Warning: About Yaoi, menxmen
Cus baca aja...
Tomato Orange
Sasuke membalik halaman dari buku yang dia baca. Kebetulan pr yang akan dikumpulkan besok sudah rampung, dan kini dia berada di masa 'damai'-nya membaca. Sudah buku ke-3 yang saat ini dia buka. Bukan tentang pelajaran, tetapi tentang kemajuan industri dari masa kemasa yang diberi beberapa gambar berwarna menarik seperti buku pengantar tidur anak. Yah, meski sama saja seperti membaca buku pelajaran, tapi Sasuke menganggap jika dia tengah membaca cerita dongeng. Matanya lebih tertarik ke bagian gambar yang disajikan. Rasanya menyenangkan sekali melihat kumpulan warna tu tertangkap indra pengelihatannya.
"Kukira hanya penampilan, tapi ternyata kamu memang nerd ya?"
Sasuke menegakkan tubuh. Dihadapannya kini sudah duduk Sai, dengan beberapa buku yang dia ambil.
"Hanya...hanya ingin menghabiskan waktu saja..."
Sai mendengus. Dia mulai membuka buku pertama lebar-lebar. "Murid yang tidak memiliki teman sepertimu, ternyata bisa tahan ya?. Aku kira kau bakal menyerah." Ucap Sai sarkas, sambil mengingat apa yang menimpa si Uchiha tadi sebelum pelajaran pertama. Sepatunya dilubangi hingga diberi siraman lumpur, lalu tasnya hampir saja tenggelam di kolam ikan. Untungnya Sasuke mengambil tasnya cepat, jadi buku yang dibawanya aman dan tidak kebasahan. Tapi tidak dengan sepatunya. Dia terpaksa membeli lagi karna sepatunya sudah koyak hampir terlepas. Dia juga harus menambah waktunya untuk membersihkan loker sepatunya yang kotor akibat dimasuki banyak lumpur.
Sasuke menunduk sebentar, lalu kembali kearah buku. Beruntung, lokernya berada di bagian paling bawah, jadi dia tidak perlu merasa tidak enak pada murid lain. Terkadang perlakuan bully yang sampai saat ini masih dia rasakan membuatnya habis kesabaran. Dia pernah berpikiran untuk bunuh diri, loncat dari atap sekolah. Tapi sekali lagi, karna kerasionalannya dalam berpikir membuatnya mengurungkan niat. Sasuke jadi sebal kenapa dia tidak terlahir menjadi orang bodoh saja sekalian.
"Dan kau, tampaknya tidak ada bedanya denganku kan?. Jika tidak, seharusnya kamu bersama teman."
Sai melirik tajam. Ujung bibirnya tertarik, menyunggingkan senyum mengejek.
"Memang tidak. Aku tidak seperti dirimu. Aku berniat tidak akan berteman dengan siapapun di sekolah ini. Mereka yang suka sekali membully hanyalah sampah yang pantas diinjak. Tapi selama mereka tidak mengangguku, maka aku pun tidak akan membalas. Membuang-buang energiku saja jika aku memulai."Sai menyatukan kedua tangannya diatas meja, tersenyum pada Sasuke. Sasuke yang tidak menduga akan mendapat respon seperti itu melebarkan mata. "Dan sedangkan kau, memiliki predikat murid terpintar di sekolah pastinya membuat murid lain iri kan?. Apalagi penampilanmu yang memuakkan itu. Kupikir tidak ada salahnya mereka sampai membullymu. Kau pantas mendapatkannya."
Nafas Sasuke mulai sesak. Salah satu tangannya yang berada diatas paha mengerat. Perasaan marah yang hanya bisa dia pendam saat melihat senyuman kemenangan Sai makin membuatnya kesal. Benar, lagi-lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sai-kun!"
Sai dan Sasuke menoleh berbarengan. Seorang guru wanita berjalan mendekat ke meja mereka. Guru itu nampak membawa sesuatu seperti papan. Mulai dipenuhi rasa tertarik, perasaan kesal dan marah Sasuke buyar begitu saja.
"Ini, alat yang harus kamu gunakan untuk lomba nanti." Guru itu meletakkan benda itu, yang ternyata sebuah kanvas disusul beberapa alat lukis lain lengkap. Mata Sasuke melebar tertarik.
![](https://img.wattpad.com/cover/129423524-288-k91878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomato Orange
FanfictionHei! Kau lihat tanganku? Genggamlah.. Lalu ikut denganku Jika bisa bertahan, jangan pernah lepas oke.....?...