28. Maaf 2

1.9K 412 30
                                    

Mohon maaf ya😊 sebenarnya aku bingung mau di tutup kaya apa😝 penginnya happy ending, tapi mau gmna coba,, kasih saran laa🙃🙃




















"Saya ayah Bintang. " ucap ayah setelah bersalaman dengan ust. Rakha.

Perempuan yang berada di sisi ust. Rakha sudah sangat jelas itu istrinya. Aku tahu ust. Rakha tak punya saudara perempuan, dua adiknya laki-laki.

"Saya ust. Rakha, ustadz Bintang selama di pondok" jelas ust. Rakha.

"Ini istrinya.?" Tanya ayah.

"Iya, ini istri saya." Jawab tegas ust. Rakha.

Sebab kebanyakan orang yang gagal move on adalah mereka memaksakan diri untuk berhenti mencintai. Padahala perasaan itu tidak akan pernah hilang, hanya akan berkurang dan perlahan memudar.

Seperti hatiku yang saat ini tersiksa. Ust. Rakha begitu tegas dengan ucapannya, seakan tak takut jika seseorang akan menyalahkannya.

"Mumpung ada ayah Bintang, di sini saya ingin meminta maaf." Ucap ust. Rakha.

Ada rasa tidak terima saat ust. Rakha yang biasa memanggilku Najma menjadi nama asliku.

Dulu saja aku tidak terima.

"Lebih baik kita duduk di sofa" ajak ayah agar terkesan lebih nyaman.

Ust. Rakha dan istrinya duduk di sofa yang tidak terlalu jauh dari ranjangku. Akupun masih bisa mendengar dengan jelas perbincangan mereka.

"Maafkan saya telah menyakiti hati putri bapak." Ucap ust. Rakha dengan penuh keyakinan.

"Maksud ust?" Tanya ayh yang masih kebingungan.

Aku diam, masih begitu terkejut dengan sikap ust. Rakha yang sangat tegas pada kesalahannya. Laki-laki yang tanggung jawab dan mau meminta maaf adalah laki-laki hebat. Karena tidak sembarangan laki-laki bisa melakukannya. Kebanyakan laki-laki terlalu memikirkan harga diri. Walau sebenarnya mereka menjatuhkan harga diri mereka karena melakukan kesalahn tapi tidak mau meminta maaf.

"Dulu saya menyukai putri bapak, saya sudah mengatakannya pada Bintang, tapi saya sudah menikah dengan 'Aaisya, istri saya sekarang"

" MAKSUD ANDA?!! Anda memberi harapan putri saya tapi anda malah menikah dengan perempuan lai?!! LAKI-LAKI MACAM APA KAMU??!!!" Suara ayah naik beberapa oktaf.

Aku terkejut bukan main, baru pertama kali aku mendengar ayah semarah ini.

Ayah masih menyayangiku.

"Saya tahu salah, karena itu saya datang ke sini untuk meminta maaf atas kesalahan saya, dan untuk menghindari fitnah, saya membawa istri saya yang sudah tau semuanya." Jelas ust. Rakha sangat tegas.

Ust. Rakha sangat bertanggung jawab, tegas dan tidak malu untuk jujur. Masih adakah stok lain yang sama seperti ust. Rakha?.

"KURANG AJAR KAMU" ayah benar-benar marah.

"Ayah,,," panggilku lembut.

"Semuanya sudah berlalu, apa lagi yang perlu ayah khawatirkan, ust. Rakha sudah menikah, tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan." Ucapku.

Ayah mendekat ke arahku.

"Kamu benar-benar baik-bail saja Bintang?"

Aku mengangguk.

"Ini hanya sebuah luka kecil. Bukan berarti dunia Bintang kiamat, masih banyak hal yang bisa membuat Bintang bahagia. Ust. Rakha hanya segelintir hal yang merontokkan dosa Bintang jika Bintang mau bersabar. Maafkan ust. Rakha ya." Jelasku. Ayah terdiam, mulai mencerna apa yang aku jelaskan.

"Bintang, maafkan 'Aaisya ya." Suara peremepuan terdengar lembut, seperti suaranya. Dia pasti sangat cantik.

"Ga masalah kak, Bintang baik-baik aja kok"

Maaf ya Allah, jika Bintang berbohong, Bintang hanya tidak ingin masalah ini di perbesar.

"Maaf, saya ingin berbicara dengan ayah Bintang, boleh? " tanya ust. Rakha. Ayah mengangguk.

"Lebih baik di luar saja pak, biar istri saya yang menemani" ajak ust. Rakha sembari menuntun ayah keluar.

'Aaisya mendekat ke arahku. Mengelus rambutku. Seperti seorang kakak yang begitu menyayangiku.

"Kenapa kamu hanya menatap lurus kedepan?" Tanya 'Aaisya yang sepertinya tidak tahu.

"Apa bu Sukma tidak pernah cerita?" Tanyaku.

Aku tidak tahu respon 'Aaisya.

"Bicaralan kak, aku tidak bisa melihat kakak" jawabku.

'Aaisya tersentak, terdengar dari pergeraknnya di atas kursi.

"Maksudmu,, kamu buta?" tanya 'Aaisya hati-hati.

Aku mengangguk.

Suara isakan terdengar. Selerti begitu pilu. Sangat sedih.

"Pasti gara-gara aku kan?!" Tanya 'Aaisya di tengah-tengah isaknnya.

"Tidak kak, bukan karena siapa-siapa, ini taqdir." Jawabku, berusaha menenangkan kak 'Aaisya.

"Aku buta sejak lahir, lalu di umur 13 tahun aku mendapatkan donor mata. Aku bisa melihat sampai kemarin."

"Hikss,, kau juga tidak tahu orang tuamu kan?" Tanya 'Aaisya lagi.

Aku hanya mengangguk.

"Harusnya aku tidak di sini Bintang." Ucap kak 'Aaisy yang membuatku tertegun.

"Kak, tidak ada kata harusnya. Tapi memang ini taqdir kakak untuk menjadi pelengkap iman ust. Rakha. Jangan menyesal dan menyalahkan diri kakak. Bintang baik-baik saja."

Bintang baik-baik saja.

Biarlah saat ini aku berbohong untuk melindungi hati orang lain.

Aku tahu, membiarkan oranglain bahagia dengan mengorbankan hatiku bukanlah tindakan yang baik. Aku hanya tidak ingin menyulitkan orang lain lagi.

Aku sudah cukup menjadi beban.































Kalau di novelin gimana?

Cinta Dalam Mihrab Taat  (⚠TELAH TERBIT⚠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang