sudah sepekan. Aku sangat bosan. Aku belum tahu kenapa aku bisa seperti ini lagi. Tapi tidak ada alasan bagiku untuk mengeluh. Aku sangat bersyukur. Karena aku terhindar dari satu dosa. Zina mata. Aku bisa menghindari satu dosa yang cukup berat di zaman ini.
Mungkin orang-orang akan menganggapku aneh. Tapi tidak, setidaknya aku masih bisa mendengar agar bisa terus mendengar ayat-ayat al qur'an di lantunkan. Itulah hal yang saat ini bisa membuatku lebih tenang.
Aku hanya tidak bisa melihat, bukan berarti hari-hariku sudah kiamat. Allah hanya mengambil sedikit nikmat, masih ada jutaan, bahkan aku tidak sanggup menghitungnya. Dan aku masih memilikinya.
"Bu Sukma akan datang Bin, nanti ibu pulang."
Aku hanya mengangguk.
Hening. Hanya itu-itu saja. Aku masih terpukul dengan kenyataan bahwa mataku adalah milik bunda. Dan aku tak bisa menjaganya dengan sebaik-baik.
Lalu sesuatu yang patah tanpa aku duga sebelumnya. Aku kira, Allah akan menghadirkanku seorang lelaki sehebat beliau di hidupku. Agar kehidupanku yang selama ini hanya sebatang kara menjadi lebih berasa memiliki keluarga. Tapi nyatanya tidak, skenario Allah sungguh lebih hebat. Dan aku percaya itu.
"Assalamualaikum" salam bu Sukma yang di jawab serempak oleh kami.
Bu Mei izin pergi. Dan kini hanya aku dan bu Sukma di kamarku.
Bu Sukma duduk di kursi samping ranjangku. Mengelus jilbabku lembut.
"Sabar ya sayang. Selalu ada kemudahan bersama kesulitan. Ingat, bersama, bukan setelah." Nasehat bu Sukma membuatku sedikit lebih baik.
"Cinta manusia itu semu. Apa lagi jika tanpa ikatan yang halal, iti hanya merugikan, apa lagi dirimu bagimu." Lanjut bu Sukma.
Apa ini? Apa bu Sukma sudah tahu?.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
"Pokoknya kalau ada apa-apa cari saja ibu, atau bu Mei ya. Kita adalah ibumu, jadi jangan pernah merasa sendiri. Kami pasti akan selalu membantumu ya."
Kalimat bu Sukma membuatku begitu di hargai. Benar, kata cinta sebelum pernikahan adalah dusta. Tidak ada yang benar dan pantas di benarkan.
Aku tau, akulah yang salah. Aku yang sudah tahu bahwa tidak ada ikatan kasih sayang dan janji tanpa ikatan kehalalan, tapi aku malah mempercayainya.
"Ayahmu kecelakaan saat hendak menjengukmu. Sekarang ayahmu sedang di rawat di sini, masih belum sadar, tapi ayahmu baik-baik saja."
Kalimat bu Sukma membuatku menoleh. Ternyata ayah masih peduli denganku. Benar ya, suudzon hanya membuat masalah.
"Sudah, jangan khawatir. Ayahmu pasti baik-baik saja. Kau tenangkan dirimu, berpikirlah yang perlu saja, selalu postifthinking. Kurangi menangismu dulu ya, kapan-kapan lagi, nanti matamu semakin lelah." Ucap bu Sukma sembari terkekeh pelan. Aku mengangguk sembari tersenyum.
Maaf banget, hari ini ga bisa up 4×, sibuk sekali🙄🙃🙃 besok insyAllah kalau ga sibuk😇😇
![](https://img.wattpad.com/cover/274884361-288-k864039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Mihrab Taat (⚠TELAH TERBIT⚠)
RomanceSatu kata cinta Bilal : "Ahad!" Dua kata cinta Sang Nabi : "Selimuti aku...!" Tiga kata cinta Ummu Sulaim : "Islammu, itulah maharku!" Empat kata cinta Abu Bakar : "Ya Rosulullah, saya percaya...!" Lima kata Cinta 'Umar : "Ya Rosulullah, ijijnkan...