~Happy Reading~
"Lo mau naik ojeg kan? gue anterin ke pangkalan ojeg, biar gak usah jalan kaki, jauh." jelas Arion membuat gadis itu tertunduk kecewa. Ia pikir Arion akan mengantarnya pulang kerumah, ternyata hanya mengantarnya sampai pangkalan ojeg saja.
"G-gak usah kak, Rea jalan kaki aja, udah deket kok" tolak Rea sambil menundukkan pandangannya.
"Harusnya tadi Rea jangan geer dulu, gamungkin Kak Arion mau nganterin Rea pulang sampe rumah, Rea kan bukan siapa-siapanya Kak Arion," batin Rea.
"Gue bilang naik." titah Arion kembali, mempertegas ucapannya, "gue cuma nurutin permintaan Abang warung, gue gak bisa anterin lo pulang ke rumah, makannya gue cuma anterin lo ke pangkalan ojeg," jelas Arion.
Sebenarnya Rea sedikit senang, meskipun tidak diantar sampai rumah, setidaknya dia merasakan rasanya dibonceng oleh seorang Arion, tapi yang jadi masalah adalah dia tidak bisa naik motor setinggi itu dengan memakai rok, apalagi saat dibonceng oleh Fay, Rea terbiasa duduk menyamping.
"R-rea gak bisa n-naik motor kakak, k-ketinggian, a-apalagi Rea pake rok, gak pake daleman juga. Eh maksudnya daleman celana kak bukan daleman itu, ehh bukan, ehh gimana si..." tutur Rea mencoba menjelaskan tapi gadis itu malah bingung sendiri.
Sekarang Arion mengerti alasan gadis itu tidak mau naik. Arion memikirkan cara bagaimana caranya agar gadis itu pulang dengan aman ke rumahnya tanpa diantar olehnya.
"Rok lo gak pendek-pendek banget kok, gak akan keliatan juga. Halangin aja sama tas lo."
"Mm... i-iya kak. T-tapi gimana naiknya Rea gak b-bisa takut roknya robek"
"Pegang pundak gue, terus naik." pinta Arion.
"PEGANG PUNDAK KAK ARION? ADUH APA TANGAN REA BERANI?" batin Rea.
"Cepetan!"
"I-iya kak..." dengan berani Rea memegang pundak Arion, namun karena merasa malu, Rea melakukannya sambil tutup mata. Dengan pelan dan kaki gemetar Rea pun berhasil naik dengan benar.
"U-udah kak..."
Arion pun langsung menancapkan gas motornya menuju ke pangkalan ojeg. Hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk sampai di sana, dan ternyata pangkalan ojeg itu sudah kosong. Entah mereka sudah pulang atau sedang mengantar muatan.
Rea pikir setelah sampai di pangkalan ojeg, Arion akan berhenti, tetapi ia malah tetap melajukan motornya hingga pangkalan ojeg itu sudah terlewat jauh.
"LOH KAK PANGKALAN OJEG NYA UDAH KELEWAT KAK..." teriak Rea. Sebenarnya ia tidak enak berteriak, tapi jika Rea bicara dengan pelan, Rea takut Arion tidak mendengarnya.
"Ojeg nya kosong, gue anter lo sampe rumah." balas Arion datar.
Rea yang tak mendengar balasan Arion memberanikan diri untuk menepuk-nepuk pundak Arion, "KAK BERHENTI KAK, PANGKALAN OJEG NYA UDAH KELEWAT" teriak Rea kembali. Sepertinya gadis ini benar-benar tidak mendengar suara Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREA
Teen FictionArion itu ada. Namun tak terkejar, tak mudah ditaklukkan, sulit untuk di dapatkan, tapi tetap saja aku ingin menggapainya. Awalnya rasa ini hanya terpendam, tapi seseorang membantuku untuk berjuang. Meski aku malu, aku ragu, aku takut, dan tak beran...