02||Di dalam novel?

4.7K 392 6
                                    

HAPPY READING


Tepat tengah malam Helena terbangun, karena ingin buang air kecil. Tapi, tunggu! Ini bukan kamarnya. Helena segera mencari saklar lampu. Sesegera mungkin dia menyalakan lampu dan menatap sekelilingnya, kamar dengan nuansa abu-abu hitam itu nampak sedikit berantakan. Sangat asing, ia dimana sekarang?

Karena sudah kebelet, matanya menelisik ternyata di kamar itu ada kamar mandi, kemudian Helena berlari ke arah kamar mandi itu.

Setelah selesai, dia terburu-buru menghadap cermin kamar mandi.

Dengan ragu dia mendekat ke arah cermin, betapa terkejutnya dia karena wajahnya 180° sangat berbeda dengan wajah aslinya. Bagaimana tidak berbeda, matanya sekarang menjadi sipit dan wajahnya benar-benar berubah total.

Helena melambai-lambaikan tangannya di depan cermin, dan pantulan cermin itu mengikutinya. Sekali lagi dia coba. Namun, hasilnya tetap sama.

Ada apa? Mengapa wajahnya berbeda? Kamarnya pun berbeda.

Dia teringat dengan ponsel! Ya ponselnya, terburu-buru keluar dari kamar mandi Helena segera mencari ponselnya di nakas. Dan ketemu, namun anehnya ada satu ponsel lagi yang ada di nakas itu dan novel yang semalam dia baca pun masih ada di nakas hanya saja nakas itu berbeda dengan nakas di kamarnya.

Helena berfikir apakah ini mimpi? Dia takut, sangat takut kamar ini rasanya sangat asing, dan sejak kapan dia mempunyai gitar? walk-in closet? Dan rak buku berisi banyak sekali buku? Rasanya aneh sekali. Memang kamarnya berwarna abu-abu tapi kamarnya tidak di cat warna hitam seperti ini. Kamar ini pun tiga kali lebih besar dari kamarnya.

Setelah puas bergelut dengan pemikirannya, Helena mencoba tenang dan mengecek ponselnya.

"Lah?! Kenapa gak ada sinyal? SIM Card juga gak berfungsi, ini nomer Bunda, Ayah, Laura, Asep, Dadang, Sama yang lain kok gak ada sih. Gila! gue takut," tangisnya panik, siapa yang tidak panik jika saat terbangun kamu berada di tempat asing yang sama sekali belum pernah kamu kunjungi atau belum pernah kamu lihat sama sekali.

Tangisnya terhenti, dan matanya melirik ke arah ponsel yang ada di nakas, entah milik siapa ponsel itu. Helena meraih ponsel dengan logo apel yang digigit itu, kemudian memencet tombol power, tapi ponsel itu terkunci. Dia dengan ragu mengetik kata sandinya, mungkin saja apa yang otaknya fikirkan itu tepat.

Benar saja, kata sandi ponsel itu memang sama dengan ponselnya yaitu 9797.

"Homescreen nya foto ni muka, tapi sama siapa? Duh! maaf-maaf ni ya, buka-buka hp orang tapi gue harus cari tau ini di mana," ucapnya dengan nada pelan, jari lentiknya itu berselancar mengotak-ngatik isi dari ponsel tersebut.

Pertama dia mengecek galeri, galeri dipenuhi banyak sekali foto disana ada foto dengan nama folder 'my brothers' tangan Helena mengklik folder itu dan banyak sekali foto wajah ini dengan dua orang yang sepertinya entah saudara atau pacar pemilik wajah ini. Sekarang Helena tau dirinya bertransmigrasi, dia ingin sekali menangis rasanya, tapi sekarang rasa penasarannya jauh lebih besar dibandingkan rasa takut.

Jarinya beralih mengklik folder dengan nama 'Mine' dan ia melihat banyak sekali foto seorang pria tampan yang di ambil secara diam-diam, kebanyakkan fotonya agak samar-samar. Dirasa tidak penting, Helena sengaja menghapus seluruh foto itu dan kemudian berinisiatif membersihkan galeri ponsel itu. Agak tidak sopan memang tapi biarlah.

Sebelum itu Helena melihat-lihat video yang ada dan juga melihat-liat fotonya, benar saja. Diponsel itu ada sebuah video yang tidak terlalu jelas namun sepertinya diambil dari jarak yang sedikit jauh, di akhir video sepertinya orang yang memvideokan ini terjatuh entah pingsan ia tak tau dan tak peduli.

Stuck In A Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang