Tadinya mau up yang Ano Toki dulu, tapi kalo yang satu itu gak panjang rasanya aneh. Sedangkan Tomato Orange ini udah sejak awal gak panjang2 amat tiap chapter. Semoga dengan up-nya cerita ini, saya bisa memuaskan sedikit rasa penasaran bagi yang nunggu😚
Warning: Yaoi, SasuNaru lover only!!
Tomato Orange
Naruto mengangkat jemuran pakaiannya yang sudah kering macam kerupuk melempem. Ya jelas aja, sudah hampir 3 hari ini dia menghiraukan jemurannya terus bergantung di beranda apartemen efek kelelahan kerja dan mengurus Menma yang akhir-akhir ini tambah rewel menjelang malam.
Untungnya sekarang ada Sasuke yang datang untuk merawat si bocah bayi itu. Dan sekedar info, Naruto juga selama ini berusaha mencari tentang bayi hilang atau apapun yang berhubungan dengan kehilangan bayi di papan informasi kepolisian setempat. Sapa tau aja kan, bayi yang selama ini dia asuh itu hasil dari perilaku penculik psikopat dan malas untuk merawat alhasil jadi dibuang begitu saja. Tapi informasi yang dia butuhkan nihil dan berakhir dengan kepalanya yang tambah pusing karna semalaman memikirkan hal tersebut.
Dia tidak mengerti sampai saat ini apa salah si bayi imut itu, yang kini tengah bermain dengan Sasuke. Si bayi imut yang anehnya mirip wajah Sasuke, tapi si tertuduh sendiri sudah menepis hal itu sejak awal. Masa' sih bukan?. Tanpa sadar Naruto terus menatap wajah Sasuke yang sedang bercanda dengan si bayi sampai terdengar suara tawa malaikat itu menggema di apartemennya yang tidak seberapa.
"Terima gak terima, kamu harus buatkan PR-ku, sebagai hukumanmu karna tidak membantuku menjaga Menma." Putus Naruto sepihak, melanjutkan kegiatannya melipat bajunya dan Menma secepat mungkin. Untung hari ini jadwalnya libur, jadi Naruto bisa malas-malasan setelah kegiatannya ini selesai.
Sasuke menoleh. Saat ini kaca mata bulatnya telah terlepas, menatap sosok Naruto dengan poni panjangnya yang menutupi indra pengelihatan itu.
"Hm, aku mengerti."
Alis Naruto bergerak. Tidak menyangka Sasuke begitu nurut, mau saja disuruh begitu.
"Sifatmu yang masih pengecut, atau kamu yang sadar diri karna salah?"
"Yang kedua."
"Oh ya?,.." Naruto menarik senyum mengejek. "...memang apa yang sudah kamu lakukan hari ini?. Kulihat kamu masih saja diam begitu buku PR-mu dirobek Sakura tadi siang."
Sasuke menelan ludah. Benar. Dia memang tidak membalas apapun soal kejadian tadi siang, dan tidak dia duga secara kebetulan Naruto melihat hal itu.
"Aku hanya tidak mau membuang tenaga yang tidak perlu. Bukannya sekali diladeni kelakuan Sakura akan makin menjadi?. Jadi kupikir, buku dirobek bukan hal besar. Aku tinggal beli lagi, selesai."
Jawaban tenang Sasuke membuat Naruto terdiam sebentar. Oh?, sok-sokan bersikap dewasa heh?. Boleh juga..
"Lalu...kamu bakal terus seperti itu nantinya?. Mungkin Sakura bakal bosan, tapi jika dia sedang moody, bisa saja dia melampiaskan amarahnya padamu secara brutal. Kamu gak mikir sampai situ?"
Sasuke mengelus pipi Menma, tak lama tampak senyuman yang membuat Naruto mengerutkan kedua alis.
"Aku berencana berubah. Pastinya kapan, masih belum tau, tapi pasti akan. Dan untuk sementara, aku akan dalam mode seperti ini. Aku yakin mereka yang selalu bersikap menindas akan menyesal."
"Percaya diri sekali. Mau bertaruh, heh?"
"Boleh. Apa taruhannya?"
Tidak menduga akan mendengar jawaban itu, Naruto hanya bisa terdiam. Karna Naruto tidak mengucapkan apapun, Sasuke mendehem sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomato Orange
FanfictionHei! Kau lihat tanganku? Genggamlah.. Lalu ikut denganku Jika bisa bertahan, jangan pernah lepas oke.....?...