Makasi pake banget sama yg udah setia baca crta aku apalagi yg udah votmen :)
Sory klo ada typo
Enjoy :*
********
Kenapa kepala ku terasa berat sekali, mata ku pun sulit untuk dibuka apalagi badan ku yang merasa tidak enak, ada apa dengan ku.
Perlahan aku paksa membuka mata ku dan aku ada dimana sekarang, nampaknya kamar ini bukan milik ku.
Aku paksa badan ku untuk bangun dari kasur yang cukup nyaman ini "ternyata tuan putrinya sudah bangun". Suara yang sepertinya aku kenal, aku langsung menoleh ke arah suara itu.
"Kak Reno". Aku kaget karena gak percaya tapi kenapa aku berada di apartemen kak Reno ?
"Iya ini gue, mentang-mentang ada yang baru jadi gue dilupain". Kak Reno mulai mendekati aku dan sekrang tangnnya di lipat didepan dada.
"Kenapa kakak bisa berfikiran seperti itu, dan kenapa aku bisa ada di apartemen kakak ?". Tanya ku bingung.
"Ada juga gue yang tanya sama lo, kenapa lo tiduran di pinggir jalan tengah malem udah tau hujan". Seingat aku setelah kejadian buruk itu aku berlari dan tiba-tiba kepala ku terasa pusing, badan ku pun terasa lemas dan setelah itu aku gak tau lagi apa yang terjadi.
"Kenapa ?". Kak Reno kembali bertanya, aku langsung menarik nafas dan membuang nafas agar terasa lebih rileks sebelum menceritaknnya.
Aku pun menceritakan kronologinya kepada kak Reno dan lagi-lagi aku menangis karena kejadian semalam membuat aku terauma dan aku hanya bisa menundukan kepala ku.
Kak Reno langsung menarik tubuh ku kedalam pelukannya dan sesekali dia mencium pucuk kepala ku "yaudah gak usah dilanjutin lagi certanya". Ucapnya padaku.
"Seharusnya aku mengikuti nasehat kakak bukan mengabaikannya". Sesal ku.
"Sudahlah gak usah dibahas, jadikan semua ini pelajaran"
"Iya kak, oh iya kalau kakak yang bawa aku kesini, berati kakak yang ganti kan baju aku ?". Aku baru menyadari pakaian yang ku kenakan bukan milik ku apalagi ukurannya lebih besar dan aku langsung melepaskan pelukannya.
"Memangnya kalau gue yang gantin baju lo masalah banget ya kan lo itu calon istri gue". ucapannya membuat aku kaget dan kak Reno kembali menarik tubuh ku kedalam pelukannya.
Aku tidak menolak menerima pelukannya, aku merasa nyaman di pelukannya dan aku selalu merindukan rasa ini semenjak aku jauh darinya.
"Aaaaaa kakak berati kakak.....". Ucapan ku terhenti.
"Iya gue tau semua kepunyaan lo yang nanti akan jadi milik gue" pelukannya semakin erat.
Aku gak tau harus ngomong apa tapi aku gak sadar kalau muka aku terlihat bodoh sekali "mukanya biasa aja dong" sambil mendekatkan hidung mancungnya ke hidung ku.
Aku masih saja terdiam dan sampai akhirnya kak Reno mendekatkan wajahnya ke arah wajah ku.
Dia mulai mencium kening ku, kelopak mata kiri ku, kemudian ke kelopak mata kanan ku, selanjuynya mencium hidung ku dan dia mencium bibir ku.
Ciuman hangat yang di berikan kak Reno di sambut oleh ku.
Kak Reno melumat bibir bawah ku dan bibir atas ku dengan bergantian dan kami beradu lidah.
Bahkan kami tidak jijik bertukar saliva karena ciuman ini semakin panas, sesekali kak Reno menggigit bibir ku perlahan, memberikan sensasi yang belum pernah aku rasakan.
Sepertinya kepunyaan ku sudah basah sekarang dan darah ku mengalir dengan deras dan jantung ku pun berdetak lebih kencang.
Kak Reno mengiring aku ke kasur yang tak jauh dari tempat kami berdiri.
Tanpa melepaskan ciuman sekarang kak Reno sudah berada di atas tubuh ku dan sekarang kak Reno menciumi leher ku dan ini sangat membuat ku merasa geli sekali.
Ku rasakan ada benjolan yang sudah mengeras ya itu kepunyaan ka Reno dan aku mulai berusaha menghindari kak Reno.
"Kenapa, apakah gue nyakitin lo ?". Ucap kak Reno karena merasa kecewa.
"Enggak cuma itu hemmm Milo kakak bangun". Ucap ku malu.
"Emngmya kenapa, berati gue normal dong kalau titit gue gak bangun berati gue gak normal". Ucapnya masih dalam keadan berbaring.
"Ikhhh kakak pake acara disebutin segala jorok baget sih ikhhh". Ucap ku karena geli.
"Kenapa emang kalau gue bilang titit kan emang namanya itu". Sambil tertawa puas.
"Ikhh kakak aku geli dengarnya". Sekarang kak Reno mengangkat tubuh ku agar berada di atas tubuhnya. "Gimana kerasa gak ?". Sambil menggoyangkan pinghulnya perlahan.
"Aaaa kakak lepasin aku, aku gak mauuuu aaaa". Aku meronta-ronta untuk melepaskan diri tetapi gak bisa "oekkkkk" aku merasa mual dan sekuat tenaga aku beranjak dari tubuh kak Reno untuk ke toilet.
Sesampainya disana aku merasa mual sekali dan muntah-muntah sampai akhirnya kak Reno menghampiri aku "lo kenapa ?". Sambil memeluk ku dari belakang.
"Gak tau kak aku merasa mual sekali dan kepala aku tiba-tiba merasa pusing". Sambil memegang kepala ku.
Kak Reno mencium leher ku dan membalikan tibuh ku yang sekarang berhadapan dengannya "yaudah kita ke dokter aja ya". Tawaran kak Reno.
"Gak usah kak, palingan bentar lagi aku sembuh kok". Ucap ku.
Kak Reno mengecup kening ku kembali "gue gak mau terjadi apa-apa sama lo, lo harus ke dokter". Astagaaa apakah ini mimpi, ternyata kak Reno perhatian sekali.
Aku hanya bisa menganggukan kepala ku dan sekarang kak Reno menarik tangan ku agar mengikutinya.
Kami pergi ke kelinik terdekat yang berada tidak tauh dari apartrmen milik kak Reno.
Sesampainya disana kami menunggu antrian sampai akhirnya tiba giliran kami masuk "selamat siang" sapa dokter ramah.
"Siang dok". Sapa ku dan kak Reno hanya tersenym.
Aku diminta dokter untuk berbaring dan dokter mulai memeriksa ku, aku pun langsung menceritakan keluhan-keluhan ku dan dokter hanya tersenyum.
"Sepertinya ibu harus di tes". Saat mendengar hal itu aku merasa bingung, untuk apa di tes memangnya aku kenapa.
Aku hanya mengikuti perintah dokter, aku diminta buang air kecil untuk melihat hasilnya.
Setelah beberapa lama menunggu akhirnya hasilnya muncul, dokter langsung memberikan senyuman kepada aku dan kak Reno bahkan menyalami kami "selamat bu, pak sebentar lagi kalian akan punya anak karena istri anda sedang hamil" ucap dokter.
Mendengar hal itu aku dan kak Reno saling berpandangn tidak percaya.
" HAMILLLL Enggaakkkkkkkkkkkkkk mungkinnnnnnnn"
***************
Gimana guys certanya hehehe...
Di tunggu ya votmenya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me Please
Romancedia sosok pria yang aku kagumi dan aku cintai sejak aku 3 SMP dan sekarang aku sudah masuk kuliah, bagimana bisa aku beremu lagi dengannya dan dia adalah senior ku dan aku masih tergila-gila kepadanya. dia saja tidak kenal dengan ku apalagi melihat...