~Happy Reading~
Hening. Tak ada pembicaraan lagi antara dua remaja yang sedari tadi sedang terkunci di dalam UKS. Mau bagaimana lagi? upacara bendera sudah dimulai, bahkan suara amanat pembina upacara sudah terdengar sekarang ini.
"Kemarin Kak Arion dimarahin gak ya sama orang tuanya gara-gara babak belur?" pikir Rea.
"Rea nanya gak ya?" tanyanya dalam hati. Kecanggungan ini membuatnya ragu untuk bertanya.
"Kak..." panggil Rea pelan namun terdengar oleh Arion.
"Hm." balasnya singkat. Ah! kenapa dehemannya itu membuat jantung Rea semakin berdegup kencang.
"I-itu... eh salah, eh gini... itu... gak jadi kak, maaf..." ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Gak jelas." guman Arion.
"Izin bertanya kak..." ucap Rea lagi.
"Gue gak lagi presentasi." ketus Arion.
"Rea mau nanya, Kak"
"Apa?"
"Itu... apa ya, itu luka yang kemarin udah sembuh, kak?"
"Ya."
"Gak dimarahin sama orang tua kakak?"
"Gak."
"Oh iya, makasih kak." ucap Rea yang sedari tadi bertanya sambil menatap lantai. Begitu juga dengan Arion yang menjawab pertanyaan Rea tanpa menatapnya.
"Cuma gitu doang? gue fikir mau nanya apa." batin Arion yang awalnya sedikit penasaran dengan pertanyaan Rea. Eh kenapa juga dia penasaran?
"Bisa-bisanya gak ada anak PMR di UKS! ya kali mereka jaga dilapang semua, gak guna!" umpat Arion.
Rea yang masih duduk di atas brankar langsung melirik Arion yang sedari tadi mengumpat kesal. Ia tak berani berkata apapun. Gugup dan canggung tengah ia rasakan saat ini. Gadis lain mungkin senang berada di posisi ini, tapi tidak dengan Rea! apalagi saat tadi dia nekat bertanya, sungguh! rasanya malu tak karuan.
"Aduh ini kenapa hidung Rea pake gatel segala sih" batin Rea sambil mengembang kempiskan hidungnya.
"Anjir pengen ngupil!" jerit Rea dalam hatinya saat ia sudah tak tahan dengan gatal yang dirasa hidungnya itu.
Rea pun membalikkan badannya membelakangi Arion. Tidak mungkin Rea ngupil di depan Arion kan? rusak sudah image nya! bisa-bisa Arion ilfeel.
Saat dirasa aman, Rea pun mulai memasukkan jari telunjuknya ke bagian lubang hidungnya, ah tidak perlu dijelaskan lagi! sudah jelas dia sedang ngupil.
"Tuh cewek aneh lagi ngapain," batin Arion sambil mengernyitkan dahinya.
"Ih ternyata gak ada upilnya, Rea fikir gatel gara-gara upil!" ucap Rea pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREA
Teen FictionArion itu ada. Namun tak terkejar, tak mudah ditaklukkan, sulit untuk di dapatkan, tapi tetap saja aku ingin menggapainya. Awalnya rasa ini hanya terpendam, tapi seseorang membantuku untuk berjuang. Meski aku malu, aku ragu, aku takut, dan tak beran...