Part 16

135 18 5
                                    

Part baru ya readers...maap lama up..🤭

Langsung aja yes, capcus!






TOMATO ORANGE


Itachi meregangkan tubuh sebentar, setelah seharian ini dia terus berkutat di depan layar komputer. Memang bukan gayanya juga harus berlaga seperti orang kantoran. Duduk, mengetik dan mengerjakan tugas yang diberikan, selesai serahkan ke atasan. Iuh, itu bukan gaya Itachi sama sekali.

Dia lebih suka tugas lapangan, terjun langsung ke tempat yang harus dia selidiki. Meski nantinya juga harus buat laporan tertulis, tapi dia selalu menyerahkan tugas itu pada orang lain. Dan sialnya hari ini orang yang biasa dia suruh-suruh ada tugas lain, bertabrakan dengan jadwal lain. Terpaksa Itachi mengerjakan tugas tertulisnya sendiri.

Itachi tersenyum sebentar setelah mengirim beberapa baris laporannya itu pada seseorang. Yah, baru ini yang bisa dia lakukan. Kedepannya dia tidak sabar untuk membeberkan berita lain yang lebih mengejutkan, pada sang adik mengenai identitas pelukis 'the Falls'

Itachi memperhatikan lukisan the Falls' yang terpampang di layar. Dia tidak begitu mengerti soal seni, tapi sekali lihat, lukisan itu seperti menggambarkan keputusasaan yang dibalut dengan goresan tipis cat warna cerah ceria seakan pelukis memberitau jika sisi terdalam seseorang tidak seperti yang orang lihat.

Terlebih lagi, apa yang Gaara beritau kemarin sedikit membuatnya terkejut juga. Seakan-akan, dia, sang adik, dan si pelukis seperti terhubung dalam satu lingkaran. Itachi menutup mulutnya dengan salah satu tangan.

Gaara memang salah satu anak buahnya, yang saat ini menyamar sebagai pekerja salah satu waiter di Mirror  Host Club. Masih dia ingat bagaimana cerita anak itu ketika pertama kali bekerja sana. Karna memang anak kampung, dia sudah pusing duluan dengan banyaknya orang mabuk dan bau alkohol. Terlebih mualnya yang berlebihan setiap mengantar pesanan di kamar khusus TULIP. Jika bukan karna profesionalitas, Itachi yakin Gaara memilih keluar dari tempat itu.

"Jadi, apa yang bisa kulakukan sekarang?" Itachi menatap sekeliling setelah laporannya selesai. Rasa bosan mulai mengganggunya. Beberapa saat Itachi ingat sesuatu. Dia berniat ke Konoha Gakuen setelah laporannya selesai.

***

Naruto menutupi setengah wajahnya dengan lengan kiri. Beradu argumen dengan anak buah ayahnya membuatnya lelah. Jadi Naruto melarikan diri ke atap sekolah, berbaring berpayung sinar terik matahari.

Masa bodoh. Naruto tidak mau tau lagi. Toh dia tidak berada di rumah itu sudah lama. Jadi Naruto sudah tidak peduli. Tapi kenapa, saat Sai mengungkit kejadian lama membuatnya kalut?. Merasa senang dia bilang?. Omong kosong. Naruto yakin bukan hanya itu.

Naruto terkesikap, merasa ada seseorang disampingnya. Benar saja, Sasuke. Hah...ini lagi...Naruto memilih memunggungi sosok itu.

"Kamu...membenciku?"

Naruto membuka mata. Kenapa lagi ini?. Kenapa suaranya seperti akan menangis?.

"Aku minta maaf jika akhir-akhir ini tidak membantumu menjaga Menma."

Naruto masih diam. Sepertinya dia juga berhak tidak menyahut apapun kan?. Sasuke juga jadi salah satu penyebab kekesalannya hari ini.

"Hei, Naruto..."

Naruto masih bergeming. Tiba-tiba saja pipinya terasa dingin menyenangkan, membuatnya segera menoleh kaget.

"Maumu apa sih?!" Naruto yang saat ini tengah jengkel, lelah, bertambah jadi marah gara-gara kelakuan Sasuke yang menganggunya dengan sekaleng kopi dingin.

Tomato OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang